CHANCE - Chapter 36

5.1K 226 0
                                    

Andrew's POV

Aku menurunkan tubuh Jessi yang ku gendong di bahu ku. Maaf jika aku memang harus memaksanya, jika tidak, tentu ia akan berlari dan kembali meninggalkanku.

"Brengsek." Gumam Jessi yang masih dapat aku dengar di pendengaranku. Jessi begitu sexy dengan bikini serta celana dalam yang senada itu.

Jessi memilih duduk menjauh dariku, dapat kulihat wajahnya begitu kesal dan tak jarang ia bergumam hal-hal yang ia kesalkan hari ini.

"Akhirnya aku memiliki waktu berdua denganmu setelah beberapa tahun lamanya tidak berjumpa."

Jessi tak menghiraukanku, lantas aku berjalan mendekatinya, "Jangan coba-coba untuk mendekat!" Jessi menodongkan telapak tangannya tanda aku harus berhenti melangkah. Aku terkekeh pelan karena sikap nya itu, "Kau semakin lucu, Jessi."

"Aku tidak bercanda, Mr. Styles!" Protes nya, aku hanya mengangguk pelan, "Ya, terlihat jelas di wajahmu itu kau sangat serius." Aku bersandar pada tepian kapal sembari masih mengunci pandanganku pada Jessi.

Ah, Tuhan! Kenapa aku baru menyadari jika Jessi begitu cantik? Aku sangat menyesal atas perbuatan ku dulu. Aku begitu menyesal. Bahkan rasa penyesalanku sangat mendalam pada anakku yang seharusnya lahir beberapa beberapa tahun lalu. Dan sialnya, itu hanya dalam mimpiku. Semuanya hancur begitu saja. Walau itu bukanlah disebabkan olehku, namun Jessi keguguran karena dia terlalu stress dan kelelahan. Tentu ia stress karena ulahku yang memintanya untuk menggugurkan bayi itu.

Aku kembali menatapnya setelah beberapa menit yang lalu aku hanya diam membayangkan memori pedih itu kembali terputar dibenakku, "Aku mau meminta maaf padamu. Atas semua kejadian yang dulu pernah aku lakukan padamu, dan tentang ba—"

"Aku tidak mau membahas hal itu, Andrew." Desis nya.

Jessi membuang arah pandang nya ke hamparan laut yang luas, "Aku tau. Hanya saja aku tidak ingin selalu terpuruk dalam penyesalanku selama ini. Cukup sudah kau menghilang dan itu semakin membuat lukaku semakin dalam. Kau membenciku, iya kan?"

"Kau tau aku sebenci apa padamu. Aku sangat membencimu!" Teriaknya tanpa menatapku. Ia masih bersih keras untuk memunggungiku.

"Tolong, Jessi. Berikan aku kesempatan kedua."

Jessi menggeleng kan kepalanya pelan sembari menunduk, "Tidak. Aku tidak ingin berhubungan denganmu lagi." Jawabnya tegas. Tak lama kemudian ia terisak menahan tangis yang tampaknya akan pecah.

Aku mencoba mendejatinya, "Berhenti! Jangan pernah menyentuhku lagi atau aku akan terjun dari kapal ini!" Ancam nya. Aku menghentikan langkahku, "Terjun saja, lagipula kau kan bisa berenang. Tidak ada yang perlu di takuti."

Dia terkekeh pelan, "Aku tidak pandai berenang, Mr. Styles. Kau salah informasi." Seru nya dengan tawa kecil di akhir ucapannya.

"Maka dari itu, jika kau berani mendekat atau menyentuhku, aku tak segan-segan akan terjun ke laut." Dia membalikkan tubuhnya menatapku. Matanya sudah memerah dengan guratan emosi di setiap detail wajahnya.

"Jessi.."

"Apa? Penyesalanmu tidak akan mengembalikan anakku! Jadi tidak ada gunanya!"

Aku mengerang frustasi. Kenapa Jessi begitu keras kepala? Tampaknya Jessi belum bisa menerima masa lalu itu. Ia belum bisa menerima jika anaknya memang telah tiada, "Cukup sudah, Jessi. Anak kita sudah tiada. Apakah kau akan terus menerus mengungkit hal itu? Apa kau tidak kasihan padanya yang sudah tenang di surga?" Tegas ku. Jessi menatapku dengan cengiran mencemooh.

"Kasihan kau bilang? Kau bertanya padaku tentang kasihan? Seharusnya aku yang bertanya hal itu padamu! Kau yang dulu memintaku agar menggugurkan bayi itu, apa kau tidak memiliki sedikit saja rasa kasihan, Mr. Styles?!!"

CHANCE [END] #Wattys2019Where stories live. Discover now