(35) Ahlan Wa Sahlan, Shaliha Alfathunnisa

4.7K 234 0
                                    

Happy reading!!

***


"Ssshhh...sa...kiittt" lirihnya menarik-narik baju sang suami.

"Tenaangg Al, aku selalu doain kamu dan anak kita." Bisik Faisal mengecup kening Aleeta lama.

Dokter berkata sudah waktunya Aleeta melahirkan saat ia sudah pembukaan 9 dan Aleeta sudah dari tadi menangis menahan sakit, lengan dan dada Faisal yang menjadi pelampiasannya.

"Alhamdulillah bayinya perempuan ini, Bu Pak." Kata suster itu

Faisal mengusap peluh diseluruh wajah Aleeta kemudian menciuminya.

"Makasih sayaaang, anak kita perempuan."

"Cantik." Kata itu yang pertama kali diucapkan Aleeta ketika melihat sang buah hati.

"Iyaa kayak kamu."

"Kayak kamu, cuma matanya yang kayak aku."

Aleeta benar, wajah Faisal yang mendominasi wajah putrinya hanya matanya yang mewarisi mata Aleeta.

"Beratnya berapa?" tanya Aleeta.

"3,8 pantesan kamu hamil gede yah. Terus tingginya 51 cm." Jawab Faisal.

"Ummi belum datang?" tanyanya kembali.

Yaaa, keluarga Aleeta memang tidak menemaninya saat hendak melahirkan karena Abinya sedang dinas di perbatasan kota, sedangkan Umminya, Raani dan Zakki sedang berada di Lampung menjenguk Nenek mereka -Ibu Agus- yang tengah sakit. Aleeta dan Faisal sengaja tidak ikut karena kandungannya yang sudah tua takutnya terjadi sesuatu di jalan.

"Belum, Sayang. Lagi di jalan."

Aleeta mengangguk lemah. Sedikit Faisal mendapati wajah kecewanya namun perempuan itu berusaha menutupinya.

"Aku mencintaimu Al. Terimakasih sayang." Faisal menciumi permukaan wajah Aleeta penuh cinta.

***

Sudah 5 jam yang lalu Aleeta melewati jihadnya. Jihad para wanita yang menjadi seorang Ibu. Kini bayinya tengah di gendong Ramzi -Papa Faisal-

Keluarga Aleeta masih belum sampai, mereka tengah berada di kereta Api menuju Palembang.

"Namanya siapa cucu Opa?" Ramzi mengajak cucunya itu berbicara.

Aleeta dan Faisal saling menatap satu sama lain.

"Astagfirullah kita lupa namanya." Faisal menepuk dahinya sedangkan Aleeta terkekeh geli.

"Namanya siapa, Sayang?" tanyanya.

Aleeta nampak berpikir, "Shaliha Alfathunnisa."

"MaaSyaAllah... jadi anak shaliha nan lemah lembut ya, Nak." Faisal mengambil alih bayi gembul itu dari Papanya sebelum Ramzi berpamitan pulang.

"Papa balik kerja Ya Al. Wassalamualaikum,"

"Waalaikumussalam"

"Tapi Sayang, gak ada nama kitanya ya? Kayak Ameera, Ameera Assyfa Baihaqi gitu." Faisal kembali mendekati Aleeta.

"Alfa nya itu nama singkatan kita, Sayang. Alee-Faisal." Jelas Aleeta.

Faisal tersenyum sumringah, ia hendak mendekati wajahnya ke wajah Aleeta namun terhenti karena pintu ruangan dibuka oleh seseorang.

"Assalamualaikum. Aleee ya Allah, Nak. Maafin Ummi, Nak." Baiti berlari menuju bankar Aleeta dan memeluk anak bungsunya itu sambil menangis.
Raani baru masuk bersama Zakki.

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang