(8) Tidak Mungkin

5.8K 308 3
                                    

Sudah direvisi

***

"Rahmat!" Putri--Mama Raani--membatu di tempatnya namun wajahnya sudah memerah dan kedua tangannya terkepal, berani-beraninya pria ini mendatangi rumahnya. Dan lebih parahnya dia mengatakan merindukan dirinya, oh ... apa yang ada diotaknya mengatakan kata rindu macam itu.

PLAKKK!!!

Sebuah tamparan diberikan oleh wanita yang baru menginjak usia 40 tahun minggu lalu. Pria sang pemilik wajah yang baru saja terkena tamparan itu langsung mengeluarkan bentakan, "KURANG AJA SEKALI DIRIMU! TIDAK TERIMAKASIH KAH, AKU SUDAH DATANG KE SINI?!"

"TERIMAKASIH KATAMU? SETELAH SEKIAN LAMA DIRIMU PERGI, KENAPA ANDA KEMBALI HAH?"

Raani yang mendengar suara ribut-ribut di ruang tamu lantas memutuskan pergi ke sana dan apa yang ditangkap matanya membuatnya mampu mengerutkan dahi, seorang pria yang berdiri dihadapan ibunya, siapa? kenapa hidung, mata dan alisnya mirip seperti dirinya?

"Selama bertahun-tahun anda pergi, untuk apa anda kembali hah?" ucap Putri dengan suara rendah kali ini,

"Dimana anakku? di mana kamu sembunyikan dia, Put?"

Deg

Hati Raani seakan ditusuk-tusuk berjuta jarum, apa pria itu adalah ayahnya? ayahnya yang rela meninggalkan dirinya, disaat dia butuh kasih sayangnya, ayahnya yang bahkan tak mengaadzani dirinya saat baru melihat dunia? Dia kembali ... pria itu kembali?

Tidak! Raani tidak bahagia, dia benci! dia benci ayahnya. Tidak ada ayah yang tega berperilaku seperti pria itu pada putrinya.

"PERGI RAHMAT PERGI! JANGAN TANYA ANAKKU! DIA ANAKKU, DIA PUTRIKU!" Putri kembali berteriak. Melihatnya Raani segera menghampiri dan merangkul bahu sang mama dengan mata tajam mengarah pada pria berbewok yang kini tersenyum miring menatapnya.

"Maaf, silakan anda pergi dari sini," ketus Raani.

"Apakah kau putriku? hay sayang, ini Papa."

Raani berdecih memutar kedua matanya, "Apa bapak tidak malu memperkenalkan diri bapak sebagai papa saya? apakah ada seorang suami yang rela meninggalkan istrinya yang sedang berjuang melahirkan anak kalian? apa ada seorang ayah yang pergi meninggalkan anaknya di saat sang anak baru melihat dunia? dan jawabannya ternyata ada ... dan anda orangnya!" air mata sudah membasahi kedua pipinya.

"Silakan bapak pergi dari sini. Karena sampai kapanpun saya tidak ingin menganggap bapak sebagai papa saya. Papa saya sudah mati sejak dia meninggalkan kami berdua."

Raani sudah tak tahan lagi untuk tidak terisak di sana, dia merasa mulutnya sangat lancang dan kurang ajar sekali, tapi emosinya tak bisa dia tahan. Berhadapan dengan seorang yang jahat seperti pria ini tak bisa membuatnya mengontrol emosi.

Setelah lama berdiam, pria bernama Rahmat itu membuka mulutnya, "Kau ajarkan apa pada dia Putri? kenapa mulutnya kurang ajar sekali!"

"Banyak! Mama banyak mengajarkanku banyak hal. Dan anda, apa yang sudah anda beri pada saya? kasih sayang pun tak pernah saya dapatkan."

Tangan Rahmat sudah terkepal hendak menampar namun dia urungkan dan memilih berbalik meninggalkan mereka namun sebelumnya dia mengatakan sesuatu yang mampu membuat Raani semakin terisak.

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang