(4) Masa Lalu Aleeta

6.9K 396 0
                                    

Sudah direvisi

Assalamualaikum warrahmatullahhi Wabarrakatuh...
Alhamdulillah masih bertemu di bulan Ramadan tahun ini:)
Sok atuh dibaca cerita ini hehe, semoga sukakk...

***

Jika sudah pulang sekolah seperti ini, Aleeta merasa kesepian sendiri, pasalnya kedua orangtuanya kerja dan sang kakak saat ini sedang berada di kampus untuk bimbingan.

Raani

Aha! Tiba-tiba dia teringat sahabatnya itu, mungkin dia ke rumah Raani saja. Pasti di sana ada sepupu Raani--Adel--setidaknya mereka bisa bercerita, menonton atau bahkan bisa nge-mall bareng. Baiklah, Aleeta bergegas ke kamarnya dan mengirimi Raani pesan.

Aku ke rumah ya?--

Iyaa Al kesini aja

Aleeta segera mengambil jilbab instan di lemari lalu segera keluar dari kamar dan menuruni tangga setelah sampai di undakan anak tangga terakhir, wajahnya murung. Dia baru ingat jika motor dipakai Zakki, bagaimana bisa dia ke rumah Raani kalau seperti ini.

"Ah, terus aku pake apa," gumamnya bermonolog.

Di garasi hanya ada satu mobil terparkir, mana bisa dia mengendarai kendaraan roda empat itu. Matanya beralih menatap sepeda yang terparkir di sudut lalu senyuman bahagia tercetak di sana.

"Tapi kalau lama-lama ngedayuh, kakiku bakal sakit," pikirnya saat dia sudah menyentuh benda itu, "Ah sudah la gakpapa, 'kan udah lama gak naik sepeda!" serunya dan nekat menggunakan sepeda tersebut.

***

Di perjalanan dekat perumahan Gandaria, Adimas melihat Aleeta yang tengah mendayuh sepeda dengan pelan, Adimas heran kenapa wajah gadis itu terlihat pucat, tak berpikir lama ia keluar dari mobil untuk menghampirinya

"Mas mau kemana?" teriak Efa--sang kakak--Adimas menjawab dengan tangan yang menunjuk pada seorang gadis yang sedang turun dari sepedanya

"Aleeta!" teriaknya sambil berjalan mendekat.

Aleeta menoleh dengan wajah pucat menahan sakit pada kakinya, namun dia berusaha mengukir senyum, "Adimas?" tanyanya pada diri sendiri.

Saat Adimas sudah berada di dekatnya lak-laki berwajah manis itu bertanya bahwa dirinya hendak pergi ke mana dengan wajah pucat seperti ini dan dia hanya menjawab santai.

"Kamu ngapain disini?" Dan dirinya malah bertanya balik, pasalnya dia heran kenapa Adimas bisa ada di sini.

"Aku mau mengantarkan titipan mamaku ke Panti Ananda di sana," jawabnya sembari menunjuk ke arah Panti Ananda
"Kamu mau kemana?" tanya Adimas kembali.

"Ke rumah Raani," jawabnya, "Yaudah Mas aku kerumah Raani duluan ya, cepet gih kamu anterin titipan mamamu, ntar telat," katanya sembari menahan rasa perih yang semakin terasa.

Adimas merasa heran namun ia tak bisa berbuat apa-apa jika orangnya pun memintanya untuk pergi. Baru saja dia berbalik namun suara sepeda jatuh bersamaan Aleeta yang terduduk di rerumputan membutnya mendekat dengan cepat.

"Aaww ... kakiku sakit banget," lirih Aleeta yang sudah berkaca-kaca sambil memegangi kakinya yang terbalut kaos kaki bermotif bunga-bunga itu

"Ya Allah, kamu kenapa sih, Al?" Adimas sangat khawatir, ditambah Aleeta berkali-kaki meringis kesakitan, dia ingin menolong tapi haruskah dia menyentuh gadis ini.

"Adimas dia kenapa?" tanya Efa yang baru saja mendekat. Adimas menjawab tidak tahu dengan nada teramat khawatir.

"Kakiku sakit banget ...." Aleeta kembali meringis dan menangis.

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang