(19) Apakah ini Mimpi

5.7K 333 0
                                    


Sudah direvisi

***

Seminggu ini Zakki tak henti-hentinya bermunajat pada-Nya, memohon kemudahan dan kelancaran dari-Nya.

Hatinya sudah semakin mantap dan yakin untuk mengkhitbah Raani. Mungkin semua ini adalah jawaban istikharahnya, tidak ada keraguan saat dia mengatakan pada kedua orang tuanya jika dirinya siap mengkhitbah gadis itu.

Tentu saja orang tuanya bahagia mendengar keputusan sang anak bujang. Mereka juga melaksanakan sholat istikharah, memohon petunjuk-Nya.

Dan siang ini mereka sudah siap bertandang ke rumah Raani. Menyampaikan niat baiknya, persoalan jawaban tak Zakki pusingkan, dia serahkan semua pada-Nya.

Aleeta yang baru saja turun segera berjalan mendekati keluarganya. Dia telah cantik dengan balutan dress panjang yang dipadukan dengan khimar segiempat berwarna senada.

Sebelum Aleeta sampai, Agus sudah berdiri memberi kode pada Zakki untuk mengikutinya. Gadis itu sempat bertanya hendak ke mana abi dan kakaknya pada sang ummi dan umminya menjawab, "Mungkin ada suatu hal yang akan abi bicarakan pada kakakmu." Aleeta hanya mengangguk dan duduk tepat di samping Baiti.

"Kenapa, Bi?" tanya Zakki penasaran saat mereka sudah berada di halaman belakang. Dilihatnya sang abi tersenyum dan menepuk bahunya kemudian berkata, "Alhamdulillah bukti paling kuat sudah berada di tangan kita."

Dahi milik laki-laki berusia 23 tahun itu mengerut mendengar pernyataan abinya namun segera tersadar saat mengingat suatu hal yang tengah mereka selidiki. "Alhamdulillah, Bi."

"Abi juga sudah tahu nomor plat mobilnya. Nanti kamu tinggal cari tahu kebenarannya ya." Zakki mengangguk mantap.

***

Melamun, itulah yang sedang dilakukan oleh gadis dengan balutan gamis hitam berbahan jersey yang berpadu jilbab instan panjangnya, dia memikirkan tentang mimpi yang terjadi beberapa malam terakhir. Ada apa dengan dirinya? bahkan dimimpi tersebut mereka seperti sepasang kekasih.

"Astagfirullah ... mungkin karena aku lupa baca doa kali ya."

"Kenapa harus bermimpi seperti itu! apalagi ... yang kumimpikan itu, Kak Zakki."

"Astagfirullah Raani ...." Sebuah suara mengejutkan Raani dari pikirannya, dia memegang dadanya dan membuang napas. "Ya allah mbak, rasa mau copot jantungku."

"Kamu sih, gosong ni ikannya." Mata Raani melebar, merasa dia salah karena terbuai dalam lamunannya padahal tengah menggoreng ikan.

"Ya allah, maaf-maaf. Aku ngelamun mbak he he he," kata Raani cengengesan. Adel berdecak dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Selesai memasak dan sholat zuhur berjamaah. Mereka bersama-sama menikmati makan siang yang sudah terhidang sebelum mereka pergi sholat. Makan siang dengan menu ikan goreng lele crispy, sayur sop dan sambal terasi---sederhana namun sangat nikmat---menjadi santapan siang kali ini. Mereka makan dengan khidmat sebelum bel berbunyi.

Ting nong

Adel yang baru saja menyelesaikan makannya segera mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melangkah membukakan pintu.

"Assalamualaikum mbak adel." Sayup-sayup suara dari seorang yang amat Raani kenali terdengar. Aleeta? ada apa dia kemari? batinnya.

Baru saja Raani hendak membuka mulut namun urung karena Adel sudah mendekati mereka dan mengatakan jika di ruang tamu sudah ada Aleeta dan keluarganya.

Keluarganya?

Aleeta dan keluarganya?

Untuk apa?

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang