(27) Faisal?

4.1K 257 4
                                    

Sudah direvisi

Raani memutar knop pintu kamar Aleeta, dilihatnya sang sahabat yang baru saja menyelesaikan kewajibannya. Aleeta tengah melipat mukenah dan sajadahnya di atas nakas.

"Al?"

Perempuan itu menyungging senyum kecil pada Raani.

"Makan dulu yok, aku bawa sup sama tahu sambal, kesukaan kamu kan?"

"Kamu gak perlu repot ngurus aku, Ran." ujar Aleeta menatap Raani intens.

Raani menggeleng, "Gak, biarin repot yang penting kamu bisa makan."

"Aku makan, Faisal di sana gak makan."

Raani membuang nafas pelan, selalu saja kata itu yang Aleeta ucapkan ketika dirinya membujuk untuk makan.

Tring!

Bunyi handphone Aleeta terdengar. Keduanya melirik benda pintar itu yang berada di samping Raani berdiri.

"Ada email, Al." Raani memberikan handphone Aleeta padanya.

From: Nay.sila31@gmail.com

"Teh Al, bisa gak ke rumah sore ini? Aku mau minta ajarin cara ngafal ayat Al-Baqarah 155 bernada kayak Teteh. Ya Teh, pliiss?"

"Siapa Al?"

"Naysila adiknya Habibi." jawab Aleeta malas menyebut nama laki-laki itu.

"Paling disuruh Habibi, Al." kata Raani beropini.

Aleeta mengetikkan balasannya.

To: Nay.sila31@gmail.com

"Ada Habibi di rumah?"

Tring!

From: Nay.sila31@gmail.com

"Bang Habibi lagi gak ada di rumah jam 2 sampai jam 4, Teh. Jadi Teteh ke sininya jam segitu aja. Nay tahu kok Teteh gak sreg sama Bang Habibi.

Aleeta menatap ke arah Raani membuat perempuan itu mengangkat alisnya bertanya 'kenapa'

"Apa kita harus ke sana?" tanya Aleeta.

Raani diam sejenak setelahnya mengangguk kecil dan mereka bersiap untuk pergi menemui Naysila.

***


"Saya ingin kalian berdua mengikuti kemanapun putri saya pergi."

"Baik Pak, kami akan laksanakan perintah bapak."

Agus mengangguk mantap, ia berfirasat jika orang yang menculik Faisal ada hubungannya dengan putri kesayangannya -Aleeta-

"Abi akan kembalikan Faisal, Nak," janjinya

"Komandan apa kita ke kantor sekarang?"

"Ya."

***

Kini Aleeta dan Raani sudah berada di depan pintu pagar rumah Naysila a.k.a Habibi. Mereka menekan bel yang berada di sudut pagar besi itu. Tanpa mereka ketahui dua pasang mata mengawasi mereka dari dalam mobil.

Naysila nampak keluar dari rumah seraua berlari kecil.

"Alhamdulillah Teteh mau datang," ucapnya sembari membuka pagar.

Aleeta dan Raani masuk ke dalam.

Naysila mempersilakan Aleeta dan Raani duduk di ruang keluarga, rumah ini memang nampak sepi sepertinya memang tidak ada orang selain Naysila sendirian.

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang