(21) Menerimamu

5.6K 327 7
                                    

Sudah direvisi

Jangan lupa vote dan komen ya meski ceritanya udah selesai, biar rameeee!!

***

Dengan permohonan Aleeta, Faisal akhirnya menuruti gadis itu untuk menyelesaikan permasalahan mereka di balkon. Mereka sudah duduk di kursi, saling berhadapan dan sebuah meja berada diantara keduanya.

"Jelasin maksudmu tadi?" pinta Aleeta.

Faisal mendengus kasar, mengarahkan pandangan ke samping, berpaling dari tatapan yang Aleeta berikan padanya. "Lo cinta sama kating lo itu 'kan." Itu sebuah pernyataan bukan pertanyaan, penyataan yang Aleeta yakini hanya sebuah opini dari laki-laki itu.

"Jangan sembarangan deh, tau apa kamu hubungan aku sama dia? bahkan aku enggak wellcome ke dia," balas Aleeta sengit.

"Oke! mungkin gue salah tadi. Tapi gue yakin kali ini benar ...." Berhenti sejenak dan matanya berpindah menatap Aleeta yang juga membalas memandangnya. "lo cinta sama Adimas 'kan? dan fyi aja dia juga cinta sama lo. Dia udah niat kok ngelamar lo. Jadi, gue enggak bisa apa-apa. Udahlah, mending kita anggap enggak ada yang terjadi sebelumnya. Lo bisa sama Adimas."

Aleeta tertegun, menelan salivanya dan bingung apa yang harus dia jawab. Mendengar fakta bahwa Adimas berniat melamar dirinya, seharusnya membuat hatinya berbunga-bunga tapi hatinya berdetak normal, tidak berdegup kencang seperti Faisal mengkhitbah kedua kalinya di rumah sakit beberapa minggu yang lalu.

"Selesai 'kan? gue balik, bye." Faisal berdiri dari duduknya, memindai gadis itu sejenak. Gadis yang mulai perlahan masuk ke hatinya.

"Kamu mau pergi begitu aja? tanpa tahu apa jawabanku?" Faisal berhenti melangkah dan mematung di ambang pintu.

Aleeta berdiri, membalik badannya dan berjalan mendekati Faisal. "Yang kamu katakan benar, aku mencintai dia, tapi dulu ... sebelum kamu datang mengkhitbahku," ucap Aleeta, "jujur aku sakit saat dirimu berkata seperti tadi, seolah kamu memang ingin aku bersama Adimas. Apa kamu masih terpaksa mengkhitbahku? hanya karena Pak Ramzi? kamu enggak bersedia membuka hatimu untukku?"

Faisal menelan saliva lalu perlahan memutar badannya, menatap Aleeta yang tengah menghapus air matanya. Dia tidak menyangka jika gadis itu menangis, karena dirinya kah?

"Seperti yang kubilang sebelumnya, Al. Khitbahku yang kedua itu tulus dari hati bahkan papaku enggak tahu mengenai hal itu. Apa menurutmu aku belum membuka hati untukmu? kamu sudah masuk ke dalam hatiku sejak dulu, sejak kamu menolak khitbahku yang pertama."

"Lalu kenapa kamu mau aku sama Adimas?" seloroh Aleeta.

"Aku hanya ingin kamu bersama dia yang kamu cintai. Aku enggak mau kamu terpaksa menerimaku."

"Bodoh! kemana Faisal yang pantang menyerah dulu?" Aleeta bersungut sebal.

Faisal hanya tersenyum miris. Faisal yang dulu? mungkin sudah melipir ke belahan bumi yang lain.

"Kamu enggak mau dengar jawabanku?"

"Enggak. Aku enggak mau buat hatiku sakit."

Aleeta melipat tangannya di depan dada sembari mengumpat pelan.

Faisal melirik fossil di pergelangan tangannya dan mengatakan, "udah telat. Gue cabut." Mata Aleeta melebar seketika, geram rasanya pada laki-laki ini.

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang