(15) Persahabatan lebih penting

5K 315 2
                                    

Sudah direvisi

Akhirnya bisa lanjuutt:D
Happy Reading guys!!!

***


"ALEE!!!" teriak Agus dari lantai bawah, dia berjalan mondar-mandir membuat Baiti---sang istri---yang baru saja keluar dari arah dapur menatap aneh.

"Abi kenapa teriak-teriak seperti itu?" tanyanya lembut.

Zakki yang baru saja datang dari arah garasi terlonjak karena abinya memberikan titah dengan suara keras nan tegas. "Zakki! bawa adikmu kemari." Lalu dia langsung berlari menaiki tangga.

Agus mengambil posisi duduk di sofa dan menarik napas dalam. Baiti langsung pergi ke dapur untuk membawakan segelas air pada suaminya itu.

"Dek ... Alee?" Zakki mengetuk pintu kamar sang adik, merasa tak terkunci perlahan dia membukanya dan masuk ke dalam. Matanya memindai sosok Aleeta yang sedang duduk di tepi kasur seraya menunduk dan sepertinya sedang terisak lantas Zakki mendekat dan duduk di sampingnya.

Merangkul bahunya dan bertanya,  "Kenapa?" Aleeta bergeming. "cerita, Dek," pinta Zakki dengan suara halus seraya mengusap-usap bahunya.

Akhirnya Aleeta mengangkat kepalanya dan memandang sang kakak dengan wajah basah kemudian memeluknya dan kembali menangis.

"Kak aku enggak kuat dengan cobaan ini."

"Cobaan apa yang kamu maksud, Dek?" tanya Zakki kebingungan, tangannya terus mengusap rambut sang adik dengan penuh kasih sayang.

"Aku menolak khitbah Faisal, Kak," ungkap Aleeta, "karena aku enggak mau kehilangan Raani."

Zakki melepaskan tangan Aleeta yang melingkar di tubuhnya, menggenggam tangan sang adik seraya menatapnya intens. "Maksudmu? apa hubungannya menolak khitbah Faisal dengan kehilangan Raani?" tanyanya bingung.

Aleeta menahan tangisnya lalu dia menceritakan semua yang terjadi padanya. Zakki hanya bisa diam mendengarkan semua cerita Aleeta.

"ALEE!"" Terdengar teriakan sang Abi begitu tinggi dan tegas dari lantai bawah membuat mereka terlonjak dan Zakki langsung menarik tangan Aleeta menuju lantai bawah.

Saat sosok mereka sudah berada di bawah, tanpa babibu lagi Agus langsung menitahkan agar Aleeta berdiri dihadapan mereka.

"Jelaskan!" titahnya dengan tegas.

"Menjelaskan apa, Bi?" tanya Aleeta dengan suara pelan.

"Jangan pura-pura tidak tahu Alee!" Tatapan mata abinya membuat Aleeta amat takut, dia menunduk dengan tangan saling bertaut, keringat dingin pun dengan cepat membasahi tubuhnya.

"Maafkan Alee," katanya mulai bersuara, "Alee tidak bisa menerima Faisal karena Alee tidak suka dengannya," dustanya. Kenapa berdusta? karena dia mulai menyukai laki-laki itu meski belum sampai cinta. Dia menyukai perubahan Faisal yang lebih taat pada agama.

"Apa yang tidak kamu sukai? dia laki-laki yang baik agamanya, bukankah kalian juga sudah akrab," sanggah Agus cepat membuat Aleeta mengigit bibir bawanya.

"Kamu kenapa menolaknya sayang?" Giliran sang ummi yang bertanya dengan nada selembut mungkin.

"Ummi ... Alee hanya ingin menikah dengan laki-laki yang Alee cinta dan Alee menginginkan pernikahan yang harmonis bukan pernikahan paksaan tanpa cinta," jelasnya lirih, suaranya bergetar matanya menatap sang ummi dengan tatapan butuh belaskasihan.

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang