(34) Akhirnya

Mulai dari awal
                                    

"Alhamdulillah ana bi khoir."

"Ada apa Al kamu minta aku kesini?"

"Diminum dulu, Mas. Aku udah pesan daritadi." Aleeta menyodorkan es capuccino yang telah ia pesan.

Adimas tersenyum dan segera menyeruput minuman dihadapannya.

Aleeta menghembuskan nafasnya, "Apakah kamu udah ada calon, Mas?"

Adimas menautkan kedua alisnya lalu menggeleng seraya tersenyum.

"Kenapa? Seorang Pak Polisi gak ada yang naksir? Rasanya gak mungkin deh." Kekeh Aleeta

"Karena..."

"Karena apa?" tanya Aleeta kembali

"Aku masih menunggu kamu, Al. Aku mencintaimu." aku Adimas akhirnya.

Aleeta menarik nafas lelah, "Apakah kamu sadar kalau perasaan kamu itu salah Adimas? Kamu tahu perempuan yang kamu cintai ini sudah bersuami bahkan aku akan menjadi seorang ibu. Cintamu itu salah Adimas... jangan menungguku, lupakanlah cinta itu." Aleeta tak ingin berlama-lama basa-basi

"Aku tahu Al... tapi aku gak bisa untuk tidak-"

"Kamu bisa!" Potong Aleeta cepat, "Kita gak berjodoh Adimas dan kamu harus memperjuangkan jodoh kamu disana, kamu minta dia pada Allah."

"Tinggalkan cinta itu karena Allah, Mas maka Allah akan ganti cinta kamu kepada orang yang terbaik."

Adimas menunduk berkaca-kaca.

Sungguh Aleeta tak tega sebenarnya tapi ia harus mengatakannya langsung, ia tidak ingin Adimas mencintainya, laki-laki itu berhak bahagia dengan cintanya pada seseorang wanita yang kelak menjadi pendampingnya.

"Ini permintaan terakhir aku padamu Adimas, aku mohon akhiri cinta itu. Lupakan aku, berhenti mencintaiku. Kamu berhak untuk bahagia bersama jodohmu." Kata Aleeta tegas.

Adimas menunduk dengan diam.

"Aku mohon Adimas. Aku ingin kamu bahagia."

"Aku permisi, Wassalamualaikum" Aleeta melangkah meninggalkan laki-laki itu, air matanya mengalir namun segera ia tepis.

****

Setelah kejadian sebulan lalu ketika Aleeta yang meminta Adimas mengakhiri cintanya itu kini kabar bahagia terdengar ditelinga Aleeta bahwa laki-laki itu hendak menikah dengan seorang polwan tempatnya bertugas, sungguh... bahagianya Aleeta mendengar kabar itu meskipun yang ia dengar perempuan polwan itu yang melamar Adimas. Namun, tekad dan niat baik perempuan itu tak sia-sia buktinya undangan yang kini berada digenggaman Aleeta itu yang bertuliskan nama kedua mempelai 'Adimas & Liza', seminggu lagi berlangsung.

Aleeta juga kagum dengan perempuan bernama Liza itu meskipun ia belum bertemu dengannya tapi Aleeta yakin perempuan itu bukan seperti perempuan biasanya, ia seperti Ibunda Khadijah yang berani menyatakan cintanya terlebih dahulu pada Nabi Muhammad. MaaSyaAllah decak kagum Aleeta.

Ponsel yang berada dinakas berdering, Aleeta segera meraihnya dan terpampang jelas nama siapa yang meneleponnya

Raani's Calling

Yaa saat ini Raani berada di rumah Mamanya bersama Zakki karena Mama Raani yang meminta mereka tinggal di sana berapa bulan alih-alih kesepian tinggal sendirian sejak Raani menikah.

"Assalamualaikum Ran? Ada apa?" tanyanya.

"Waalaikumussalam, Al udah nerima kabar Adimas?"

Aleeta tersenyum, "Alhamdulillah undangannya ini ditangan."

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang