"Udah ah, modus mulu! Bilang aja kangen minta peluk!" Celutuk Jason menahan tawanya.

Tiba-tiba Deeva langsung menegakkan tubuhnya kembali.
"Lo kali yang kangen sama gue. Gue sih enggak ya!" Ucap Deeva dengan nada merajuk.

"Iya gue kangen."

"Udah ah, gak usah gitu mukanya. Baru aja ketemu masa langsung marahan," lanjut Jason.

"Iya deh gak jadi aku marahnya," jawab Deeva memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Aku seneng banget bisa sembuh. Makasih ya," ucap Deeva dengan tatapan lurus ke depan.

"Makasih untuk?" tanya Jason.

"Udah mau nungguin aku," jawab Deeva.

Jason tersenyum tipis.

Mereka berdua tiba-tiba terhanyut dengan pikiran mereka masing-masing. Entah apa yang ada di benak mereka saat ini.

Deeva menoleh sekilas lalu kembali berkata.
"Jason."

"Kamu pernah bilang ke aku. Kalau resiko menunggu itu adalah kehilangan," lanjut Deeva.

"Iya, kenapa?" tanya Jason tidak mengerti.

Deeva diam sesaat.
"Kamu benar."

"Maksudnya?" Tanya Jason heran.

Jason semakin di tambah bingung saat tiba-tiba seorang laki-laki berdiri di hadapannya lalu menarik Deeva untuk berdiri.

Jason langsung ikut berdiri berniat menarik Deeva menjauhi laki-laki yang tak dikenalnya sama sekali. Tetapi Deeva menolaknya.

Jason menatap Deeva tidak percaya.
"Maksud kamu apa?"

Deeva terlihat tersenyum kecut.
"Aku sama dia sekarang, Jason." Debaran jantung Jason sudah tak beraturan saat mendengar perkataan Deeva sekaligus melihat Deeva yang merangkul tangan laki-laki itu, di hadapannya.

"Ck! Lo bercanda. Ayo pulang," ucap Jason hendak menarik Deeva, tetapi lagi dan lagi Deeva menolaknya.

"Aku serius. Aku udah sama dia sekarang. Dan kamu cuma masa lalu aku."

Perkataan itu sangat menohok hati Jason. Jantungnya seolah berhenti berdetak sekarang juga.

"Maaf," ucap Deeva lalu berjalan pergi bersama laki-laki yang ia rangkul itu meninggalkan Jason sendiri dengan perasaan hancur.

"DEEVA!" teriak Jason dengan mata yang mulai memanas.

Jason menatap sendu perempuan itu yang semakin lama semakin menjauh. Ia tak henti-hentinya memanggil nama perempuan itu. Jason semakin sakit saat melihat perempuan itu menghadap kebelakang lalu tersenyum manis kepadanya seolah memberi tanda perpiasahan.

Dan setelah itu semuanya menjadi hitam.

"DEEVA!" teriak Jason sambil terduduk dengan wajah yang berkeringat.

Laki-laki itu tampak bernapas tidak beraturan. Detak jantungnya masih berdetak sangat cepat.

Ia melirik jam yang baru menunjukan pukul satu pagi.

Matanya kembali memanas saat mengingat kembali mimpi itu. Tapi ia menahannya, ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak lagi bersedih atas kepergian Deeva yang entah kapan akan kembali kepadanya.

Tetapi ia tak tahu, mimpi itu sangat terasa nyata.

Suaranya, tatapannya, tawanya, senyumannya. Sungguh ia sangat merindukan itu.

Entah kapan ia akan kembali merasakan itu kembali.

● ● THE END ● ●

HIHI, AKU BAIK BANGET KEMBALIIN DEEVA. SENENG KAN!

Udah udah gak perlu protes. Karena.....
JENG JENG JENG!!!!!!

Ritirarsi Per Amore 2
bakal aku publish sebentar lagi! Hoho!
Seneng kan? pasti dong! :v

Oke tunggu aja ya! Nnti aku kabarin lagi.

SEE U GUYS!

eliciaaprilia

Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]Where stories live. Discover now