6

911 98 6
                                    

Berjalan tanpa arah itu sangat menyedihkan. tetapi berjalan dengan orang salah itu lebih menyedihkan.

---

"Bu Sarah masih sakit, gak ada tugas," ucap Teo ketua kelas 11 ipa1 sambil berjalan masuk ke kelas.

"Asikkk!"

"Yuhuuu!"

"Bebas euy!"

"Akhirnya!"

Begitulah sorak sorai siswa siswi ketika mendengar informasi dari Teo.

Lain halnya dengan keempat siswa siswi ini mereka asik dengan urusan mereka sendiri.

Ya...,

Deeva asik menggambar sambil mendengar kan lagu menggunakan earphone miliknya.

Vanya mencoret coret tidak jelas dengan kepala bertumpu di tangannya.

David memainkan pulpennya yang ia taruh diantara hidung dan bibirnya.

Dan daffa? Ia asik sendiri bermain dengan ponselnya.

"Emm Dev!" Panggil Daffa dari belakang.

Deeva memang mendengar kalau Daffa memanggilnya, cuma ia  tidak menghiraukannya.

"Dev lo marah ya?" lanjutnya.

Masih sama, tidak ada jawaban dari Deeva.

Seketika ide konyol muncul di benaknya Daffa.

"Dav!" panggil Daffa kepada David.

"Hm? yahh jatuh kan pulpennya, ya elo sih ngajak gue ngomongg!" Protes David.

"Yaelah gak penting yang begituan,  lo mau bantu gue gak?"

"Apaan?"

"Lo bilang ke Vanya tukaran tempat duduk bentar sama gue, gue mau ngomong sama Deeva bentar, tapi pelan pelan, jangan smpe Deeva tau," ucap Daffa berbisik.

"Oke deh," jawab David.

"Van," panggil David dari belakang.

Vanya menoleh.
"Apaa?"

"Lo mau gak tukaran tempat duduk bentar sama si Daffa, Daffa mau ngomong bentar sama Deeva," ucap David dengan  berbisik.

"Em yaudah deh, tapi bentaran ya!" ucap Vanya dengan tatapan horor.

"Iya!" Jawab Daffa memotong pembicaraan antara David dan Vanya.

Daffa dan Banya pun bertukar tempat duduk dan sekarang Daffa sudah berada di samping Deeva.

Daffa melihat Deeva dengan kepala yang bertumpu dengan tangannya.

Deeva masih tidak sadar akan siapa yang di sebelahnya sekarang.

"Kok gue kek kenal ya bau parfum ini?" batin Deeva bertanya.

Deeva yang merasa dilihat oleh seseorang yang disampingnya pun langsung menghadap ke samping.

"Van, lo ngapa sih liat gu-"

"Apa?" Tanya Daffa dengan senyum konyolnya.

"Lah lo ngapain disini. Vanya manaa?!" Tanya Deeva balik.

"Gue disinii cuy!" jawab Vanya dari belakang.

"Lah lo ngapain pindah?!" tanya Deeva.

"Gue yang suruh," jawab Daffa.

Deeva hanya menhembuskan napasnya gusar.

Deeva masih marah dengan makhluk yang ada disampingnya sekarang. Tetapi makhluk itu malah gencar untuk meminta maaf. Sungguh menyebalkan.

Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang