Prolog

3.3K 155 75
                                    

Terkadang apa yang kita minta bertolak belakang dengan apa yang kita terima. setiap orang punya kebahagiaan, tetapi terkadang Tuhan memberikan pintu kebahagiaan kita, setelah beribu-ribu masalah.

Pertemuan, suatu peristiwa indah yang tercipta oleh takdir dan waktu. Peristiwa dimana aku, mengenal yang namanya, indahnya sebuah cinta.

Cinta?
Sesuatu yang bodoh.
Hanya memiliki perasaan tanpa logika.
Ingin terbang tanpa ingin terjatuh.
Ingin bahagia tanpa ada sebuah sakitnya perjuangan.
Ingin kisah tanpa akhiran.

Takdir.
Aku benci takdir.
Dia yang mempertemukan,
Dan dia yang memisahkan.
Dia yang memulai,
Dan dia juga yang mengakhiri.

Waktu,
Dia yang menyadarkanku bahwa, setiap detik dalam pertemuan sangat penting. Setiap detik dia tersenyum sangat mengenangkan, setiap detik dia tertawa sangat indah, dan setiap detik dia menatapku dengan sebuah cinta disana, akan selalu terkenang di ingatanku.

Karna waktu tidak akan selalu berbaik hati. Ia hanya mengijinkan seseorang bahagia dalam waktu singkat, lalu kembali memberikan kesedihan yang besar.

Perpisahan...
Itu yang aku rasakan. Dimana setiap tetes air mataku, hanya menyerukan namanya, yang pergi meninggalkanku.
Penyesalan yang luar biasa, dimana aku ingin berkata cinta, tetapi harus melepaskan.
Dimana aku ingin tersenyum dengan lambaian tangan, berubah menjadi isakan dengan air mata.
Dimana semua akan berakhir, tanpa adanya pertemuan kembali.

Tetapi...
Semua akhir selalu bahagia.
Jika dirimu belum mendapatkan akhir yang bahagia, maka carilah.

Aku tidak membicarakan sebuah akhir, karena yang terpenting adalah  sebuah proses.

Jika kamu ingin mencari suatu akhir yang bahagia, kamu harus terlebih dahulu menjalani proses.

Ingat, proses bisa merubah akhir yang seharusnya bahagia.

Ini kisahku,
Kisah yang di permainkan oleh takdir dan waktu. Dimana ada pertemuan, cinta, dan perpisahan.

Dan proses...
Yang selalu merubah alurku.

● ● ●

Nama gue Deeva, Deeva Anancia. Gue sekolah di SMA harapan bangsa.

Gue punya teman namanya Vanya, Vanya Clara. Dia cantik, baik, badannya mungil gak seperti gue yang orang bilang tinggi. Dia satu-satunya orang yang pemikirannya sama dengan gue.

Ada Daffa, Daffa Fernando. Orang yang ganteng, tinggi, humoris diwaktu tertentu, dingin di waktu tertentu. Dia tetangga gue, dia juga sahabat gue dari kecil. Tapi gue ada rasa yang melebihi sorang sahabat. ya, gue suka sama dia. dan itu awal dari kehancuran kisah cinta gue.

---

Deeva memandang kesal tumpukan buku yang ada di hadapannya. Gurunya memberi tugas yang sangat banyak sehingga di jam istirahat seperti ini harus ia gunakan untuk mengerjakan tugas itu.

"Van kantin yuk! Males gue kerjakannya," ucap Deeva ke teman sebangkunya, Vanya.

Vanya menoleh dengan tatapan datar.
"Dari tadi gue ajak lo gak mau. Ayo gue laper," jawab vanya sambil terkekeh kecil.

Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang