46

514 53 202
                                    

Kelemahan terbesarku adalah kamu. Jika mereka tahu, itu akan menjadi ketakutan terbesarku ~kehilanganmu.

-Jason Argya

---

Flashback on.

Iqbal melangkahkan kakinya memasuki kafe Strawchurs. Cafe yang bisa dibilang sedang Digemari oleh remaja-remaja yang ada di Jakarta.

Cafe itu sangat ramai pengunjung, sehingga ia memesan bangku VIP yang letaknya berada di ruangan dalam.

Ia memasuki ruangan VIP itu dan duduk di salah satu meja di sana.

Tujuannya ke sini adalah untuk mengerjakan tugas. Entah mengapa ia sedang ingin mengerjakan tugas di luar, bukan di rumah. Mungkin karena ia sekarang sendirian di rumah.

Ia memesan minuman dan makanan ringan yang tersedia disana. Lalu ia mengeluarkan Laptopnya yang tadi ia bawa di tas.

Pengunjung yang ada di ruangan VIP ini bisa dibilang sepi. Bahkan sekarang ia dapat menghitung berapa meja yang ditempati oleh pengunjung di ruangan ini. Empat meja saja.

Saat hendak menulis sesuatu di laptopnya, konsentrasinya seolah berpindah kepada orang yang ada menempati meja di samping meja nya.

Apakah ia salah mendengar? tadi mereka menyebut nama Deeva?

Sedikit musthail.
Karena tidak mungkin perempuan itu mengenali Deeva, apalagi laki-laki yang berada di depan perempuan itu.

Mungkin saja, Bukan Deeva-nya.

Tetapi karena rasa penasarannya, ia memutuskan untuk mendengar percakapan keduanya.

Dari yang ia lihat, kedua remaja itu bisa di bilang masih muda, bahkan sepertinya masih SMA.

Jika benar, apakah yang mereka maksud itu
Deeva-nya? ada hubungan apa Deeva dengan mereka?

"Hahaha, gue tau, gue tau. Gue bahkan udah nebak kalau Deeva bakal bilang semuanya ke Jason," ucap perempuan itu.

Iqbal terkejut bukan main.
"Deeva? Jason? ini kebetulan atau apa?" batin Iqbal.

"Bukannya itu bencana bagi lo?" tanya si laki-laki yang memakai sweater hitam itu.

"Bencana? gue? hahaha lo salah. Itu malah jadi bencana besar bagi Jason!" ucap perempuan itu dengan senyuman muringnya.

Iqbal semakin menajamkan pendengarannya, ketakutannya mulai muncul saat ini.

"Lo yakin?" tanya sang laki-laki.

"Sangat! berita bagus buat kita, Daffa pergi ke palembang," ucap perempuan itu lagi.

"Gak mungkin! gak mungkin sampai sekebetulan ini. Deeva? Jason? Daffa? ini pasti ada yang gak bener!" batin Iqbal.

Entah mengapa, feelingnya berkata bahwa ini semua informasi yang sangat penting. Tangannya dengan cepat merobek selembar kertas dan mengambil sebuah pulpen.

"Lo tahu ada apa di tanggal satu bulan empat?" tanya si perempuan.

"April mop?" balas laki-laki itu.

Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang