7

800 95 2
                                    

Terkadang kita lupa menghadap ke belakang karena kita terlalu fokus berjalan ke depan. Padahal dari karena yang di belakang kita bisa berjalan ke depan.

---

Sepasang siswa siswi itu memilih menenangkan diri di taman belakang sekolah habis perdebatan hebat tadi.

Mereka memilih taman belakang sekolah karena disana bisa dibilang cukup sepi.

"Gue gak nyangka dia bisa ngebentak gue gitu, Son.
Gu-gue udah ngorbanin hati gue agar kami masih bisa dekatan, ta-tapi dia malah ngebentak gue tanpa ada lasan yang jelas, gue udah banyak berkorban untuk dia son, bahkan nyawa gue hampir jadi taruhannya," ucap Deeva masih sambil menangis di hadapan Jason.

"M-maksud lo?" tanya Jason hati-hati.

Flashback on

7 tahun yang lalu...

Sepasang sahabat kecil itu sedang bermain main di taman yang tidak jauh dari rumah mereka.

"Deeva, Deeva senang gak main disini?"tanya Daffa kecil dengan polosnya.

"Deeva suka kok, suka banget malah, apalagi kalau ada Daffa disini!" Jawab Deeva dengan senyum lebarnya.

"Deeva gak nanya? Daffa senang atau enggak main disini?" tanya Daffa lagi.

"Engak deh, Deeva kan udah tau jawabannya." Deeva memandang mata indah Daffa.

"Apaa?" tanya Daffa.

"Senang lah! Kan ada Deeva disini makanya Daffa senang. Daffa pernah bilang, kalau Deeva senang berarti Daffa lebih senang," jawab Deeva dengan senyum lebarnya.

"Hehe deeva tau aja. Dev, Daffa ke sebrang dulu ya. Daffa mau beliin Deeva es creem, tadi mama kasi uang ke Daffa buat beli es cream, "ucap Daffa

"Oke deh, Deeva tunggu disini ya," ucap Deeva.

Deeva mengamati terus Daffa yang akan menyebrang. Saat Daffa sudah berada di tengah jalan, tiba-tiba ada truk dengan lajunya melaju ke arah Daffa.

Deeva berlari ke tengah jalan sambil berteriak.
"Daffaaa awasss!!!" Deeva mendorong tubuh daffa ke tepi jalan.

brukkkk

"Deevaaa!" teriak Daffa menghampiri Deeva yang sudah terbaring di aspal.

Daffa membaringkan kepala deeva yang sudah berlumuran darah di pahanya.

"Deeva, deeva kenapa? Deeva jangan bobo gitu, itu darahnya bayak banget, Daffa takut Deeva kenapa-napa," ucap Daffa di sela-sela tangisnya.

"Deeva, bangun, Dev maafin Daffa, Deeva jangan tinggalin Daffa," ucap Daffa.

Kepala yang sudah berlumuran darah, dan kening yang terluka. tangan dan kakinya lecet dan berdarah.

Orang orang yang melihat kejadian itu langsung membawa Deeva ke rumah sakit bersama Daffa.

Semenjak itu Deeva koma selama hampir seminggu dan selama itu juga Daffa tidak beranjak dari ruangan tempat perawatan Deeva.

Ia tidak sekolah, ia tidak pulang kerumah. Ia rela tidur di kursi samping ranjang di ruangan rumah sakit itu.

Rasanya sangat sakit, sakit sekali. ingin sekali ia menggantikan posisi Deeva saat itu.

Flashback off

Jason mendengar cerita Deeva pun tertegun.

Dia tidak menyangka bahwa rasa sayang Deeva ke Daffa bukan main main. Dia memang mencintai Daffa, sejak ia belum tahu apa tentang rasa itu.

Deeva masih terus menngis bahkan menceritakan kejadian itu membuatnya makin menangis di hadapan Jason.

"Gue payah ya, cengeng amat, gue cuma bisa nangis doang, " ucap Deeva sambil neghapus air matanya.

"Lo gak salah kok, "balas Jason sambil mengambil tangan Deeva yang masih sibuk menghapus air matanya.

Jason memegang tangan mungil itu. Dan menghapus air mata gadis itu secara perlahan.

"Nangis aja, Dev. Dengan lo nangis, lo bisa ngelepasin semua beban beban lo," jawab Jason tulus.

Tanpa diduga Deeva langsung menghamburkan tubuhnya ke Jason dan menangis di dada bidang Jason.

Jason yang tidak siap menerima pelukan Deeva yang secara tiba-tiba pun agak terhuyung kebelakang.

Jason membalas pelukan Deeva dan sesekali menghelus rambut Deeva secara lembut.

"Gue akan selalu ada buat lo Dev, saat lo lagi butuh gue atau pun lagi gak butuh sekalipun," bisik Jason.

Jason makin memepererat pelukannya, begitu pula Deeva.

Deeva menyadari bahwa ia sedikit menghangat di dakupan Jason saat ini.

Ketika merasa Deeva agak lebih tenang, Jason melepaskan pelukannya.

"Lo ga papa kan? gue tau lo orangnya kuat," ucap Jason tersenyum tipis.

"Son, makasih ya, gue gak tau lagi mau balas kebaikan lo gimana," ucap Deeva.

"cukup lo tersenyum terus, Dev. Gue gak suka liat lo sedih gini."

"Kenapa sih lo selalu mentingin kebahagiaan gue dari kebahagiaan lo sendiri?" tanya Deeva pelan.

Jason hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Karena lo kebahagiaan gue, Dev.


---


bersambung...

Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang