CHANCE - Chapter 27

Start from the beginning
                                    

***

Author's POV

Andrew menggenggam keras ponsel nya saat menerima telfon dari James kalau Jessi masih tinggal dengan Leon. Bagaimana bisa?!

"Apa kau yakin dengan hal itu, James? Karena aku tidak ingin mendapatkan berita palsu darimu." tegas Andrew. James menegapkan tubuhnya, "Apa wajahku seperti tengah berbohong padamu, hah?" Andrew memutar bola matanya jengah, "Wajahmu memang selalu menipuku, James."

"Um, itu lain hal, dude. Kali ini aku jujur padamu."

"Apa Leon belum jengah karena kalah perebutan saham denganku?" Ya, ini memang dalam hal kesengajaan, Andrew sengaja merebut saham yang seharusnya jatuh pada Leon, dan malah berakhir di Andrew.

Ia merasa menang saat melihat ekspresi Leon yang begitu menahan amarah nya pada Andrew. Seakan-akan ia ingin sekali menghajar Andrew saat itu juga, "Aku ingin kau melakukan ini pada Jessi." Andrew berjalan kearah James dan berbisik beberapa kalimat yang harus James lakukan pada Jessi.

-

"Hari ini kau sudah mulai mengambil foto?" tanya Leon tak percaya. Begitu cepatkah?

"Hmm, apa kau percaya ini? Aku bisa menjadi model, Leon." Jessi tersenyum bahagia saat dirinya tengah di rias oleh salah satu makeup artis ternama yang sudah di percaya oleh agensi milik Elena.

"Ya antara percaya dan tidak."

Kening Jessi berkedut, "Kenapa kau tidak percaya?"

Bahu Leon terangkat pelan, "Karena ku rasa ini berlalu begitu cepat, Jessi. Dan aku turut bahagia dengan apa yang kau dapatkan sekarang ini." Leon tersenyum lebar pada Jessi. Ia memilih untuk mengantar Jessi ke studio milik Elena. Dan mungkin.. ia akan menemani Jessi hingga selesai pengambilan foto.

"Jessi? Apa kau sudah siap?" tanya Elena dengan senyum yang mengembang menatap betapa cantiknya teman semasa kecilnya itu, "Ya, aku siap." jawab Jessi antusias.

Elena mengiring Jessi untuk segera memakai pakaian yang sudah ia siapkan sejak tadi. Tak butuh waktu lama, Jessi keluar dari ruang ganti dan sudah dibalut oleh gaun indah berwarna putih tulang itu. Sangat cantik. Bahkan Leon tidak sanggup berkedip saat melihat Jessi dihadapannya begitu menawan, seakan-akan ia tidak ingin ketinggalan setiap detik keagungan seorang Jessi.

"Kau cantik." puji Leon saat Jessi berada di hadapannya meminta pendapat laki-laki itu, "Kau serius? Apa aku tidak terlihat berlebihan?" Jessi sedikit tidak percaya diri. Segala kemewahan di gaun ini membuat dirinya serasa rendah. Ia biasanya hanya menggunakan gaun murah yang tidak memiliki brand ternama saat bekerja di club dulu.

"Aku serius, Jessi. Coba tanyakan pada Elena, pasti dia satu jawaban denganku." tegas Leon. Ia kesal jika Jessi tidak percaya diri seperti ini, ia seharusnya bangga memiliki lekuk tubuh yang begitu ideal dan wajah yang cantik.

"Ya, aku setuju dengan Leon. Kau sangat... cantik, Jessi. Kenapa tidak dari dulu aku bertemu denganmu?" ada tawa kecil di akhir kalimat Elena membuat suasana hati Jessi sedikit mencair dari sebelumnya.

'Jika kau bertemu dengan Elena sejak dulu, maka kau sudah tau jika mantan suami Elena adalah Andrew. Dan kau tentu tidak akan pernah mengandung anak dari laki-laki bedebah itu, Jessi.' Batin Leon tegas.

Elena membawa Jessi langsung untuk pengambilan foto, beberapa pose sexy Jessi membangunkan junior milik Leon. Sialan, Leon sangat mengutuk hal ini yang terjadi begitu saja hanya karena melihat tubuh Jessi dibalut oleh gaun ketat yang membalut tubuh ideal Jessi. Sangat menggairahkan sekali bagi Leon.

Leon bermimpi jika suatu hari ia akan dapat menikahi Jessi dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya kelak. Entah itu bersama dengan anak yang Jessi kandung jika tidak diambil alih oleh Andrew, ia akan menerima anak itu. Ia tidak perduli dengan status anak itu yang bukan anak kandungnya. Namun, jika ia bisa menerima Jessi apa adanya, mulai dari masa lalu perempuan itu yang begitu kelam, sampai anak yang nantinya akan lahir kedunia ini, tentu hidupnya akan bahagia bersama wanita yang ia cintai.

Tapi Leon sedikit pesimis akan hal ini, ia tau jelas jika Jessi sangat mencintai Andrew si laki-laki bedebah itu. Namun, ia harus berjuang hingga dimana, Jessi sendiri yang meminta dirinya untuk pergi jauh dari kehidupannya.

To Be Continued.

-

Jangan lupa vote, comment, dan share ya. Oh ya, aku update cerita baru yang judulnya Malia Mission. I know ini cerita belum selesai dan TPT juga belum. But, itu cerita aku cicil kok. Ga aku utamakan. Aku masih sering ketik Chance ini dan TPT insyallah😇

TPT juga sebentar lagi akan siap. Doakan aku tidak malas mengetik cerita itu ya. Good bye❗

-

©Next ➡ Chapter 28©

CHANCE [END] #Wattys2019Where stories live. Discover now