51. AKU BERHAK

94.1K 6.1K 301
                                    

"Jawab aku Reza, aku tidak suka saat kau diam!" kata Shara lagi penuh penekanan.

Dan di saat marah. Shara yang biasanya penuh senyuman dan canda akan berubah menjadi iblis mengerikan.

Reza menghela nafas.
"Mama... Aku bisa jelaskan semuanya. Surat itu ku buat hanya untuk memperjelas bahwa Ezar memang anakku dengan Anna"

Shara tersenyum samar.
"Jangan tipu mama. Semua orang juga tahu kalau Ezar itu anakmu dengan Anna. Kamu tidak perlu repot membuat surat hak asuh anak segala"

Reza kembali menghela nafas.
"Untuk apa Reza bohong ma"

"Pokoknya... Jika terjadi sesuatu hal yang buruk. Mama tidak akan memaafkanmu Reza. Camkan itu!!" Shara bangkit dari sofanya dan berjalan pergi meninggalkan Reza yang masih menundukkan kepalanya.
Dengan kasar Reza meremas pelan map coklat lumpur itu lalu memasukkannya ke dalam tas kantornya. Semuanya telah kacau. Simon sialan yang sangat ia percayai mengkhianatinya sampai seburuk dan sehancur lebur ini. Bagaimana ia bisa memiliki Ezar sepenuhnya jika begini caranya. Jika tidak ada surat kebenaran tentang hak asuh anak di atas namanya seorang. Semua ini pasti akan sulit. Anna masih mencari cara untuk bisa terus bersama buah hati kandungnya itu.

Kepala Reza berdenyut sakit memikirkannya. Dengan kesal ia menaiki tangga dan masuk ke kamar sang anak lelaki kesayangannya.

Reza berdiri di samping box bayi. Memperhatikan sosok bertubuh mungil dengan sedikit berisi itu. Wajahnya yang tampan tentu saja duplikat dari sang ayah.

Reza tersenyum tipis. Perlahan tangannya mengelus pipi Ezar hingga anaknya itu perlahan bergerak tidak nyaman. Dengan tangan besarnya Reza mencoba menggenggam tangan mungil sang anak. Mengelusnya pelan, dan benar-benar sensai yang sangat lembut dan halus dari tangan Ezar itu.

"Kau di besarkan dengan sangat baik oleh mommy" bisik Reza pelan.

"Lalu... Bagaimana jika daddy harus memisahkan kalian?"

"Apa kau sanggup?"

"Karena kau mempunyai daddy seseorang yang sangat penepat janji. Dan janji itu telah kami sepakati sebelum kau datang ke dunia ini"

"Maafkan daddy... Jika kau harus menjadi korbannya" bisik Reza lagi. Mencium dengan sangat lama pipi Ezar.

Setelah itu Reza melirik jam tangan Rolex di pergelangan tangannya. Sudah terlalu malam. Jangan sampai karena kedatangannya membuat Ezar jadi terbangun dari tidurnya dan terpaksa Anna harus menyusuinya hingga Ezar terlelap kembali.

Reza pun langsung keluar dari kamar Ezar sambil melonggarkan dasinya. Perlahan ia membuka jas kantor yang ia kenakan dan menyampirkannya asal ke bahunya yang lebar. Reza membuka pintu, ia melihat Anna yang tertidur di depan sofa dengan TV yang masih menyala. Akhirnya Reza menarik jas yang di bahunya lalu melemparnya ke arah kursi meja rias. Ia melangkah ke arah Anna dan berjongkok di tepat di hadapan wajah Anna yang sedang terlelap. Terlihat nyaman dan alami.

"Anna... Anna... Kenapa tidur di sofa....?" Reza perlahan menggoyang-goyangkan bahu Anna.

Anna sama sekali tidak bangun. Oh ya! Reza baru saja menyadari kalau ia mempunyai seorang istri yang sulit di bangunkan. Anna langsung bangun jika mendengar suara tangisan Ezar dari kamar samping. Di saat itu juga ia akan berlari seperti ada gempa bumi ke kamar anaknya. Tapi jika Reza yang membangunkannya dengan menggoyang-goyangkan bahunya, maka habis sudah. Anna tak akan bangun.

Apakah memang seperti itu seorang ibu? Sepertinya tidak semua.

"Anna... Bangunlah, tidur di ranjang" kata Reza lagi. Kali ini ia sudah lelah terus membangunkan Anna. Bahkan ia sudah mendorong-dorong tubuh Anna dengan agak keras.

Child For HusbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang