33.HAPPINES

95.2K 5.6K 219
                                    

Selamat membaca. Maaf buat typo..

Menginjak kehamilan pada Bulan ke 9. Tak ada perubahan selain Anna yang sering menyendiri dan menangis sendirian di dalam kamar mandi, tak ada yang tahu selain tuhan. Ia menangis pelan sambil menatap berkali-kali perutnya yang masih buncit. Sebentar lagi dia akan melahirkan bayi nya dengan Reza. Tapi setelah itu... Anna harus merelakan dirinya yang tak berdaya itu, berpisah jauh bayinya.

Anna terus saja menangis.

Sebentar lagi.

Tak ada lagi beban berat di perutnya. Tak ada lagi, tendangan pelan dari sang bayi untuknya. Tak ada lagi rasa mual, dan pusing seperti biasanya sering dia alami.

Dan sebentar lagi. Hanya ada sebuah perpisahan yang paling menyakitkan di dunia ini. Yaitu seorang ibu yang harus perpisah dengan anak kandungnya sendiri, hanya karena sebuah perjanjian kontrak.

Anna tak menyangka kalau kesedihan itu sungguh melandanya saat ini. Di sisi lain ia bahagia sebentar lagi akan menjadi seorang ibu dan bayinya akan terlahir ke dunia, dimana ia bisa menggenggam tangan mungil itu secara langsung. Jika Reza mengizinkan. Dan di satu sisi Anna sedih saat membayangkan dirinya harus menandatangani surat pengakhiran kontrak sekaligus hak asuh anak itu, kemudian bercerai dengan Reza, dan setelahnya berpisah dengan anak kandungnya.

Tuhan jangan lakukan ini padaku. Jika kau memang penyayang, tolong berikan aku satu pilihan saja. Karena hidupku memang sudah menyedihkan.

Pukul dua Dini hari Anna merasakan kesakitan pada perutnya, lalu ia merasakan ada sesuatu yang hangat mengalir begitu saja. Anna dengan sekuat tenaga meremas lengan Reza yang masih tidur dengan nyenyaknya di samping.

"Akhh!!  Sakit Anna, apa yang kau-" ucapan Reza terputus saat melihat Anna menahan kesakitannya.
"Kau kenapa?" tanya Reza dengan panik dan segera mengambil posisi duduk mengelus perut Anna.

"Akh... Ak-aku sa-sa-sakit" bisik Anna pelan sambil mengatur nafasnya. Keringat sudah menghiasi pelipis dan wajahnya.

Mata Reza membulat. Saat mengingat ucapan Dokter Sella beberapa waktu lalu saat memeriksakan kandungan Anna.

"Mungkin tiga minggu lagi Anna aka melahirkan, kuminta kau jangan mengutamakan pekerjaanmu dulu. Kau harus sering bersamanya. Dan keberadaanmu saat lahiran sangat membantu Anna"

"Ah benarkah tiga minggu lagi?"

"Ya perkiraanku begitu"

Reza menatap Anna sekarang yang sedang menahan rasa sakitnya.
"Kau akan melahirkan?"

Anna yang sudah sangat kesakitan tak berdaya untuk bersuara. Dengan cepat akhirnya Reza mengangkat tubuh Anna dan membawanya masuk ke mobil. Dia tak lupa mengambil sebuah tas yang berisi berbagai macam perlengkapan bayi yang sudah lama Anna siapkan.

Sepanjang perjalanan mobil menuju ke rumah sakit. Reza hanya khawatir melihat Anna yang tidak anggup bertahan, wanita itu terus saja menangis dan meremas apa yang ada di dekatnya. Anna juga terus memanggil-manggil ibunya yang telah tiada.

"Hiks ibu... Ibu... Sakit ibu hiks... Hiks... Hiks... Ibu"

"Anna kau harus bertahan ya" Reza menggenggam tangan Anna. Ia hanya bisa menahan sakit saat tangan lentik istrinya itu meremasnya dengan kencang sampai ia lupa kalau Anna adalah seorang wanita.

Mereka sampai di rumah sakit, Anna langsung di bawa masuk ke ruang persalinan. Semua orang bergerak cepat. Tangan Anna dan Reza terlepas saat suster meminta Reza menunggu di luar dan pintu di tutup.

"Kau bisa Anna, aku mohon" bisik Reza pelan sambil duduk di depan pintu.

Jantung Reza berdetak cepat, dia deg-degan, cemas, takut dan khawatir. Di sisi lain ia sangat bahagia menanti kelahiran bayinya yang entah itu laki-laki atau perempuan. Oh demi tuhan! Beberapa saat lagi dirinya akan menjadi seorang ayah.

Child For HusbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang