9. SEWING

104K 5.4K 28
                                    

Hai kita berjumpa kembali. Ayo vote dulu,

Selamat membaca.....

"Bi Hasri, biar saya saja yang menyapu halaman ini" ucap Anna sambil mengulur tangan meminta sapu lidi di tangan bi Hasri.

Bi Hasri tak sengaja melihat ke balkon lantai atas saat Reza melambaikan tangannya. Mulutnya seolah berbicara "jangan" tanpa suara dan mendadahi tangannya.

"Bi?" panggil Anna bingung.

"Ah iya nyonya. Nyonya tidak boleh bekerja. Nanti nyonya kelelahan, kan kasihan si kecil nanti" ucap bi Hasri lembut sambil tersenyum.

Anna mengerucutkan bibirnya agak kesal. Lalu ia segera duduk di sebuah bangku panjang yang di letakkan di sisi kolam. Wanita hamil itu hanya duduk sambil memperhatikan bi Hasri yang sedang menyapu.

Jika terus begini? Aku bisa mati jamuran di rumah sebesar ini tanpa melakukan apapun. Batin Anna lalu menghela nafasnya jengah.

Parahnya. Semakin hari Anna semakin merindukan sosok Jehan. Reza juga sama sekali tidak mengizinkannya untuk berjumpa dengan kekasihnya sendiri. Saat Anna minta izin, alasan pria itu ada banyak sekali untuk membuat Anna tetap di rumah.

Lalu dari kaca rumah Anna melihat Reza baru menuruni tangga dari lantai atas. Segera Anna berlari kecil menghampiri Reza.

"Reza" panggil Anna.

"Kenapa?"

"Nanti aku mau berjumpa-"

"Jehan?" potong Reza cepat. Karena ia sudah tahu siapa yang di pikiran Anna akhir-akhir ini.
Anna mengangguk sambil tersenyum. "Bisa tidak kau jangan dulu memikirkan dia?!" suara Reza agak meninggi. Ia sudah cukup kesal pada Anna.

"Memangnya kenapa. Kenapa kalau aku memikirkan kekasihku. Apa masalahmu hahh? Aku rindu dia. Kau tidak punya kekasih jadi kau tidak tahu apapun bagaimana perasaan yang sedang aku rasakan" mata Indah itu tampak berkaca-kaca.

Reza diam sesaat.
Aku memang tidak memiliki seorang kekasih. Tapi aku sedang mengubur rasa cintaku pada seseorang. Batin Reza.

"Jika kau terus memikirkan dia. Bagaimana nanti anakku malah mirip dia. Di kepalamu hanya ada Jehan, bagaimana nanti anakku tidak mirip aku hahh? Pikirkan sampai ke sana!!" pungkas Reza lalu langsung pergi.

Tes!
Tanpa Anna sadari air matanya menetes begitu saja. Lalu wanita itu langsung berlari dengan kencang menaiki tangga.

BUUMMM!!

Reza membalikkan tubuhnya saat mendengar suara pintu kamar di banting dengan kasar. Pria itu menghela nafas sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Maafkan aku Anna tapi jika kau keluar. Aku takut kau melihat sesuatu di luar sana. Batin Reza menatap sedih ke arah pintu kamar.

Tiba-tiba saja bi Ida datang dengan dan menunduk hormat sesaat di hadapan Reza.
"Maaf tuan, nyonya kenapa?"

"Tidak papa bi. Sekarang tolong panggilkan Taylee, saya harus bicara padanya" kata Reza sesekali melirik jam tangan kulitnya.

"Akan saya panggilkan tuan" patuh bi Ida lalu langsung memanggil si supir, Taylee.

Dengan lelah Reza menghempaskan punggungnya ke atas sofa. Tak lama Taylee datang dan berdiri di hadapan Reza.

"Anda memanggil saya tuan Reza. Apa kita akan ke kantor sekarang?"

Reza mengibaskan tangannya.
"Tidak Tay bukan itu. Aku akan berangkat ke kantor sendiri"

"Lalu tuan?"

Child For HusbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang