22. DEAR REZA

86.2K 4.8K 47
                                    

Selamat membaca... Maap ya lama up


Hari terus berganti menjadi minggu, hingga kini minggu sudah bergeser menjadi Bulan. Satu Bulan telah berlalu...

Kalian tahu. Selama hampir sebulan Anna terus menanti kepulangan Reza dari Amerika. Tapi pria bertubuh tinggi gagah itu belum pernah pulang sekalipun semenjak hari dimana Anna baru tahu Reza pergi.

Setiap malamnya Anna selalu merasakan kesepian tanpa kehadiran Reza. Dengan mata yang selalu lembab bekas air mata. Wanita itu selalu memaksakan dirinya untuk menutup mata dan membukanya lagi di kala Fajar tiba dengan hari baru dan juga harapan baru.

Kehamilannya kali ini membuatnya lebih sering bermalas-malasan di dalam kamar. Anna memiliki feeling kalau dia sedang mengandung bayi perempuan. Kehamilannya kali ini juga selalu menuntutnya untuk menelpon Reza. Dia seperti ingin terus mendengar suara serak-serak khas lelaki itu. Seperti orang gila, kadang saat sedang telponan Anna sering tersenyum-senyum sendiri. Dia senang mendengar suara Reza yang lembut kala berbicara dengannya.

"Reza, kau sedang apa?''

"Aku sedang di mobil Anna, aku dan juga Simon baru pulang meeting"

"Oh begitu. Kapan kau pulang. Aku merindukanmu"

"Iya Anna. Bersabarlah nanti aku akan pulang dan kembali bisa menemani tidurmu dan bayinya lagi"

"Aku akan terus menunggumu pulang Reza"

"Iya. Kandungamu baik-baik saja kan? Apa si kecilku nakal dan membuatmu kerepotan?"

"Tidak, dia baik"

"Yasudah kalau begitu. Selamat malam Anna, mimpi yang Indah ya"

"Iya"

Sambungan telepon terputus. Anna menatap lama ponselnya. Hanya mendengar suara jantungnya berdetak cepat. Ia benar-benar tak sabar menantikan kepulangan Reza dan bercerita banyak hal pada lelaki itu tentang perubahan yang ia rasakan di kehamilan kedua ini.

Pintu kamar terketuk. Anna menyuruh orang di balik pintu itu masuk. Bi Hasri masuk sambil membawa susu ibu hamil untuk Anna.

"Susunya nyonya" bi Hasri memberikan pada Anna dan wanita itu mengambilnya.

"Terima Kasih"

Bi Hasri hanya mengangguk dan kembali ingin pergi. Tapi wanita paruh baya itu berbalik badan saat Anna memanggilnya kembali.
"Iya nyonya?"

"Besok aku ingin ke toko kain. Aku ingin menghabiskan waktuku dengan menjahit beberapa baju bayi"

"Benarkah nyonya? Baguslah, itu lebih baik dari pada nyonya banyak melamun dan diam di kamar" kata bi Hasri sambil tersenyum lembut.

Anna terkekeh.
"Iya. Suruh Taylee besok menemaniku"

"Iya nyonya akan saya sampaikan setelah ini"

Bi Hasri berpamitan pergi dan menutup pintu kamar kembali.

Anna tersenyum sambil mengelus perutnya. Dia akan menjahitkan beberapa baju untuk bayinya. Bayinya? Awalnya Anna kurang suka dengan kehamilan ini tapi sekarang berbeda. Sikap keibuannya tetap membuat Anna tak akan pernah bisa membenci janin kecil tak berdosa yang sedang hangat dalam rahimnya.

"Mommy akan jahitkan kamu baju ya sayang" bisik Anna lembut sambil mengelus perutnya pelan.

Sella bilang jenis kelamin bayinya belum kelihatan karena usia kandungan yang masih sangat muda, ada barang baru 4 minggu 3 hari. Jadi Anna masih belum tahu apa jenis kelamin bayinya.

Child For HusbWhere stories live. Discover now