44. TUAN MALAS MAKAM

95.4K 6.1K 145
                                    

Mata Mira sedikit berair tapi ia langsung masuk ke dalam kamar ruang inap Olivia. Ia memasang senyuman yang manis. Tapi sayang, Olivia tau kalau ia baru saja terlihat sedang bersedih hati.

"Ibu? Apa ibu baik-baik saja?" tanya gadis kecil itu khawatir.

"Ya sayang"

"Lalu ibu, kemana ayah?" Olivia tak melihat ayahnya lagi. Padahal ia masih sangat rindu. Ada banyak hal yang ingin Olivia ceritakan.

"Oliv sayang, ibu ingin sekali mengatakan sesuatu tapi ibu janji akan mengatakannya nanti. Setelah kau remaja dan mengerti tanpa sakit hati atas kata-kata ibu"

Oliv mengerutkan keningnya bingung.
"Maksud ibu apa?"

"Ah... Sudahlah jangan terlalu di pikirkan Olivia" Mira tersenyum.

Olivia masih penasaran dan ingin kembali bertanya. Tapi tak jadi saat pintu kamar terbuka dan masuklah Simon sambil membawa sebuah boneka besar yang di peluk olehnya.

"Hai... Olivia, Mira" sapa Simon sambil berjalan ke arah Olivia dan memberikan boneka kura-kura itu pada Oliv.
"Untukmu gadis manis" Simon mencubit gemas hidung Olivia.

Dengan riang dan bahagia Olivia mengambil boneka kura-kura itu dan segera memeluknya.
"Terima Kasih paman. Ini sangat lucu dan Olivia suka"

Simon tersenyum.
"Syukurlah jika kau suka. Paman harap dia bisa menemanimu tidur"

"Ya tentu"

"Kenapa kau harus repot-repot?" tanya Mira yang sedari tadi berdiri di dekat jendela sambil tersenyum.

"Repot? Oh sama sekali tidak. Aku hanya ingin memberikan Olivia kenang-kenangan"

"Oh begitukah? Terima Kasih banyak ya. Kau sudah membuat anakku tersenyum manis hari ini"

"Iya Mira"

Dari atas brankar Olivia terlihat terus saja memeluk boneka kura-kura pemberian Simon. Ia benar-benar suka karena bulunya halus dan empuk.

"Paman, mau tidak temani Oliv main di Taman. Olivia bosan di kamar ini terus" ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.

Simon langsung mengaruk tengkuknya dan menatap Mira untuk memintai persetujuannya.

"Tidak sayang. Kau tidak boleh main di luar dulu. Kondisimu kan sedang tidak baik. Kakimu masih belum bisa berjalan dengan benar" kata Mira.

"Tapi ibu..." wajah Oliv seketika sedih dan itu membuat Simon tidak tega melihatnya.

"Oliv, jangan paksa ibu untuk mengulangi ucapan ibu lagi" Mira membuang wajahnya ke kiri.

"Mira, dia bisa saja main ke Taman. Biar aku yang menggendongnya. Atau aku akan meminta pinjam kursi roda rumah sakit jika perlu" kata Simon dengan pelan.

Mira terlihat berpikir.
"Hm... Bagaimana ya aku-"

"Ayolah hanya sebentar"

"Baiklah"

Dan pada akhirnya. Olivia kembali berhutang Budi pada Simon. Berkat rayuannya sang ibu mau mengizinkan Olivia untuk sekedar main di Taman rumah sakit. Mereka terlihat duduk bersama di samping kolam dan tertawa bahagia layaknya keluarga kecil yang harmonis.

Tiada yang tahu kalau sedari tadi Harry terus memperhatikan mereka dari balik dinding rumah sakit. Ia melihat kalau Simon terlihat menyayangi dengan tulus anaknya. Dan sumpah demi tuhan! Harry cemburu melihat kedekatan Simon dengan Putri kecilnya, Olivia. Yang sekarang harusnya berada si posisi Simon adalah dirinya, bukannya Simon. Tapi Harry sadar dan tahu benar kalau ia telah membuat sebuah kesalahan besar di masa lalu. Dan ia tidak pantas di maafkan.

Child For HusbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang