47. KEHANGATAN

95K 6.6K 371
                                    

Nih ya. Utang aku satu chapter lagi yang punya malam minggu LUNAS ya saudara-saudara 😅😅😅😂😂


Di hari yang sudah larut malam. Reza dengan lelah baru pulang dari kantor dan merebahkan dirinya di atas sofa ruang tamu. Ia melirik ke sekeliling rumah tapi tak melihat sosok yang dengan Kasih sayang biasanya menyambutnya pulang dari kantor dengan hangat, Anna.

"Kemana dia?" gumam pria itu sambil mengurut pelan pelipisnya. Reza sudah terlalu biasa di sambut hangat oleh wanita itu.

"Anna! Anna!" teriaknya dari ruang tamu sambil melonggarkan dasinya. Tak ada sahutan dan itu seketika membuat mood Reza semakin buruk.
"An- bi Hasri?!" saat ingin kembali memanggil Anna. Reza melihat bi Hasri datang dan langsung berdiri di dekatnya.

"Tuan baru pulang kerja?"

"Iya, kemana Anna?" tanya pria itu langsung.

"Nyo-nyonya di dalam kamar tuan" kata bi Hasri dengan raut wajah cemas, tidak seperti biasanya.

Reza yang cukup teliti dengan hanya melihat raut wajah seseorang pun kembali bertanya.
"Apa ada masalah?"

"Nyonya sakit tuan" bi Hasri menunduk.

"Di-dia sakit?"

"Tadinya nyonya duduk menunggu tuan pulang di sini. Tapi saya memaksa nyonya untuk beristirahat saja di kamar karena nyonya sedang sakit. Meskipun awalnya nyonya menolak, tapi akhirnya nyonya mengikuti juga anjuran saya setelah saya paksa berkali-kali"

"Apa dia sudah makan? Apa dia sudah minum obat juga?" Reza seketika bangkit dari duduknya.

"Sudah saya letakkan di nakas dekat ranjang, tapi nyonya bilang akan minum nanti obatnya"

Reza langsung naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar. Ia melihat Anna tidur meringkuk sambil meremas selimut. Perlahan Reza duduk di samping Anna. Lalu meletakkan punggung tangannya di pelipis lalu leher wanita itu. Dia ternyata benar-benar sakit. Tubuhnya panas.

Reza melirik ke nakas, ada obat yang masih utuh dan bubur yang juga terlihat masih utuh. Reza menghela nafas, pasti Anna tak makan.

Reza menyingkirkan beberapa rambut Anna yang menutupi sebagian wajahnya. Kini Reza dapat melihat dengan jelas bagaimana wajah cantik terlihat pucat itu.
"Kenapa kau tidak makan Anna?" bisiknya sambil mengelus pipi Anna. Ia kasihan melihat wanita yang begitu baik pada anaknya harus sakit seperti ini.

"Ibu... Ibu... Anna sakit bu, ibu malam ini tidur sambil memelukku" gumam Anna sambil mengelus tangan Reza yang tadi mengelus pipinya. Mungkin dia mengira tangan Reza adalah tangan ibunya.

"Anna... Anna... Bangunlah" Reza mengelus pelan bahu Anna.

"Hengghh..." Anna terbangun dan melihat Reza di sampingnya.
"Kau sudah pulang?" ucapnya dengan suara terdengar kurang jelas.

"Iya. Kau panas, kau sakit ya?"

"Tidak, aku tadinya hanya lemas saja"
"Kenapa bisa begitu?"

Anna terlihat melamun sesaat.

Selesai menidurkan Ezar pagi tadi.

Anna berdiri di samping box bayi sambil memperhatikan Ezar yang tenang dalam tidurnya itu. Wajahnya damai, tenang... Mungkin ia sedang mimpi Indah sekarang.

Anna tiba-tiba tanpa sadar meneteskan air matanya. Perlahan tangannya mengelus perut Ezar.
"Aku tidak sanggup sayang" gumam Anna lalu menyeka air matanya.

Saat Anna mendengar suara derap langkah berjalan ke arah kamar. Anna segera masuk ke dalam kamar mandi dengan terburu buru. Ia hanya tak mau orang tahu kalau ia sedang menangis. Karena tak ada yang tahu tentang kontrak nikah itu selain Reza dan Anna.

Child For HusbWhere stories live. Discover now