"Ya. Terima Kasih sudah memenuhi undanganku"

"Kami yang seharusnya berterima Kasih tuan. Kau sudah banyak membantuku dan juga ibuku. Kau membiayai sekolahku hingga S3 dan memberikan kami rumah sendiri. Kau benar-benar banyak membantu tuan" kata Andra. Ia tak menyangka awalnya sempat berkelahi dengan pria yang di kiranya arogan itu. Ternyata malah sangat banyak membantunya.

Reza hanya tersenyum menanggapinya.
"Aku tak merasa rugi membantu orang-orang yang menyayangi anakku dan istriku dengan baik. Kalian orang yang tulus dan ikhlas melakukan apapun"

"Oh Andra, siapa gadis ini?" tanya Anna sambil melirik seorang gadis yang sedari tadi Andra rangkul.

"Dia Audrey, kekasihku" kata Andra sambil tersenyum pada Anna dan sang kekasih.

"Wah... Dia benar-benar cantik. Aku Anna" Anna menjulurkan tangannya dan di sambut ramah oleh gadis cantik bernama Audrey itu.

"Aku Audrey" sahut gadis itu.

"Kau masih berkuliah? Atau bagaimana?"

"Ya, aku sedang berkuliah"

"Jurusan apa? Apa sama dengan Andra?"

"Sayangnya tidak, Aku di ilmu kedokteran" sahut Audrey dengan senyumannya yang begitu manis.

"Mbak Anna, dimana si bule kecilku? Aku penasaran apa dia masih mengingatku?" tanya Andra tiba-tiba sambil melirik ke semua arah.

"Oh ada, dia sedang main di sana. Ayo!" Anna melangkah ke arah kanan. "Ayo semuanya... Ezar ada di sana!"

"Kya.....!! Bule kecilku sudah besar dan tampan sekali!!"

×××××

Semenjak umur Ezar tepat menginjak satu tahun. Wanita paruh baya itu seolah enggan untuk pergi. Ia ingin terus bersama dengan Ezar. Ia menyesal karena telah banyak menghabiskan waktunya di luar rumah dan tak menyaksikan secara langsung cucunya yang bahkan sudah menginjak umur setahun tanpanya.

Meskipun pekerjaan seorang Shara Helary Albert banyak sekali. Seolah dunia Fashion menantinya. Tapi kelihatannya Shara begitu tak peduli lagi saat dirinya mengenal lebih dekat sosok cucunya yang menggemaskan. Shara tak mau membuang masa tuanya lagi dengan bekerja. Dan ya, Shara telah memutuskannya karena ia ingin menghabiskan masa tuanya dengan keluarga. Terlebih sekarang Shara sudah...

"Mama... Kenapa mama melamun terus. Mama tidak memperhatikan Ezar ya, dari tadi dia terus belajar untuk memanggil mama dengan jelas" kata Anna sambil membawakan jus jeruk untuk mertuanya itu.

"Tidak begitu Anna, hanya saja mama sedang kepikiran masalah majalan Fashion mama" kata Shara lalu memaksakan senyumannya.

"Kan sudah Reza bilang. Mama itu wanita karir, sudah Reza katakan untuk kembali kerja eh... Mamanya yang tidak mau" tiba-tiba suara Reza terdengar di antara mereka. Ternyata pria itu tengah berjalan ke arah Taman samping sambil membawa majalah bisnis. Majalah kesenangannya.

Shara dengan malas melirik ke arah anaknya yang ketus itu. Shara percaya kalau dia benar-benar berdarah Mario, Mario yang berwatak tak jauh beda dari Reza. Bahkan dari gaya bicaranya pun sama. Hanya saja Reza lebih terdengar ketus dan tak pakai hati.

"Reza, jangan mencoba membuat kepala mama pecah ya" kata sang mama Reza sambil memegang kepalanya.

"Ma, kalau saran Anna. Mama harus mengorbankan salah satunya ma. Memang di sisi lain pekerjaan itu membuat seseorang jadi senang. Tapi kan mama sudah tua, sudah sebaiknya di rumah dengan keluarga" saran Anna dengan senyuman lembutnya. Membuat hati Shara luluh melihat senyuman manis di sertakan tulus itu.

Child For HusbWhere stories live. Discover now