46. EZARON 1TH

Mulai dari awal
                                    

"Hey! Minggir Reza, apa yang kau lakukan. Aku ingin melihat cucuku" kata Shara dengan kesal.
"Ezar tidak mirip dengamu, Ezar mirip Mario" kata Shara lagi. Meskipun jelas sekali Ezar malah mirip Reza, bukan suaminya.

Dengan malas Reza menyingkir dan kembali memperlihatkan Ezar pada mamanya yang sedang videol call dengan senang itu. Samar-samar terdengar suara Reza dengan kesalnya berkata.
"Kan Mario ayahku. Aku mirip ayah, ezar mirip aku. Dasar mama"

"Nye... Nyenye" ucap Ezar dengan tatapan polosnya lalu tertawa lagi.

Shara mencium layar ponselnya seolah ingin mencium cucunya dari balik sambungan telepon mereka itu.
"Oh lucunya kau sayang saat memanggilku nenek"

"Mama... Sebentar lagi kami akan merayakan ulang tahun Ezar yang ke satu tahun dengan keluarga besar. Terserah mama jika tidak ingin ikut dengan kami" kata Reza mengambil ponsel dan memperlihatkan wajahnya.

Mendengar ucapan Reza. Shara jadi semakin kesal.
"Anak ini ya, kau selalu membuatku kesal Reza. Astaga aku selalu bersabar menghadapimu. Bicara apa sebenarnya kau ini. Aku pasti datang ke perayaan ulang tahun cucuku, akan kubatalkan semua acara pentingku demi Ezaron"

"Mama... Ayolah aku tahu mama selalu kesal padaku karena selalu memberikan berita dadakan pada mama. Tapi aku bukan bermaksud melupakan mama. Jika mama mau berhentilah bekerja dan tinggal denganku"

"Tidak bisa, mamamu ini orang penting. Mama akan sering pulang dan melihat kalian di sana. Mama juga harus sering berkunjung ke makam papa"

"Baiklah jika begit-"

"Pokoknya tunggu mama pulang. Mama harus mengikuti dari awal hingga akhir acara ulang tahun Ezar. Jika kau tidak mengindahkan ucapan mama ini... Siap kau Reza!" ancam Shara. Melihat wajah mamanya yang menggemaskan di seberang sana membuat Reza masih saja bisa tertawa.

"Siap untuk apa ma?" tanya Reza seolah meledek.

"Siaplah untuk jadi Batu... Oh tidak, Batu karang! Atau lebih parahnya lagi, jadi rumput. Biar saja kau mati di makan sapi atau kambing dan-"

"Mama, jangan seperti itu. Aku menyayangimu, cepatlah pulang ya. Sampai nanti ma" Reza langsung mematikan sambungan video call di antaranya dan juga ibunya. Lalu kembali menatap ke arah Anna dan Ezar.

"Kau selalu memberikannya berita dadakan Reza. Ku pikir itu bukanlah ide yang baik" kata Anna mengingati pria itu. Mengingat dia memang hobi sekali memberikan berita penting yang dadakan pada ibunya.

"Biarkan saja. Itu pelajaran untuk mama karena mama selalu sibuk pada pekerjaannya. Nanti ia merasa jengkel tak mau kehilangan moment dan akan terus menetap di rumah bersama kita"
"Kau ini" gumam Anna.
"Ayo Ezar, kita main air di kolam yuk!" ajak Anna lalu langsung menggendong Ezar ke kolam untuk main air dan belajar renang.

Acara masih berjalan...

Samar-samar Anna melihat Andra dan ibunya datang. Ternyata benar. Andra datang bersama bu Ijah dan seorang gadis cantik yang Andra rangkul bahunya.

"Selamat malam nyonya Albert?" kata Andra dengan senyuman hangat menyapa Anna.

"Andra? Bu Ijah? Kalian juga datang, astaga aku kenapa tidak tahu" kata Anna sambil memeluk bu Ijah.

"Aku mengundang mereka. Mereka kan sangat banyak membantu anakku saat dia kau bawa pergi" kata Reza tiba-tiba datang dan berdiri di samping Anna.

"Selamat malam tuan Albert" sapa Andra pada Reza.

Child For HusbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang