#2 Baekhyun Side ● Close To You

Mulai dari awal
                                    

Mia tersipu, terlihat dari pipinya yang memerah. Ia salah tingkah karena ucapanku barusan. "Terima kasih, kau juga tampan dengan kemeja itu," balasnya.

Selama berada di dalam museum, tak jarang Mia mengambil gambar. Ia juga menulis beberapa kalimat di notes-nya. Sementara aku hanya mengamati tanpa bisa mengalihkan pandangan dari Mia.

Ini gila, bahkan melihatnya saja membuatku ketagihan. Aku jadi bimbang sekarang, manakah yang lebih kusukai, kopi americano atau Mia?

"Byun Baekhyun, apa kau akan terus menatapku seperti itu?" tanya Mia terang-terangan.

Kunaikkan kedua pundak bersamaan. "Mungkin."

"Kenapa?"

"Karena menatapmu bisa membuatku bahagia."

Mia tertawa, ia memukul pelan dadaku.

"Kau pikir aku tergoda dengan rayuan murahan itu?"

Kuangkat kedua alisku. "Memang kau tidak tergoda?"

Lagi-lagi Mia memukul dadaku. "Tentu saja aku tergoda. Kau berhasil, Byun Baekhyun hahahahaha."

Mia langsung berbalik dan melanjutkan kegiatannya, hanya saja, sesekali ia melirik ke arahku dan melemparkan senyuman. Astaga, dia terlalu manis, sangat manis, aku bisa terkena diabetes kalau Mia terus melakukan itu.

Setelah puas menelusuri museum, Mia mengajakku pergi ke restoran kesukaannya. Katanya, dia tidak bisa hidup kalau seminggu saja tidak pergi ke restoran itu karena nyawanya tertinggal di sana hahahaha.

"Jadi nyawamu tertinggal di sana?" tanyaku mengikuti alur pembicaraan penuh khayalan kami.

Mia mengangguk dengan penuh percaya diri. "Iya, sejak pertama kali aku menyantap masakan di sana, nyawaku tiba-tiba saja melompat keluar dan tidak mau kuajak pulang. Katanya, dia akan tinggal di sana dan aku hanya diberi nyawa seperti baterai yang bisa habis, makanya seminggu sekali aku harus datang untuk mengisi daya."

"Hahahahaha!" gelak tawaku semakin menggema. "Kalau begitu, mungkin saja nanti nyawaku juga akan tertinggal di sana."

"Itu bisa saja terjadi!"

Aku mendecak, "Tapi... kurasa nyawaku sudah tertinggal di tempat lain."

Mia menatapku penasaran. Aku hanya bisa meliriknya karena sedang menyetir. "Tempat lain? Di mana?"

"Di hatimu. Maka dari itu, seminggu sekali kita harus bertemu untuk mengisi daya hidupku."

"Byun Baekhyun!"

Mia tertawa terbahak-bahak sambil menggeleng-gelengkan kepala. Dia kembali menatap lurus ke depan. "Baiklah. kalau begitu, aku dengan senang hati akan menemuimu seminggu sekali agar daya hidupmu terisi."

Pembicaraan kami masih terus berlanjut. Aku senang bisa membuat Mia tertawa. Jujur saja, berada di samping Mia membuatku merasa nyaman. Dia tidak segan untuk mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya. Dia juga sangat enak diajak bicara. Kurasa hatiku benar-benar dicuri oleh Mia, dan ini gawat, karena kemungkinan aku tidak akan bisa mengambilnya kembali. Mia memiliki penjara yang sangat sulit untuk dibobol, mungkin selamanya hatiku akan terperangkap di sana.

Kami akhirnya sampai di Aromatic, restoran yang menjadi tempat terperangkapnya nyawa Mia. Syukurlah Mia sudah memesan meja, sehingga kami tidak perlu menunggu lama hanya untuk makan siang.

Ia merekomendasikan paket yang ada, lengkap mulai dari menu pembuka sampai penutup. Karyawan di sana juga sangat akrab dengan Mia. Sekarang aku yakin dia benar-benar datang tiap minggu.

Sambil menunggu makanan, aku mulai membuka percakapan, "Mia..."

Ia menengok. "Iya?"

"Kenapa namamu Mia Alexandra Savannah?"

OBLIVIATE - BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang