CHANCE - Chapter 3

Start from the beginning
                                    

"An..drew." desahku tak tahan akan permainannya. Ia sengaja memainkan miliknya di bawah untuk menggodaku. Selintas aku menatap wajah nya yang begitu senang karena berhasil menggodaku.

"Kau mau apa, sayang?"

"Kau."

"Apa? Aku tidak bisa mendengarnya." ucap nya sembari mencium daun telingaku. Aku menggigit bibirku karena kesal, "Kau! Aku mau kau didalamku, brengsek!" teriakku tak tahan. Aku tak suka jika digoda seperti ini. Ia membuat diriku terlihat seperti jalang sungguhan, bodoh!

"Baiklah jika itu maumu.." ia memasukkan miliknya kedalamku dengan sekali hentakan. Tubuhku tertarik keatas saat merasakan perutku penuh akan ereksinya.

"Argh.." desahku.

"Aku suka tubuhmu."

Samar-samar aku mendengar ia memuji bentuk tubuhku yang indah. Ia bilang ia sangat menyukai payudaraku walaupun tidak terlalu besar.

Pinggulku bermain mengikuti permainannya. Aku tak bisa menahan orgasme ku yang datang begitu cepat. Andrew mencium bibirku dengan kasar dan penuh gairah.

"Teriak namaku, sayang!" bisiknya ditelingaku. Suara seraknya sangat membuat aku bergairah. Suara, mata, dan juga permainan diatas ranjang semua adalah favorit ku!

Aku menarik rambutnya walau sangat susah untuk aku gapai. Mataku terus tertutup mengiringi orgasme pertama ku, "Andrew!"

"Jessi!" teriak kami bersamaan. Andrew jatuh diatasku dengan keringat di tubuhnya. Aku bahkan sudah tidak memiliki tenaga lagi. Nafasku memburu dengan  begitu cepatnya mencari oksigen sebanyak yang aku bisa.

"Kau memuaskanku, sayang." Ucapnya setelah ia mencium bibirku sekilas. Aku bahkan heran, disini dialah yang mendominasi dalam permainan ini. Aku hanya dipuaskan olehnya bukan sebaliknya. Tapi kenapa ia bilang kalau aku memuaskannya? Apa dia penggila sex? Sungguh gila jika itu memang benar!

"Ronde kedua?"

"Siapa takut." ucapku sembar mencium bibirnya. Kali ini, aku lah yang mendominasi permainan ranjang kami.

***

Paginya aku sudah meninggalkan laki-laki itu tidur sendirian di sebelahku. Aku tak sangka kalau aku bisa sampai seperti itu ketika berhubungan badan dengan laki-laki yang aku layani. Dari seluruh pria, dia lah yang berhasil aku bermain hingga dua ronde. Sialan!

Aku tak dapat berbohong jika dia sangat ahli bermain diatas ranjang. Setiap jengkal tubuhnya masih teringat di otakku. Matanya yang tajam saat menatapku pun itu membuat aku takut namun bergairah.

"Kenapa melamun disini?" aku terkejut saat Leon datang tiba-tiba, mungkin hanya aku saja yang tidak sadar akan kehadirannya karena terlalu banyak melamunkan kejadian tadi malam.

"Kau mengejutkanku!" teriakku.

Dia terkekeh pelan dan duduk disebelahku, "Dimana Peter?" dia melihat keseluruh penjuru mencari keponakannya itu. Leon adalah kakak laki-laki dari Laura. Alias pamannya Peter. Umurnya mungkin sudah menginjak 30 tahun? I don't know.

"Dia tadi sedang kekamarnya mengambil beberapa mainan." jawabku.

Leon mengangguk mengerti, "Lantas kenapa kau melamun?" tanyanya dengan wajah penasaran. Wajahnya itu sangat konyol ketimbang dewasa. Jika kalian menebak Leon berparas laki-laki dewasa, maka tidak! Dia lucu. Sangat humoris dan itulah menjadi alasan kenapa aku bisa nyaman mengobrol dengannya walau umur kami berpaut sedikit jauh.

"Tidak apa-apa. Kenapa kau penasaran?" tanyaku balik. Wajahnya seperti sedang berpikir, "Karena kau sedari tadi tersenyum tidak jelas." ucapnya sembari mencolek hidung ku dan meninggalkanku untuk menyusul Peter.

"Dasar gila." Tapi.. Benarkah aku senyum-senyum saat memikirkan kejadian tadi malam? Ahhh.. Ini sungguh gila. Otakku sudah tidak waras, Tuhan!

"Jessi!!!" teriak Leon dari atas. Aku terkejut dan langsung berlari menyusul dia.

"Jessi cepat!!!!"

Sial!!!! Betapa terkejut nya saat aku tiba, Peter sudah tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.

"Peter! Yaampun!" aku memeluk anak itu dan mencoba untuk menyadarkannya, "Peter, ayo bangun! Jika kau bercanda denganku, ini tidak lucu!!" aku meremas lembut pipi nya agar sadar.

"Dia kenapa?" tanyaku pada Leon, dia mengidikkan bahu dan wajahnya sekarang sangat tidak terkontrol, "Aku tiba disini sudah seperti ini."

Sial. Sial. Sial. Tamatlah riwayatku jika seperti ini. Laura pasti akan memecatku karena keteledoranku!!!

To Be Continued.

-

Jangan lupa vote, comment and share ya!!!!💖💖

-

©Next ➡ Chapter 4©

CHANCE [END] #Wattys2019Where stories live. Discover now