Iqbal dengan cepat menulis tanggal tersebut di kertasnya tadi.

"Lebih dari itu! pada tanggal itu, Jason ulang tahun. Kita bakal kasih dia kejutan tepat di hari ulang tahun dia!" jawab gadis itu.

"Maksud lo?" tanya sang laki-laki tak mengerti.

"Lo kayak gak tau gue aja. Gue ini Steffi! Steffi wiraghna. Apapun bisa gue buat. Termasuk hilangkan nyawanya. Gue udah bikin perhitungan sama Deeva. Dia ngelanggar, dan dia bakal dapat yang seimpal," jawab Steffi.

Waktu seoal terhenti saat Iqbal mendengar nama itu.

Steffi? Steffi wiraghna?

Ia mencoba mengingat sesuatu.

"Steffi yang pernah Deeva cerita itu?" tanya batinnya sendiri.

"Gue sengaja kasih mereka waktu beberapa hari buat bebas dari gue saat kegiatan sekolah ke Bandung. Gue sengaja gak ikut. Lo tahu kenapa? karna gue mau mereka pikir kalau mereka udah bebas dari gue. Padahal? gak sama sekali!" ucap Steffi lalu ia tertawa licik.

Laki-laki yang ada di depan Steffi itu mengangguk paham.

"Jadi apa rencana lo?" tanya Laki-laki itu.

"Simple. Jason mati di tangan gue aja, gue udah puas."

"Semakin Deeva mendekat, semakin cepat dia kehilangan Jason, lebih tepatnya... nyawa Jason!" ucap Steffi bangga.

Iqbal sudah tidak tahan dengan keadaan ini. Ia langsung mengemas barang-barangnya dan langsung berjalan keluar cafe itu.

Persetan dengan pesanannya. Ada yang lebih penting yang harus ia lakukan.

Ia mengendari mobilnya di aras rata-rata.

Iqbal melirik jam tangannya yang menunjukan pukul setengah tujuh. Ia tidak mungkin bisa mencari informasi jika Deeva bersamanya.

Ponselnya berdering menandakan ada yang menelpon dirinya. Ia dapat melihat jelas bahwa orang itu adalah Deeva. Ia mengabaikannya.

Ponselnya sudah berdering hampir sepuluh kali. sebelum Deeva menelponnya kembali, dengan cepat ia mencari kontak Jason dan menekan tanda telepon.

"Iya bang?" ucap Jason dari sebrang sana.

"Lo lagi sama Deeva kan?" tanya Iqbal langsung to the point.

"Iya Deeva sama gue, kenapa?" tanya Jason.

"Gue titip Deeva semaleman di rumah lo bisa gak? soalnya gue mendadak ada urusan dari kampus disuruh ke malang," Jawab Iqbal berbohong.

"Nyokap bokap lagi di amrik, tadinya gue mau nitip ke Daffa, tapi katanya Daffa lagi gak di Jakarta. Gue gak tega Deeva sendirian di rumah. Jadi gue minta tolong lo bisa?" tanya Iqbal lagi.

Jason terdiam sejenak yang membuat Iqbal mulai khwatir.

"Oh iya-iya bang, bisa kok. Tenang aja," jawab Jason.

Iqbal bernapas lega.

"Nyokap bokap lo ada kan?" tanya Iqbal lagi.

"Gak ada sih bang. Cuma ada adik gue juga di rumah," jawab Jason.

"Oh oke deh. Gue percayain semua sama lo. Makasih banyak ya?" ucap Iqbal.

"Iya bang sama-sama," jawab Jason.

Setelah itu Iqbal memutuskan sambungan telponnya.

Iqbal menghentakkan tangannya di stir mobil. Ia kesal bukan main. Dadanya naik turun menandakan ia tidak sedang main-main saat ini.

Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]Where stories live. Discover now