DUA PULUH ENAM

1.5K 179 8
                                    

Happy reading

***

"Sehun?"

Lalisa terkejut mendengar Jennie menyebutkan nama Sehun di hadapannya. Kemudian Lalisa ikut melihat ke arah pintu masuk kafe tersebut, dan benar saja, Sehun datang dan menghampiri meja yang ditempati oleh Lalisa dan Jennie.

***

"Annyeong."

Sehun mendudukkan dirinya di samping Lalisa, dan berhadapan langsung dengan Jennie.

"Kalian ... Sudah saling kenal?" tanya Lalisa.

Jennie tidak menjawab, matanya menatap kosong. Pikirannya berkelana memikirkan semua kebetulan yang ia temui. Apa mungkin suami Lalisa itu Sehun? Apa semua ini adalah alasan Sehun menyuruhnya untuk melupakannya?

"Ya, kami sudah saling mengenal. Begitu juga dengan kalian, bukan?" sahut Sehun, terdengar sedikit cemas pada nada bicaranya.

Lalisa mengangguk, kemudian melihat ke arah Jenie yang masih terdiam tanpa bereaksi apapun.

"Eonni? Gwenchanayo? Kau kenapa?" tanya Lalisa cemas.

Jennie mendongak, menatap Sehun dan Lalisa bergantian. Bibirnya yang semula mengatup rapat sedikit terbuka, ingin mengatakan sesuatu yang tampaknya sulit diutarakan.

"Kalian ... kalian menjalin hubungan?" tanya Jennie parau.

Lalisa mengangguk membenarkan, sementara Sehun terdiam melihat reaksi apa yang akan Jennie berikan. Dalam hatinya ia berharap cemas.

"Sehun, suamiku," ucap Lalisa menjelaskan.

Mendengar itu, refleks Jennie meremas kedua jemarinya yang terletak di bawah meja, mencoba menghalau perasaan sesak yang membuncah memenuhi dadanya. Hatinya sakit, mengetahui pria yang selama ini ia cintai ternyata mempunyai hubungan yang serius dengan temannya sendiri.

Ternyata ini yang dimaksud Kai tempo hari, bertanya mengenai seseorang yang sangat berarti di hidupnya, seseorang yang merupakan 'bagian hidup spesial' dari temannya sendiri.

Sehun menatap Jennie dengan wajah cemas dan penuh sesal. Dia tidak tega melihat Jennie yang terlihat syok, ia menyesal kenapa tidak mengatakan ini lebih awal.

Lalisa masih dengan bingung menatap Jennie di hadapannya, sesekali ia juga menatap pada Sehun, tapi Sehun malah terus melihat ke arah Jennie. Perasaannya mengatakan ada hal yang tidak beres.

Dengar air mata yang mengalir di pipinya, Jennie mencoba untuk berbicara.

"J-jadi, ini alasanmu saat itu menyuruhku untuk menjauh darimu? K-kau ... Kau sudah menikah dengannya?"

Jennie menatap ke arah Lalisa. Lalisa mengernyit, tidak mengerti dengan situasi yang ia hadapi sekarang.

"Ya, inilah alasan dibalik semua permintaanku saat itu padamu. Kau sudah mengetahuinya sekarang, bukan?" sahut Sehun dengan nada bicara yang dibuat datar.

Jennie mengusap air mata yang membasahi pipinya. Sehun di hadapannya sekarang bukanlah Sehun yang dulu, sebelumnya ia tidak pernah sedatar ini. Atau mungkin saat ini ada istrinya diantara mereka berdua.

SeLisa [END]Where stories live. Discover now