DELAPAN BELAS

1.4K 188 35
                                    

Happy reading

***

Bau obat-obatan mendominasi indra penciuman Kai saat melewati lorong-lorong rumah sakit. Hari ini dia datang lebih awal dari biasanya, tujuannya hanya satu, untuk mengecek keadaan Jennie. Jika tidak begitu, dia akan datang lebih siang.

Kai membuka pintu kamar Jennie perlahan berusaha untuk tidak menimbulkan suara, takut-takut jika Jennie masih terlelap dan Kai mengganggu tidurnya.

Jennie masih meringkuk di atas ranjang, tapi mata dan tangannya tidak beranjak sedikit pun dari ponsel berwarna hitam miliknya.

"Sejak kapan kau terbangun?"

Jennie menoleh ke arah Kai yang berjalan mendekatinya lalu kembali fokus pada ponselnya. "Sejak tadi."

"Bagaimana keadaanmu?"

"Lebih baik."

"Kau sudah makan?"

"Sudah."

"Minum obat?"

"Hmm, sudah."

Kai mendengus melihat Jennie yang sibuk dengan ponsel tanpa menghiraukannya, Kai lalu mengambil paksa ponsel tersebut dari genggaman Jennie.

"Kai! Kembalikan ponselku!" rengek Jennie.

Kai menggeleng tegas, ponsel milik Jennie ia masukkan ke dalam jas dokter yang dikenakannya. Jennie merengut kesal, dia kemudian mencoba untuk duduk dan bersender, lalu mencubit lengan Kai yang berdiri di sampingnya.

"Aish! Sakit pabo!" rutuk Kai sambil mengelus lengannya yang terkena cubitan dari Jennie.

"Kau yang pabo! Cepat kembalikan ponselku!"

"Tidak! Kau ini sedang sakit bisa-bisanya bermain ponsel. Seharusnya kau beristirahat," omel Kai.

Jennie berdecak kesal. "Kai sayangku, lagipula bermain ponsel itu tidak menghabiskan tenaga. Jadi apa salahnya?"

"Salah. Untukmu itu tetap salah."

Jennie mendengus kasar, dahinya mengernyit dan alisnya menukik tajam. Kedua tangannya ia lipat di depan dada dan pipinya mengembung, matanya menatap tajam pada Kai. Namun, sesaat kemudian ia menampilkan wajah memelasnya pada Kai.

"Kai, kembalikan ponselku. Aku janji tidak akan memainkannya." Jennie memeluk lengan Kai manja.

"Ck, kau ini." Kai menghela napas pasrah melihat tingkah Jennie. Ia selalu tidak tega apabila Jennie sudah seperti itu.

Kai mengeluarkan ponsel berwarna hitam milik Jennie dari balik jasnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi saat Jennie mencoba mengambilnya.

"Eits, lain kali jika seseorang berbicara denganmu, simpan dulu ponselmu. Itu sangat menjengkelkan," rutuk Kai.

Jennie melongo lalu terkekeh. "Jadi, kau mengambil ponselku karena itu? Kau cemburu pada ponselku hah? Hahaha ... Kau ini ada-ada saja Kai."

Kai menampilkan wajah masamnya sementara Jennie tertawa geli.

"Sudah, sini kembalikan," pinta Jennie.

Kai akhirnya mengembalikan ponsel milik Jennie. Saat mereka berdua kembali berbincang, suara pintu yang terbuka membuat keduanya menoleh.

"Sehun?" panggil Jennie.

Sehun yang berdiri di ambang pintu hanya bisa terdiam saat melihat Kai yang berada di ruangan Jennie.

Dengan langkah pelan Sehun kemudian mendekat ke arah mereka berdua lebih tepatnya pada Jennie. Di tangannya terdapat sebuah kantong kresek berwarna putih.

SeLisa [END]Where stories live. Discover now