DUA

2.6K 306 6
                                    

Happy reading

***

Lalisa semakin terjepit. Kini dia sudah bersandar pada lemari di kamarnya. Sehun berada di depannya, kedua tangan kekarnya itu berada di sisi kanan dan kiri Lalisa. Sikat gigi yang tadi dipegangnya pun telah menghilang entah ke mana.

Omo! Apa yang akan pabo ini lakukan. Eomma, selamatkan aku eoh.

Lalisa menelan salivanya susah. Sehun semakin mendekatkan wajahnya, senyum evil berkembang di bibirnya. Lalisa memejamkan matanya, dia tidak tahu harus apa sekarang.

Siapapun selamatkan aku.

***

Lalisa masih memejamkan matanya selama beberapa saat. Dia merasakan embusan napas Sehun di wajahnya. Karena dia tidak merasakan apapun, Lalisa membuka matanya perlahan.

Apa yang dia lihat, Sehun menatapnya sambil menahan tawa. Sesaat kemudian tawanya menghambur, Sehun tertawa terbahak-bahak. Bahkan kini dia berguling-guling di lantai kamar.

"Eoh. Apa maksudmu hah?!" bentak Lalisa.

"Apa? Hahaha ... Kau pasti mengharapkan ciuman dariku, kan? Hahaha," goda Sehun sambil terus tertawa.

Lalisa mendecih. "Aku tak sudi perbuatan haram itu sampai terjadi."

"Ah, kalau tidak kenapa tadi wajahmu memerah, hah? Aku tahu, kau tidak pandai berbohong nona." Sehun masih saja menggoda Lalisa.

"Diam kau. Lagipula itu pun juga karenamu, untuk apa kau keluar dari kamar mandi dalam keadaan seperti itu. Membuatku kaget saja, memangnya badanmu itu bagus hah? Sok tampan berdiri di hadapanku dengan gigi penuh busa."

"Heh, kalau kau tidak tertarik dengan tubuhku ini kenapa tadi kau menatap tanpa henti kepadaku? Kau terpesona kan, aku tahu. Aku kan seorang cenayang."

"Siapa juga yang menatapmu seperti itu? Kau ini percaya diri sekali jadi orang." Lalisa menatap tajam pria di depannya.

Wanita itu sangat kesal. Sehun dengan sengaja mempermainkannya seperti itu dan membuatnya hampir jantungan karena syok.

"Pergi sana! Lanjutkan ritualmu itu. Badanmu bau sabun!"

Sehun tersenyum miring, kemudian meninggalkan Lalisa sendirian tanpa sepatah kata. Dia berjalan menuju kamar mandi, melanjutkan sesi mandinya yang tadi sempat tertunda.

"Huaaa bagaimana ini. Masa aku harus pakai pakaian ini. Ini semua gara-gara eomma. Pasti dia yang merencanakan semuanya." Lalisa meratapi isi kopernya.

SeLisa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang