(24) Ijab Qobul; RaaniZakki

Start from the beginning
                                    

"Saya terima nikahnya Raani Assyfa binti Rahmat Abdullah dengan mas kawin yang saya bayar tunai." balas Zakki dengan satu kali tarikan nafas membuat semua orang saksi tersenyum lega.

"Sah?"

"Sah"

Alhamdulillah... segala puji bagi Allah yang melancarkan Ijab qabul pada pagi hari ini. Zakki mengusap wajahnya lega, meski jantungnya tak terkontrol tapi ia dapat mengucapkan dengan satu kali tarikan nafas.

Raani berpelukan dengan Aleeta, ia terharu mendengar suara lantang Zakki mengucapkan Ijab Qobul. Hatinya berdesir, air matanya tak tertahan kan untuk tumpah.

Ia pun terharu karena seorang laki-laki yang meninggalkan dirinya sejak kecil menjadi wali di pernikahannya. Laki-laki itu berperan penting pada hari ini.

Semua mata tertuju pada mempelai wanita yang tengah berjalan menghampiri mempelai laki-laki nya.

Raani menunduk, perasaannya bercampur aduk. Aleeta membawanya berdiri di samping sang suami. Ah suami...

"Jangan malu-malu dong," goda Aleeta pada keduanya sebelum ia pergi dari sana.

Wajah Raani bersemu merah, Zakki tersenyum menatapnya sebelum ia meraih jari manis perempuan itu untuk menyematkan cincin.

Cincin emas putih sudah bertengger di jari manis Raani, ia mengambil cincin untuk disematkan pada jari Zakki.

Dengan perasaan berdegup kencang keduanya tersenyum, Zakki mengangkat tangannya lalu meletakkan dipucuk kepala Raani seraya membacakan doa diubun-ubun perempuan sahnya itu setelahnya Raani meraih tangan Zakki lalu mencium punggung tangannya lama kemudian Zakki mengecup keningnya.

"Aahhh kita baperrr..." Kata Adel merangkul Aleeta dan Aisyah.

"Makanya buruan cari calon!" timpal Ara dari belakang membuat ketiga jomblo itu menghadap ke belakang dengan wajah cemberut.

Zakki menatap Raani dengan tatapan berbinar membuat Raani malu, ia hanya dapat menunduk.

"Dasaarr! Kak Zakki suka banget sih buat kita ngenes" Aleeta menyunggingkan bibirnya.

"Makanya minta Faisal buruan lamar kamu biar cepet Ijab qabul kayak kita ya gak, Yang."

Faisal?

Aleeta kembali ingin menangis mendengar nama itu bahkan sejak tadi ia tak melihat Faisal sama sekali bahkan Pak Ramzi pun tak ia lihat.

***

"Kau sudah membuat Raani bahagia di hari bahagianya ini," kata Agus pada Rahmat yang hanya mengangguk penuh penyesalan.

"Saya belum bisa dikatakan membahagiakan Raani, saya ini Ayah yang tidak baik-" Rahmat meneteskan air matanya, Agus menepuk pundaknya.

"Percayalah, seorang anak pasti menyimpan rasa sayang pada ayahnya meski sejahat-jahat nya diri kita..."

Putri hanya diam memandangi mantan suaminya itu, ia sedih mengingat beberapa hari yang lalu menemui laki-laki itu.

Bel rumah Raani tiba-tiba berbunyi, Adel segera membukakan pintu utama memastikan siapa yang datang.

"Selamat Malam, kami dari kantor polisi ingin membawa kembali bapak Rahmat Abdullah."

Adel menutup mulutnya terkejut, kakinya gemetar melangkah untuk memberitahu keluarganya.

"Siapa, Del?" tanya Ibunya, "Di luar... ada dua orang polisi menanyakan Ayah Rahmat." jawabnya.

Semua orang memasang wajah kaget, Raani yang baru saja menurunkan kakinya pada lantai bawah sontak melepaskan tas yang digenggaman nya.

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now