Part 50

4.9K 196 8
                                    

Author POV

"Yas ih, lo darimana aja?"

sambar Klara langsung saat melihat Yasmin baru saja masuk ke dalam kelas dengan peluh di dahi nya.

"Lo abis marathon dadakan yas?"

kini Aqila yang bertanya. Yasmin mengabaikan pertanyaan mereka dan segera duduk. Melihat ada air minum milik Aqila, dengan sigap Yasmin menyambar minumnya dan dengan beberapa tegukan pun habis tak tersisa. Aqila dan Klara hanya bisa menganga tidak percaya sambil menggeleng kan kepalanya.

"Ntar gue ganti." jawab Yasmin.

Dan seperti biasa ia mengeluarkan earphone nya dari saku seragamnya dan memutar lagu di playlist favorit nya. Limabelas menit berlalu, tidak ada yang memulai percakapan. Semua hanya sibuk pada handphone nya masing-masing. Klara berdecak sedikit kesal jika sudah seperti ini.

Dengan alasan yang dibuat-buat Klara meminta Aqila dan Yasmin untuk menemani ke loker untuk mengambil buku catatan nya. Awalnya Yasmin sangat mager untuk menemani Klara ke loker siswi namun mau bagaimana jika Klara saja memaksa nya seperti anak kecil yang meminta balon dan permen. Dengan hati yang terpaksa akhirnya Yasmin mengalah dan ikut bersama sahabatnya. Setelah sampai di depan loker Klara ia mengambil buku catatan yang sebenarnya tidak berguna.

"Yas, itu devan." ujar Aqila yang membuat Yasmin menengok ke arah yang dimaksud Aqila.

Disana tepat nya di tempat loker cowok, Yasmin dapat melihat dari kejauhan kalau Devan memang baik-baik saja tidak terpuruk sepertinya. Ia bahkan masih bisa tertawa lepas dengan teman-teman nya.
Devan menyadari bahwa sedari tadi ia di perhatikan seseorang, saat melihat ke arah loker perempuan ternyata benar. Yasmin sedang menatap nya dengan tatapan teduh. Cukup lama mereka saling menatap satu sama lain. Berharap bisa mengurangi rasa rindu yang mereka tahan sejauh ini. Devan tersadar saat merasakan ada yang menyenggol sikut nya, lalu memutuskan tatapan Yasmin.

"Yas? Are you okay?" tanya Klara dengan tangan yang mengelus pundak Yasmin.

"I'm fine." jawab Yasmin tanpa mengalihkan pandangan nya dari arah Devan.

Dari kejauhan bisa dilihat Devan datang ke arah nya. Ya ke arahnya. Seketika jantung Yasmin berdegup kencang tak tahu kondisi. Ia bingung harus seperti apa. Seakan-akan jantung nya akan lepas dari tempatnya. Semakin lama semakin dekat, hingga akhirnya Devan berhenti di hadapan Yasmin. Tak kuasa melihat tatapan sarkas Devan, Yasmin lalu menundukkan kepalanya.

"Awas, gue mau lewat." ujar Devan yang membuat Yasmin kembali mendongakan kepalanya.

"Minggir, lo gak nyadar udah ngalangin jalan?." tanya Devan yang terus menerus menyakiti hati nya dengan kata-kata yang tajam.

"Udah dev udah." kini Rifki membuka suaranya, sungguh ia tidak tega melihat perempuan secantik, sebaik Yasmin harus disakiti oleh sahabatnya sendiri tanpa alasan yang jelas. Yasmin memejamkan matanya, berusaha menguatkan kembali tenaga nya yang sudah terkuras karena kata-kata tajam Devan. Yasmin meminggir untuk membiarkan Devan lewat. Sungguh ia tidak tahan dengan keadaan yang seperti ini. Terlihat Devan sudah sedikit jauh dari Yasmin, entah ada dorongan apa Yasmin berlari ke arah Devan dan menahan pergelangan tangan nya.

Devan membalikkan badannya dan menatap Yasmin jengah. Yasmin masih posisi tergesa dan mengatur nafasnya.

"Apa lagi sih?!" tanya Devan risih.

2FAB 4YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang