Part 13

9.8K 433 3
                                    

Devan POV
Aku dan Yasmin sudah tiba di sekolah, kini kami berdua masih ada di parkiran sekolah. Namun Yasmin sudah dulu jalan mendahului ku, mungkin dia masih kesal. Tapi bukannya aku yang marah ya? Dasar cewek, mau nya tidak disalahkan. Ya sudahlah lupakan saja.

Aku mencoba untuk menyamai langkah ku dengan Yasmin, tetapi semakin aku mengejarnya semakin ia mempercepat jalannya. Aku terkekeh geli melihat tingkah nya seperti anak kecil. Dengan cepat aku lari mencekal tangan nya pelan, lama aku manatapnya, sebelum Yasmin menepis tangan ku kasar dan kembali lari ke kelas nya.

Tapi sayang entah bagaimana Yasmin tiba-tiba bisa menghilang, padahal tadi aku sudah berlari secepat aku bisa. Aku mencari di koridor tidak ada tetapi aku melihat ada sepatu di balik tembok koridor. Ah dia tidak pintar untuk bersembunyi. Bodoh.

Aku akan kesana tetapi dengan jalan memutar biar kira Yasmin aku sudah tidak mencarinya lagi. Sesudah aku mutar jalan kini jarak antara aku dan yasmin tinggal beberapa langkah lagi, aku menghampiri nya dengan langkah kecil supaya tidak menimbulkan suara dari sepatu ku.
Ku lihat dia masih mengintip dari tembok koridor, tanpa menyadari bahwa ada aku dibelakang nya.

"Huh! Untung aja itu anak udah gaada kan gue bisa kabur dari sini." ucapnya sambil menghela nafas lega.
Aku terkekeh mendengar penuturan katanya yang keluar dari bibir mungil itu. Diam-diam aku merencanakan hal jahat yang akan aku lakukan padanya. Hmm..

Satu langkah

Dua

Tiga

Gotcha! Aku berhasil melepaskan cepolannya hingga rambut nya terurai dengan sempurna dan aku berlari kencang menjauh dari nya, sambil tertawa terbahak-bahak. Aku bisa melihat mata nya yang sontak kaget dan kilatan petir kemarahan.

"LO GAK PINTER SEMBUNYI!! BHAHAAHAHA!!" teriakku di ujung koridor dan diselingi tawa terbahak-bahak.

"HEH! SETAN BALIK GA!! AWAS LO BALIK-BALIK KEPALA UDAH GA SELAMAT!!!"  balas nya teriak yang masih terdengar di telingaku.

Aku memutuskan untuk beristirahat sebentar karena nafas ku yang memburu. Ku tengok ke belakang ternyata Yasmin masih setia mengejar ku dengan tas nya yang sudah menghilang entah kemana. Yasmin berlari ke arah ku dengan tangan yang mengangkat rok nya sedikit untuk mempermudah berlari.

'Waduh, gawat'

Aku langsung berlari secepat mungkin tanpa melihat arah jalan, kini aku baru tersadar ternyata aku berada di koridor kelas X alias koridor kelas yasmin. Disini banyak cewek-cewek yang sedang duduk di bangku koridor sambil bergosip ria. Namun tatapanku langsung beralih saat melihat Yasmin yang berlari dari arah tangga.

Aku kembali berlari, dan memutuskan untuk masuk ke kelas X yang tidak tahu ini kelas apa. Aku hanya asal masuk dan terus berlari ke bangku paling belakang nan pojok. Disana ada cewek sedang duduk sambil membaca novel. Mungkin dikelas ini menatapku terheran-heran terutama untuk para cowok, tapi kalau cewek disini menatap ku seperti senyum-senyum tai.

Tanpa pikir panjang langsung saja aku bersembunyi di belakang tubuh si cewek yang lagi baca novel. Awalnya dia kaget menatapku yang langsung bersembunyi di belakangnya dengan tangan ku memegang pundak dia. Tapi lama-lama dia seperti cewe-cewe disini pada kesemsem, beda sama Yasmin.

"Eh gue numpang ngumpet bentar ya?" ucapku sambil menunjukan senyum terbaikku.

"Hah? Oh iya-iya ga papa ko kak santai aja." ucapnya sambil tersenyum lebar bahkan kelewat lebar layaknya hantu di film horror.

"Hehehe sorry ya jadi ganggu lo."

"Gak ko kak"

'Coba ah gue godain, mau tau respon nya kayak apa.'
"Eh btw, lo cantik juga ya"

"Gak ah biasa aja, hehe makasih kak"

'Weleh ngeblush dia, baperan dah ni anak bisa berabe'

"Ehm, kak gue boleh minta id line nya gak?"

"Oh hehehe, tapi masalah nya gue-"

"DEVAN?!! GUE TAU LO DISINI!!! KELUAR GAK LO! ATAU GUE-"

'Mampus! Pasti ujung-ujungnya ngancem'

"Hehehe gue disini, ra" ucapku sambil berdiri dengan menggaruk kepalaku yang tidak gatal itu.

"Cengar-cengir gak jelas tau gak! Sini lo!" ucapnya dengan tangan di pinggang.

"Yee kan gue cuma lepas cepolan rambut lo doang, daripada gue cium pipi lo. Yaudah maap deh maap." ucapku asal tanpa pikir. Memang benar kan?

Saat aku mengatakan itu semua tatapan anak kelas melihat ku terkejut. Kenapa? Salah?
Termasuk Yasmin yang kulihat semakin membuatnya marah. Kayak nya gue salah ngomong deh.

"Goblok!"

Yasmin menarikku dengan kasar, menjauhi kerumunan anak kelas X, namun aku hanya mengikuti dari belakang saja. Seperti nya aku salah besar deh?

***

Yasmin POV
Sumpah aku capek banget sama ni orang, bisa nya buat masalah mulu sama aku. Gak ada capek-capek nya apa. Sekarang aku ada di taman belakang sekolah menyelesaikan masalah yang entah kapan akan selesainya. Duduk dikursi taman panjang berdua. Hanya berdua. Karena sekarang sudah jam pelajaran jadi tidak ada yang keluar kelas selain yang bolos pelajaran.

Aku menghela nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan untuk ngomong ke kutil panci, alias Devan. Ku hadapkan badan ku ke depan nya sehingga posisi ku menghadap Devan dengan kaki duduk silang.

"Jadi maksud lo apaan tadi narik cepolan gue?" ucapku datar tanpa ada tersirat kemarahan sedikitpun.

"Gue gak sengaja."

"Hm"
"Lo bilang apa tadi?"

"Ya elah napa sih lo jadi budeg gini, gue gak sengaja. Lagian napa si sensi amat, mau gue cepolin? Dengan senang hati sini gue cepolin sayang. Hehehe maap ya zura. Please" ucapnya sambil memohon ke arahku. Aku memutar bola mataku jengah.

"Bukan gitu, muka gue tuh lagi cengo banget tau gak!"

"Cengonya kamu tuh cantik ra." gombal Devan tanpa panggilan lo-gue.

"Serius?." ucap ku dengan mata yang berbinar-binar. Maaf jika kalian ngira aku yang gampang baper, karena disitu aku posisinya lagi PMS jadi mood aku berubah-ubah.

"Ih serius, dua rius malah" Aku melihat Devan yang tersenyum geli.

"Yaudah gue maapin"

"Yeayy, lo emang the best deh ra. Thanks, sini-sini peyuk sama cogan" ucapnya sambil merentangkan tangan nya ke arah ku.

"Idih ogah! Lo mau gue marah lagi kayak tadi?!"

"Gak deh gak, cukup sekali aja sudah cukup hehehe."





***
Help me for vomment
Thanks guys

2FAB 4YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang