Part 45

4.3K 175 6
                                    

Author POV

"Cepetan lo bawa Devan kesini, jaraknya jangan terlalu deket rada jauh aja, jangan sampe Yasmin tau kalo Devan ada disini." perintah Raihan kepada sang penelpon.

"........."

"Oke bagus, kalau curut-curut yang lainnya ada dimana?"

".........."

"Masih di markas? Lo bebasin aja semuanya udah gak penting. Oke gue tutup dulu. Lo suruh Devan duduk di situ aja, biar bisa ngeliat gue sama Yasmin."

Raihan menutup telepon nya dan menghampiri Yasmin untuk langsung ke tempat VIP nya. Setelah sampai di tempat yang dimaksud, Yasmin terkejut melihat teman-teman Raihan yang ramai ditemani minuman-minuman bir dengan kadar alkohol yang tinggi. Ada beberapa yang sedikit mabuk karena minuman tersebut.

"Wow,wow,wow hold on. Siapa nih cakep amat." ujar teman Raihan yang sudah bangun dari duduk nya menatap Yasmin memuja.

"Tahan bro, gak usah liatin dia gitu juga." Raihan menahan pundak teman nya lalu mendorong nya untuk kembali duduk dengan pelan. "Kenalin ini Yasmin, my girlfriend. Jangan macem-macem lo, gue babug lo pada kalo gangguin pacar gue." ucap Raihan sedikit teriak sambil merangkul Yasmin erat. Wajah merah padam,  gemertakan gigi, serta tangan yang terkepal seakan-akan siap untuk menonjok wajah musuhnya. Ya.. Devan sedang menyaksikan pasangan yang ada di hadapannya yang berjarak kira-kira sepuluh meter dari nya, tanpa Yasmin ketahui keberadaannya. Merasa muak akan pemandangan yang ia lihat selama kurang lebih sepuluh menit, Devan bergegas untuk meninggalkan tempat jahanam yang menyisakan kekecewaan . Sebut saja bahwa Devan itu lemah,  karna terbukti air matanya tak kuasa ia tahan saat melihat Yasmin sangat berubah, bahkan Devan hampir tidak mengenalinya.

Yasmin hanya tersenyum kecut sambil menerima jabatan tangan dari teman-teman nya Raihan. Yasmin tidak menyukai situasi ini, ini bukan lah dunia nya. Bayangkan saja teman Raihan ada sepuluh orang dan itu cowok semua sedangkan Yasmin cewek sendiri di ruang VIP. Pikiran negative nya langsung menyelinap ke otak untuk di saring lagi. Kini ia sedang tidak bisa berfikir harus melakukan apa dan bagaimana.

"Pinter banget lo cari cewek!"
"Gila ya mulus banget bor."
"Wah parah lu bos hahaha buat gue boleh kali ya."
"Bagi-bagi lah bos."
"Eh neng cantik, sama abang aja mau ya."
"Aduh buat gak fokus aja nih si cantik."
"Kalo gini gue betah kagak pulang."
"Siniii deket gue duduk nya."

Yasmin tersenyum kecut mendengar godaan dari teman Raihan yang menjijikan, bukannya menolong, Raihan malah tertawa kecil. Posisi duduk Yasmin memang bukan diantara teman-teman Raihan. Yasmin duduk di sebelah Raihan yang terus merangkul nya. Raihan izin sebentar meninggalkan Yasmin untuk memesan minuman di bar. Sebenarnya Yasmin berusaha menahan Raihan untuk tidak meninggalkan nya walaupun sebentar. Tapi ingatkah bahwa malam ini ia harus menurut apa kata Raihan? Ya, Raihan tetap meninggalkan Yasmin yang terus digoda oleh teman-teman nya.

Kurang lebih lima menit berlalu, Raihan baru kembali dari bar dengan membawa dua gelas bir. Baginya kepergian Raihan lima menit berasa lima jam didalam ruangan laknat ini. "Nih minum, gue udah bawain satu buat lo." titah Raihan menyodorkan gelas bir satu nya kepada Yasmin sambil meminum minuman nya. Yasmin menolak untuk minum minuman tersebut. "Yas, gue udah bawain buat lo. Cepetan minum. Inget yas lo harus nurut apa kata gue." bisik perintah Raihan yang memaksa Yasmin untuk minum. "Gak mau han! Gue gak pernah minum kayak gini. Please jangan maksa gue buat minum." ujar Yasmin mendorong gelasnya pelan.

"Yasmin! Lo harus minum." paksa Raihan lagi. Sudah cukup Yasmin menahan amarahnya sejak tadi, makin lama sikap Raihan semakin semena-mena terhadap nya. Sudah ia bilang ini bukan lah dunia nya, jika bukan karna demi Devan Yasmin bersumpah tidak akan mau pergi ke tempat jahanam seperti ini lagi. Sudah cukup sekali saja, tidak lagi-lagi. "Fine! Gue bakal minum." Yasmin mengambil gelas bir nya dengan tangan bergetar sedangkan Raihan malah menatapnya dengan senyum kemenangan. Yasmin bangun dari duduk nya dan menatap balik Raihan. Raihan juga ikut berdiri dari soffa nya. Jika kalian tanya bagaimana dengan sepuluh teman-teman nya itu? Jawabannya adalah tepar, semua teman-teman nya sudah mabuk berat akibat pertaruhan dalam suatu games.

Yasmin mendekatkan bibirnya ke ujung gelas bir, sedangkan Raihan melihat nya senang dengan senyum devil nya. And...

Byurrr!

Yasmin membanjur minuman bir nya tepat di muka Raihan. "Damn! Apa yang udah lo lakuin Yasmin!"  bentak Raihan sambil mengusap wajah nya yang terkena bir. "Sorry gue bukan cewek yang dengan gampangnya minum minuman kayak gitu. Lo pikir lo siapa? Harus gue turutin. Bego banget gue. Jangan temuin gue lagi, urusan kita udah selesai." Yasmin mengambil slingbag nya lalu pergi meninggalkan tempat itu jauh-jauh dari Raihan. Tetesan air bening yang turun membasahi pipi nya menemani nya dalam keheningan malam yang gelap. Yasmin memutuskan pulang dengan menaiki ojek online, sebelum pulang Yasmin berganti pakaian di dalam kamar mandi club dengan baju biasa. Di motor Yasmin mengeluarkan tangisan nya sebanyak mungkin tanpa suara.

Awalnya driver itu menanyakan ada apa, namun Yasmin mengelak bahwa tadi hanyalah mata yang kelilipan debu. Untung saja Yasmin memakai helm, jadi ia dengan bebasnya mengeluarkan air mata nya yang sedari tadi mendesak untuk keluar. Setelah mengasih ongkos ojeknya Yasmin langsung lari menuju kamar nya. Ia menghiraukan Raka yang memanggil namanya sejak tadi. Raka ingin bertanya kemana saja Yasmin pergi. Yasmin mengunci kamar nya lalu merebahkan tubuhnya di kasur. Melelahkan sekali hari ini. Karena malas Yasmin memutuskan untuk langsung tidur tanpa melepas sepatu dan mengganti baju terlebih dahulu. Yasmin menutup matanya tetapi tak terasa air matanya kembali terjatuh perlahan. Malam nya, tidurnya, kini ditemani air mata yang setia turun di antara dingin nya angin malam. Ia berharap keesokan harinya lebih baik daripada hari ini. Ya, itulah harapan nya.













*****
Vomment yaa
👇👇
🌟🌟🌟

2FAB 4YOU (COMPLETED)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ