Part 25

6K 241 3
                                    

Author POV

"ALDI!!" bentak Devan dengan suara menggelegar hingga membuat kedua pasangan itu menengok kaget. Kini Aldi dan cewek tersebut berdiri dari posisi sebelumnya. Pias wajah cewek tersebut melihat Devan yang hampir tertangkap basah sedang ingin berciuman dengan Aldi. Hampir berciuman sebelum Devan meneriaki kedua nya. Ingat hampir. Perlu di garis bawahi.

"Bayarannya nanti gue transfer." bisik Aldi kepada cewek itu. Cewek itu mengangguk mengerti setelahnya pergi meninggalkan kedua bersaudara yang mungkin akan terjadi perang dunia ke 3. Tapi sayang, Devan lebih dulu menahan tangan perempuan jalang itu. Cantik sih, masih SMA rupa nya, mungkin sepantaran dengan adiknya.

"Lain kali, lo cari duit yang halal. Masih bocah kok gini?" Devan meneliti penampilan perempuan di hadapannya yang super mini, seperti kekurangan bahan. Ingin rasa nya tubuh perempuan yang ada dihadapannya dipakaikan mukenah. "Lo ngerti?" tanya Devan geram sambil mencengkram tangan perempuan itu. Perempuan itu membalas dengan anggukan dengan cepat.

"Jangan balik lagi ke rumah gue. Ngerti bitch?" lagi-lagi perempuan itu membalas dengan anggukan cepat. "Ngerti gak? Gak jawab-jawab, lo bisu?" perempuan itu pun mengangkat wajah nya dan menatap Devan. "Ngerti kak." jawab perempuan itu dan langsung melenggang pergi meninggalkan rumah megah ini.

Kini tinggal tersisa Devan dan Aldi. Mereka hanya saling tatap dengan penuh kemarahan masing-masing. "Goblok banget adek gue." ejek Devan sambil berjalan masuk, mendahului Aldi yang masih mematung. "Cepet, ikut gue." titah Devan. Lalu langkah Devan di ikuti oleh Aldi. Hingga mereka sampai di balkon kamar Aldi.
Devan sudah lebih dulu duduk di balkon kamar sedangkan Aldi masih berdiri di depan pintu sambil melipatkan tangan nya di dada.

"Kenapa mesti di kamar gue?"

"Bodoh. Karna ini masalah lo."

"Okay."

Setelah itu tidak ada lagi yang berbicara. Belum ada tanda-tanda omelan Devan. Sampai akhirnya membuat Aldi jengah sendiri. Saat Aldi ingin membuka suara nya, Devan sudah lebih dulu berbicara. Dan cukup membuat Aldi diam seribu bahasa. Dari nada bicara Devan, tampak tersirat kekecewaan yang mendalam.

"Alditya kusuma. Itu adek gue. Adek kesayangan gue. Dia pinter bahkan lebih pinter dari kakak nya. Dia jago basket sedangkan kakak nya engga. Tapi sayang adek gue goblok. Dan goblok nya kebangetan. Goblok banget malah." jelas devan panjang lebar. Tapi tidak di respon oleh Aldi.

Sebenarnya mendengar penjelasan kakak nya membuat Aldi terkekeh dalam hati. Segitu nya kah kekecewaan seorang Devan melihat adiknya berpacaran? Lucu sekali rupanya. Tapi nyatanya Aldi hanya terdiam mendengar semua curhatan kekecewaan seorang Devan.

"Udah ngebacot nya?"

"Ud- maksud lo? Anjir jadi dari tadi gue ngomong lo cuman gitu doang?"

"Emang tadi lo ngomong apaan?"

"Bego tetap lah bego. Adek macem apa lo. Gue tadi ngomong panjang lebar itu supaya ada pencerahan yang masuk ke telinga lo. Supaya lo tobat."

"Udah kan? Udah selese?"

"Ibab lo."

"Yaudah keluar."

"Iya njing ini keluar." ujar Devan geram akan kelakuan adeknya yang terbilang sedikit dingin. Akhirnya Devan keluar dari kamar Aldi sambil menggebrak pintu kamar Aldi keras.
Devan segera kembali ke kamarnya, kamar privasi nya. Ia lupa bahwa ia baru saja pulang, dan belum mandi. Hanya butuh lima menit saja Devan membersihkan badan nya. Biasalah pasti laki-laki kalau mandi gak perlu lama-lama. Gak kaya cewek mandi udah kayak nguras bak. Lama banget, tidur dulu kali ya?

***

Empat bulan kemudian...
Mungkin pencerahan Devan beberapa bulan lalu berpengaruh bagi Aldi. Kini Aldi sudah tidak seperti yang dulu-dulu. Aldi sudah tidak membawa cewek-cewek nakal lagi. Cukup membuat Devan tersenyum bangga akan adik kesayangan nya, yaa walaupun sikap nya masih sama. Terlalu dingin. But stay cool.

Detik berganti menit dan terus berganti jam sampai berganti hari dan sampai seterusnya. Waktu terus bergulir berjalan maju. Begitu pula sama hal nya dengan hubungan Devan dengan Yasmin. Berjalan nya waktu, tak di sangka hubungan Devan dan Yasmin sudah enam bulan.

Semakin lama hubungan nya semakin sweet saja kelakuan keduanya. Selalu saja membuat pasangan lain iri. Tapi tak disangka jika berpacaran dengan Devan itu mulus-mulus saja, tidak ada hambatan. Ada, Yasmin selalu mendapat hujatan-hujatan dari para fans Devan yang tidak ada capek nya.

Tapi Yasmin tidak memperdulikan itu semua. Tidak di bawa ribet. Gak, Yasmin orangnya sangat sederhana. Bahkan Devan yang marah melihat akun sosmed nya Yasmin banyak hujatan dari para fans nya yang tidak menerima jika Yasmin berpacaran dengan Devan. Katanya sih tidak cocok.

Yaudahlah ya gak usah di pikirin. Sekarang Devan sedang asik mengajak kedua sahabat nya untuk mambantu memilih baju buat kencan nanti besok malam dengan Yasmin. Sama halnya dengan Yasmin, malah mungkin Yasmin lebih repot. Karna kedua sahabat nya sedang asik melihat-lihat olshop di hp nya.

"Ki bantuin gue dong. Gue mesti pake baju apa?" tanya Devan kepada Rifki yang sedang asik main ps di kamar nya.

"Apaan sih dev. Lo ribet banget tau gak! Kek cewek aje lo."

"Ya iyalah njing. Ini kencan istimewa gue sama zura."

"Yaudah lo pilih dulu dua yang menurut lo paling bagus. Nanti gue sama Rifki bakal pilih salah satu." saran Aldino pusing sendiri melihat Devan yang tidak mau diam.

"Oh oke"

Devan langsung membuka lemari bajunya yang menampilkan jejeran baju berkelas dan juga baju santai. Devan memilih bagian baju berkelas. Baju itu hanya untuk di saat-saat tertentu. Di acara-acara penting. Dan ini salah satunya. Tapi yang devan lihat hanyalah baju jas yang digantung rapih dan berbagai warna.

Tidak, Devan tidak ingin memakai jas. Itu berlebihan. Ia hanya akan memakai saat kedua orangtua nya menyuruh untuk datang di acara perusahaan. Lagian memakai jas itu panas. Devan tidak betah sama sekali. Akhirnya Devan menutup pintu lemari yang bagian baju berkelas. Dan kembali membuka pintu lemari bagian baju santai.

Ah matanya langsung berbinar saat ia yakin akan pilihan baju nya kali ini. Simple tapi terlihat ganteng. Devan memang selalu ganteng. Setelah yakin akan pilihan nya Devan mengambil dua baju pilihan nya.

"Udah bosQ?" tanya Aldino yang masih setia menemani Rifki bermain ps.

"Udah bang. Ini nih gue udah pilih."

"Okay mari kita lihat pilihan Devan."  Rifki mempause permainan nya lalu berbalik untuk melihat baju manakah yang di pilih Devan.

"WHAAATTT?!!" pekik Aldino bersama Rifki saat melihat pilihan baju Devan.









****
Gimana
Gengs
???
Okay
Ini
Lay
Vomment
Aja langsung
Okk?
⭐⭐⭐

2FAB 4YOU (COMPLETED)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن