Nah karena Anna belum tahu apakah bayinya laki-laki atau perempuan. Anna memutuskan untuk menjahit dua macam baju. Baju unyuk bayi lelaki dan juga untuk bayi perempuan.

Tapi senyuman Anna tiba-tiba saja memudar saat mengingat sesuatu.

Sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dimana kala bayi kecilnya terlahir ke dunia Anna tidak akan pernah bisa menemuinya. Reza sangat lembut kala Anna sedang mengandung anaknya tapi belum tentu Reza akan berperilaku sama kala Anna sudah melahirkan pewarisnya. Bahkan dimana hari itu tiba Anna tidak bisa berharap banyak untuk bisa menyusui bayi kecilnya. Mereka akan langsung di pisahkan dan selamanya tak akan pernah berjumpa lagi.

Mengingat itu rasanya Anna ingin menangis tapi dia tak boleh cengeng.

Meski berbagai cara Anna membuat dirinya untuk membenci bayinya yang tengah ia kandung. Tapi Anna tidak bisa. Ia malah menangis keras saat membayangkan mereka akan berpisah nanti. Nanti.

Sebuah tetes air mata kembali jatuh ke pipinya.
"Sayang... Jika mommy menangis maka kamu tidak boleh juga ikut menangis. Mommy hanya wanita cengeng tapi kau adalah anak mommy yang tangguh" bisik Anna lembut dengan genangan air mata ia mengelus perutnya kembali.

Ia berharap bahwa anaknya menjadi anak yang tangguh dan tidaklah lemah seperti dirinya.

×××××

Seorang pria berlari tergopoh-gopoh sambil memeluk sebuah tablet bermerk Apple di belakangnya. Ia langsung mengetuk pintu kamar Reza dan masuk dengan cepat saat Reza mengizinkannya masuk. Dengan nafas terengah-engah Reza hanya menatap Simon sesaat lalu bertanya.

"Ada masalah?" tanya Reza dengan santai dan tenang.

Simon langsung menyerahkan tablet kerjanya dan memperlihatkan layarnya pada Reza.

Rahang Reza mengeras melihat isinya. Tangannya terkepal bertanda ia sedang marah. Reza menghela nafas dan mengerahkan wajahnya ke arah lain.

"Dia sudah tahu tentang Anna?" tanya Reza dengan intonasi suara yang masih tenang.

"Saya rasa sudah tuan. Awalnya saya tidak ingin membuka email darinya tapi saya rasa mungkin ada hal penting yang ingin dia beri tahu dan ternyata benar" jelas Simon panjang kali lebar.

"Dasar wanita tidak normal" gumam Reza lalu terkekeh mengingat masa lalu.

"Apa yang harus saya lakukan tuan?"

"Tidak ada" jawaban Reza membaut Simon kaget. Bukankah sekarang yang harus dia lindungi adalah istrinya.
"Sekarang hubungi Taylee!" perintah Reza.

"Baik tuan" Simon langsung mencari kontak Taylee dan menelpon sang supir pribadi tuannya itu.

Semalam Taylee sempat menelpon Reza dan mengatakan besok ia akan mengantar dan menamani Anna belanja kain untuk di jahit. Reza mengizinkannya. Tapi karena sekarang ada masalah baru yang datang Reza harus sedikit waspada.

×××××

Selesai menikmati sarapan paginya yang lumayan sederhana. Anna langsung berpakaian rapi dan berjalan ke depan rumah. Semalam Taylee sudah tahu tugasnya untuk hari ini. Dia harus mengantar Anna untuk membeli kain.

Kini Anna memutuskan untuk tidak sering melamun lagi. Dia lebih baik melakukan suatu aktifitas agar bayinya juga tidak menjadi malas. Dan hari-harinya tidaklah terlalu bosan untuk di lewatkan. Setidaknya duduk di atas mesin jahit bisa di jadikan hiburan.

"Taylee kau sedang apa?" tanya Anna pada Taylee yang sedang berbicara dengan tukang kebun di rumah.

Pria bertubuh tinggi kurus berwajah manis itu langsung menoleh ke belakang
"Ya nyonya? Saya sedang berbincang-bincang dengan pak Joko"

Child For HusbWhere stories live. Discover now