Gone

5.8K 398 18
                                    

"Percayalah padaku,"

Tidak.

Taehyung tidak sanggup melepas genggaman tangan Jungkook yang melingkupi tangannya.

"Taetae, jaga dirimu baik-baik. Jangan pernah terpisah dari kelompok ras kita."

Hati Taehyung bagai teriris. Matanya terasa panas dan mulai berkaca. Ia menatap Jungkook dengan mata yang berbicara, sebab bibirnya terlalu kelu untuk sekedar mengucap sepatah kata.
Bunga krisan menari melingkupi tubuhnya saat Jungkook membagikan energinya, khususnya pada lingkupan tangan Taehyung yang tergenggam hangat.

"Tae...," Jungkook mengecup dahinya lembut , dan Taehyung menangis. "Jaga dirimu dan buah cinta kita." ia menatapi sebuah telur yang bersinar pada telapak Taehyung. Kecil, mungil, dan tak berdosa. "Aku harap kau jaga baik-baik dia, dan--"

"Berjanjilah kau akan pulang jika perang sudah berakhir!" syara Taehyung bergetar,  begitu pula dengan hatinya.

"Tae...," Jungkook menatap sendu pada Taehyung yang pias. Rambut panjangnya sedikit terbakar karena iblis Sehun menyerangnya. Jungkook menarik Taehyung ke dalam pelukan, namun ia semakin terisak dalam dekapannya.

"Berjanjilah...," Taehyung tersedak, hatinya tak sanggup jika harus kehilangan Jungkook. Ia tidak terima jika belahan jiwanya pergi secara tiba-tiba. "Berjanjilah padaku bahwa kau akan kembali. Berjanjilah padaku bahwa kau akan baik-baik saja. Berjanjilah padamu bahwa kau akan tetap bersama kami. Berjanjilah padaku, kau akan memelukku erat lebih dulu saat pulang nanti. berjanjilah, Jungkolk. Berjanjilah. Untuk kembali dengan selamat."

"Taehyung, tapi--"

"A-Aku tidak sanggup, Jungkook," Taehyung melolong pedih, ia tak sanggup lagi. "Aku tidak sanggup hidup tanpamu. Apalah aku jika bernafas tanpamu? Bagaimana dengan anak kita nanti? Berjanjilah..." Taehyung meraung, "Berjanjilah padaku, pada benih kita, bahwa kau akan hadir saat kelahirannya, sebagai suamiku, sebagai ayah anak kita. kuomohon..."

Suara debuman bom meletup dari ufuk timur. Bumi pun berguncang, dan seluruh prajurit menyuarakan siaga tiga.

"Yang mulia raja! Segera titah kami, medan perang sudah siap, namun para wanita, anak-anak dan orang tua harus segera berlindung di savana barat daya! Kita harus cepat!"

Jungkook mengangguk saat salah seorang bawahannya melapor.

"Taehyung, permaisuriku..." Jungkook merangkum wajah Taehyung yang Semakin cantik saat menangis. Ia mengusap air mata itu dengan jemarinya. Mengusap rambut panjangnya yang halus, menyampirkannya di belakang telinga. Ia menyelipkan bunga krisan merah di telinga Taehyung, membuat sehidup sematinya itu bagaikan bidadari.

"Jaga diri kalian baik-baik."

Satu kecupan panjang, lembut, penuh cinta melingkupi bibir keduanya yang bergetar.

Sebuah ciuman penanda cinta, dan perpisahan.

"Jungkook...," Taehyung memanggilnya saat Jungkook melepas tautan tangan mereka. "Jungkook!" Taehyung memanggilnya lagi saat pria berbaju perang itu menaiki kudanya dan melesat bersama kawanan prajurit lain yang mengikutinya.

Taehyung meronta saat dayang-dayang mencengkram tangannya, mencegahnya yang ingin nekat mengejar raja besar itu hingga mekukai diri sendiri.

"Jungkook!"


Semoga Jungkook pulang dengan selamat,

Entah dengan tubuh yang masih bernyawa atau pun tidak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End

ANGSTWhere stories live. Discover now