Unconditionally

6.4K 553 62
                                    

Taehyung berlari. Menerobos kerumunan, menghindari desak siswa bertubuh besar, membiarkan tubuhnya terhuyung.

Jantungnya bertalu, ia ketakutan. Suara gemuruh siswa-siswi di hadapannya membuat dirinya mencelos setengah mati.

"Hajar! Hajar!"

Taehyung hampir menangis mendengarnya.

Seharusnya perkelahian yang terpampang nyata di depannya dilerai sesegera mungkin. Bukan malah diprovokasi begini!

Raut wajah Taehyung pucat pasi, satu tubuh besar tersungkur di depan kakinya.

Taehyung menutup mulutnya dalam keterkejutan. Wajah penuh lebam dengan warna merah menghiasi hidung dan sudut bibir pria itu adalah kelemahannya.

Taehyung mengeratkan genggaman tangannya. Ia tersedak, kenapa pria itu harus rela melakukan hal ini?

Kemudian Taehyung maju, diiringi sorak-sorai umpatan siswa yang menonton, dan Taehyung menulikan telinganya.

"Jungkook!" Taehyung mencoba berdiri di antara dua lelaki yang babak belur di sisinya. "Hentikan,  Kook! Kau melukai dirimu sendiri!"

Taehyung menatap penuh permohonan pada pria berambut kelam. Tatapannya sungguh tajam, menggelap, menyeramkan.

Taehyung hampir tidak mengenalinya.

"Hyung!" Taehyung mencoba menahan pemuda pucat yang menyeringai menakutkan. "Yoongi-Hyung, kumohon berhentilah!"

Taehyung masih bersikukuh pada posisinya. Ia ingin menghentikan perkelahian ini. Ia tidak ingin menatap dua orang di sampingnya ini melukai diri sendiri. Tapi kenapa tiap Taehyung bicara mereka seolag tuli?

"Cepat pergi dari sini, Taehyung."

Taehyung menggeleng, ia menatap Yoongi dengan penuh permohonan. "Aku tidak akan pergi sebelum kalian menghentikan semua ini!"

Kemudian Taehyung memeluk Yoongi, mencoba menahan hantaman lain yang mungkin dapat melukai Jungkook lebih lanjut. "Hyung, kumohon. Hentikan ini, ikut pulang bersamaku. Mama sudah menunggu, Hyung!"

Yoongi melepas pelukan Taehyung dengan cepat, Taehyung terperangah karena kekuatan kakaknya yang mengerikan saat marah. "Aku harus menghajar bajingan ini. Sampaikan maafku pada Mama."

Kemudian Yoongi maju, namun naas, ia mendapat bogeman dari Jungkook yang terengah.

Taehyung terkejut, jantungnya seakan copot.

Kemudian ia menarik tangan Jungkook, mencegah pria Jeon itu memukuli Yoongo lebih parah. "J-Jungkook, jangan!" Taehyung bergetar, Jungkook kuat sekali. "J-Jungkook kumohon!"

"Kakakmu ini," satu pukulan telak menghantam perut Yoongi. "Bangsat!"

Kemudian terdengar suara melengking yang penuh khawatir menggema.

Suara siswa yang menyaksikan adegan layaknya drama ini semakin ricuh, karena mereka penasaran dengan hadirnya tokoh utama yang diributkan sejak tadi.

Kedua laki-laki yang sama-sama naik pitam itu tak mendengar ataupun merasakan kehadiran sosok yang menatap mereka begitu khawatir. Baik Yoongi maupun Jungkook masih melayangkan tinju dan tendangan masing-masing, hingga seragam putih mereka penuh bercak darah.

"Jimin!" Taehyung memanggil Jimin, tapi matanya masih memaku nanar pada kedua pria di depannya. "Cepat hentikan ini! Hanya kau yang bisa menghentikannya!"

Jimin gelagapan. Ia tidak tahu harus berbuat apa. "A-Aku tidak tahu harus bagaimana..." Jimin berkaca-kaca. "Hei! Kalian hentikan!"

Percuma, mereka masih bergelut sembari mengumpati satu sama lain.
Taehyung mengusap wajahnya, ia kalut. Air mukanya penuh cemas, jantungnya bertalu menyakitkan. Menyaksikan kekerasan adalah phobianya, tapi ia masih disini walau kakinya gemetar.

ANGSTWhere stories live. Discover now