What happen?

5.1K 410 8
                                    

Kim Taehyung bingung.

Ada apa gerangan?

Berbagai macam pertanyaan menyesakkan kepalanya.

Berbagai firasat berkecamuk menusuk jantungnya.

Ia bingung, tidak tahu.

Ia bertanya-tanya, tapi tak kunjung mendapat jawaban.

Tiap ia membuka jendela di pagi yang cerah, dan bertanya pada embun dan angin yang menyelimutinya, mereka membisu.

...

Saat siang datang bersama terik yang menyengat, Taehyung bertanya lagi pada gumpalan arakan awan putih yang ditatapinya di gedung sekolah. Taehyung kembali tak mendapat jawaban apapun, seakan pertanyaannya hanyalah angin lalu, tidak penting, seolah tidak pantas keluar dari bibir pucatnya.

...

Lalu, saat sore hari yang penuh warna jingga di langit, Taehyung kembali bertanya: pada siluet jingga yang bersinar di lekukan awan senja, pada kicauan burung kenari yang menjemput malam, pada dedaunan yang melayang-layang.

Tidak ada jawaban sama sekali, setidaknya sedikit saja Taehyung dapatkan.

Lantas, Taehyung tetap berusaha, tak putus asa untuk bertanya kembali. Menyuarakkan keluhnya pada sang mega yang bersinar terang di ufuk barat.

Namun, apa yang Taehyung dapatkan setelah ia mengajukan satu pertanyaannya yang sederhana?

Sang mega tenggelam, lari meninggalkannya.

...

Taehyung pernah bertanya pada langit, namun langit tak menjawab.
Langit hanya menjawab dengan kilauan gemerlap bintang dan terangnya bulan sabit,
Yang dari semua itu seakan mengoloknya yang tengah penuh kebimbangan.

Lantas,

Kapan Taehyung akan mendapat jawaban, bahkan saja setelah ia bertanya pada Tuhan, pagi hingga malam, pertanyaannya seolah tidak dihiraukan, dan dibiarkan menguap ke angkasa?

Padahal hanya satu pertanyaan Taehyung yang selalu diutarakannya dengan hati yang telah penuh retakan berdarah, dan jiwa yang putus asa dan berada di ujung tanduk kesabarannya di dunia:

"Kenapa Mama dan Papa membuangku?"

Kemudian ia menambahkan:


"Apa karena aku tidak diinginkan?"

"Ah..., benar. Aku kotor. Menjijikkan. Hasil dari maksiat, dan anak haram."

"Memang harusnya seperti ini...,"

Taehyung tersenyum lirih, menatap langit malam dari atap gedung lantai dua puluh satu dengan mata madunya yang sendu.

"Anak haram sepertiku tidak pantas mendapat cinta. Tidak pantas diperjuangkan, dan terlalu menjijikkan untuk dilindungi?"

"Lalu, apa yang pantas untuk anak haram sepertiku?"

"Apakah kematian hal pantas untukku?"

Kemudian, Taehyung terkekeh, namun air matanya jatuh satu-persatu.



Begitu pula dengan tubuhnya.

...
...
...

End

ANGSTWhere stories live. Discover now