deeva ingin mengatakan sesuatu, tapi mulutnya tidak mampu untuk mengeluarkan satu kata pun sekarang ini
"gue harap hati lo mau gue datangin, walaupun hati lo ngusir gue, tapi gue gak akan pergi, gue akan selalu ada di hati lo, terserah lo mau anggap gue apa" ucap jason
"walaupun gue udah tau pemilik hati lo siapa, tapi gue mohon sisain sedikit tempat untuk gue dan kasih gue waktu buat beli hati lo itu agar nama pemilik hati itu berubah jadi nama gue"lanjut jason dengan mata yang menatap deeva lekat
"maksud lo?" tanya deeva
"lo akan segera tau" jawab jason dengan senyum tulusnya
"yaudah sana gih masuk" ucap jason datar
senyum diwajah deeva sektika memudar
"sumpah gue heran deh sama sikap lo yang bentar bentar berubah, nanti jutek lalu perhatian, entar entar baik lalu datar, tau ah!" jawab deeva tidak kalah datar
jason tertawa kecil saat mendengar jawaban dari deeva
"yaudah kalau gak mau masuk duluan, gue balik duluan ya" ucap jason ambil tersenyum tulus
"hati hati" jawab deeva singkat
jason tersenyum singkat lalu ia berjalan menuju mobilnya
"jason" panggil deeva yang berhasil memberhentikan aktivitas jason yang tadinya ingin membuka pintu mobil
"kenapa lagi?" tanya jason
"makasih" ucap deeva tulus
"seperti yang selalu gue bilang, anytime dev" jawab jason lalu ia masuk kedalam mobilnyah
"thanks" gumam deeva saat melihat mobil jason menjauh dari hadapannya
ia pun membalikan badannya dan berjalan menuju rumahnya
ia membuka pintu rumahnya karena tidak terkunci dan masuk kedalam
didalam ia bisa melihat daffa menatapnya dengan dingin yang duduk di salah satu kursi di ruang tamu
"lo habis kemana dengan jason?" tanya daffa dingin
"tadi kan udah gue bilang beli buku" jawab deeva sambil menekukkan alisnya
"beli buku gak mungkin selama ini! lo gak bisa bohong dev!" ucap daffa
"tadi kami cuma ke taman bentar kok! lo kenapa sih sewot gitu?!" jawab deeva tak terima
"lo bukan siapa siapa yang bisa ngelarang gu-"
"gue cuma gak mau lo kenapa napa dev!" ucap daffa dengan nada sedikit meninggi
"gue pergi dengan jason daf! gue gak akan kenapa napa dengan dia, dia bukan orang asing yang baru gue kanal satu hari!" jawab deeva
"dia jelas orang asing!" bentak daffa
"lo kenapa sih daf?" tanya deeva tak terima
daffa yang sadar jika ia telah membentak deeva pun sadar seketika
"dev gu-gue"
"lo bukan daffa yang gue kenal!" ucap deeva lalu ia berjalan menuju tangga
"gue cuma gak mau posisi gue dihati lo diganti oleh dia!" ucap daffa yang berhasil memberhentikan langkah derva
deeva membalikan badannya menghadap daffa
"maksud lo?" tanya deeva hati hati
"gue sayang sama lo" jawab daffa tegas
deeva membeku akibat perkataan daffa
"a-apa?" tanya deeva sekali lagi
"gue sayang sama lo deeva" ucap daffa sekali lagi
"gu-gue-"
"deeva!" panggil iqbal dari atas
deeva dan daffa langsung menoleh ke arah sumber suara
"kenapa bang?" tanya deeva
"ada yang mau gue kasih ke elo, sini bentar" ucap iqbal
deeva pun langsung menaiki tangga dan pada saat itu iqbal bernapas lega
ya, iqbal memang sengaja memanggil deeva. karena ia tidak mau deeva menyesal karena salah memilih
flashback on
iqbal sedang duduk sambil menonton televisi yang ada di kamarnya
seketika tenggorokannya kering akibat kekurangan minum
ia pun berinisiatif untuk mengambil segelas air putih di dapur
saat ia berada di luar kamar ia mendengar suara yang cukup keras dari lantai bawah
"gue sayang sama lo"
"itu suara daffa bukan?" tanya iqbal kepada dirinya sendiri
"gue sayang sama lo deeva"
"iya itu kan suaranya si daffa?! mampus gue!" gumam iqbal lalu ia berlari menuju tangga
"deeva!" panggilnya secepat mungkin
dan ia berharap deeva belum berkata apapun tentang pernyataan yang daffa berikan
"kenapa bang?" tanya deeva dari bawah
"huh, selamat!" ucap iqbal dalam hati
"ada yang mau gue kasih ke elo, sini bentar" ucap iqbal berbohong
flashback off
"kenapa bang?" tanya deeva saat sudah berada dikamar abangnya itu
"gue cuma mau bilang, lo harus tanggung jawab dengan pilihan lo sendiri apapun pilihan lo nanti" ucap iqbal sambil duduk di sofa yang berada di kamarnya
"maksud lo?" tanya deeva tidal mengerti
"jika lo memilih yang benar, maka yang sakit hanya satu orang. tetapi jika lo salah memilih, dua orang akan jadi korbannya dan bahkan bisa ketiganya akan merasakan sakit" lanjut iqbal
"lo ngomong apaan sih bang?" tanya deeva masih tidak mengerti
iqbal tersenyum singkat.
"kalau lo dikasi pilihan, jason atau daffa, yang mana yang lo pilih?" tanya iqbal
"maksud-"
"tinggal pilih aja dev" ucap iqbal
"gu-gue gak bisa" jawab deeva pasrah
"itu sama aja ketimbang lo pilih mana yang lo butuhkan atau inginkan" ucap iqbal santai
"gue ganti pertanyaannya, lo pilih yang mana, yang lo butuh atau yang lo inginkan?" tanya iqbal
"jelas gue pilih yang gue butuhkan" jaqab deeva enteng
"kenapa?" tanya iqbal
"karena apa yang gue inginkan belum berarti benar dan belum tentu penting, dan terkadang apa yang diinginkan itu terikat dengan yang namanya obsesi semata" jawab deeva
"gue harap lo bisa pegang omongan lo itu" ucap iqbal sambil tersenyum
"maksudnya?"
"liat aja nanti" jawab iqbal
"kenapa semuanya pada misterius gini sih" gumam deeva pasrah
bersambung aja deh..
gantung? banget.
pendek? banget.
gaje? banget.
bingung? banget.
maaf? banget.
aku sengaja mau update hari ini, karna aku udah lama gak update, entar dikira aku mogok nulis lagi:v
makanya maaf jika terlau pendek dan bosan-.-
salam dari author yang lagi semangat ngetik:)
rgkhlsc:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]
Teen Fiction#908 in teenfiction [05.03.18] [ COMPLETED ] Mau diibaratkan apa kisah ini? Ini bukan kisah cinta sempurna yang diibaratkan dengan bayangan yang tidak pernah pergi meninggalkanmu. Tetapi ini kisah yang terbuat oleh takdir, dimana ada pertemuan, cint...