"Sekarang kita akan kemana?" kata Anna untuk yang kesekian kalinya.

Mereka hanya saling pandang dan pada akhirnya sama sekali tak menjawab pertanyaan Anna.

Anna menghela nafas jengah.
"Kemana kalian akan membawaku hahh? Aku bukan gadis keturunan bangsawan yang bisa memberikan kalian tebusan uang. Kalian menculikku tak akan menemukan apapun, astaga!!" kata Anna frustasi sambil menghentakkan kakinya.

Mobil terus berjalan hingga akhirnya berhenti di sebuah perusahaan besar, bahkan Anna sama sekali tak menyangka ada gedung sebesar ini di kotanya. Gedung ini besar, luas, tinggi dan Bagus sekali. Awalnya Anna berpikir akan di mutilasi di sebuah gedung sepi tak terawat. Tapi sepertinya tidak begitu melihat gadung ini ramai dan terurus.

"Mari kita turun nona" ucap pria yang tadi di sebalah Anna. Pria itu kini sudah siap dengan payung di tangannya dan berdiri di depan pintu mobil yang sudah terbuka.

Anna hanya mengangguk sambil turun. Ia berjalan mengikuti dua pria di hadapannya ini. Anna benar-benar merasa seperti tuan Putri saat ini. Berjalan dengan di payungi oleh empat pria seperti pengawalnya saja. Banyak mata yang menatapnya iri.

Begitu masuk ke gedung mereka langsung berjalan menuju lift.

"Kita akan ke lantai teratas nona, silahkan" kata salah satu pria memberitahu Anna.

Ada tiga lift di sini, dua lift banyak yang mengantri di depannya. Dan di depan lift satunya lagi kelihatan tidak ada yang mengantri di depannya. Dan lift itulah yang Anna dan keempat pria itu naiki tadi. Begitu pintu lift tertutup barulah Anna tahu kenapa lift ini tidak ada yang antri. Ternyata lift khusus petinggi perusahaan.

Ting!

Pintu lift terbuka.
Keempat pria itu menuntun Anna berjalan ke sebuah pintu jati bertuliskan CEO di depannya.

Suasana lantai teratas yang di huni oleh CEO dan beberapa staf teratas lainnya tampak berbeda. Anna benar-benar berpikir kalau, pasti kaya sekali pemiliki perusahaan ini.

"Silahkan masuk nona" kata pria itu sambil menunjuki pintu.

Baru saja ingin memegang gagang pintu. Pintu sudah terbuka duluan. Keluarlah seorang pria yang Anna ingat sekali siapa dia.

"Simon" bisik Anna. Lalu Anna melihat ke belakang Simon, ada beberapa wanita cantik di belakangnya dengan wajah kesal mereka.

"Oh hai nona. Silahkan masuk, tuan menanti kedatangan nona sejak lama"

Anna mengangguk, ia bingung siapa yang menunggunya di dalam sana.
Begitu Anna masuk, Anna tak melihat siapapun yang duduk di kursi di selangi meja yang bertuliskan CEO itu.

Sepertinya aku di kerjai. Batin Anna kesal.

Baru saja berbalik untuk keluar.
Cletkk!
Anna kaget saat mendengar suara pintu terkunci secara otomatis.

"Aku di sini"

Anna langsung menoleh ke asal suara bariton itu. Ia melihat punggung lebar seorang pria tinggi berdiri di depan kaca besar, pria itu sepertinya tengah mengamati keramaian di bawah sana. Anna sepertinya mengenal suara itu. Tapi ia masih tak berani mendekat ke arah pria itu. Anna masih Setia menatap punggungnya dari depan pintu.

"Akhirnya kita berjumpa lagi Anna"
Pria itu berbalik menatap Anna sambil tersenyum.

"Reza" bisik Anna kaget. Ia ingat sekali pada pria ini.

Reza melirik Anna dari atas sampai bawah lalu tersenyum lagi.
"Kau cantik sekali Anna" kata Reza tulus sambil berjalan mendekati Anna.

Melihat Reza berjalan mendekatinya. Anna melangkah mundur untuk menjaga jarak, dan ia menutup mulutnya karena takut Reza menciumnnya secara tiba-tiba lagi.
"Kau juga seksi" bisik Reza di telinga Anna lalu tersenyum miring.

Child For HusbDonde viven las historias. Descúbrelo ahora