[Special Chapter] Give in

813 73 5
                                    

Pria berdarah campuran itu terduduk menunggu. Sudah cukup lama menunggu membuatnya sedikit kesal hingga ia mengetuk meja nya berulang-ulang.

Akhirnya, orang yang ditunggunya datang. Mereka duduk berhadapan dengan sedikit canggung.

"Lama ya?"

"Banget. Ngapain sih?" Tanya pria yang pernah tinggal di Amerika itu.

"Sorry, tadi baru balik dari apartemen Lisa," jawab Bambam dengan wajah sendunya.

"Jadi bukan gua doang yang ditinggal Lisa. Ck, ngaku aja pacar ehh lu juga sama aja," Mark berdecih dan menyandarkan tubuhnya.

"Padahal nih gua aja gak ngerti salah apaan. Dia pergi gitu aja," Bambam mengusap wajahnya.

Mark terduduk tegap kembali dan menghadap Bambam langsung. Ia tersenyum miring sejenak lalu mengalihkan pandangannya, "semua salah ada di elu."

Bambam hanya menyeritkan dahinya bingung, "hah?"

"Lu terlalu egois. Otak lu udah makan hati lu. Lisa selalu ngalah atas semuanya maka dari itu dia selalu lebih pentingin urusan lu dibanding hal lainnya. Tapi, kalau udah sampai gini berarti semuanya udah di luar batas normal. Dia capek," Mark menjelaskan dengan mata yang masih melihat sekeliling.

"Kalau sayang perjuangin tapi kalau emang udah enggak lu harus rela lepasin dia dan liat dia sama yang lain. Asal lu tau aja ya, yang suka sama Lisa itu banyak."

Bambam semakin bingung. Dia datang ke tempat ini untuk berbicara banyak hal dengan Mark tapi kini ia malah tak bisa memberikan jawaban apapun. Pikirannya terlalu kusut.

"Sebenernya lu sayang apa enggak sama Lisa? Gue jujur suka bahkan sayang banget sama dia," Bambam menaikkan sebelah alisnya menatap Mark yang mengaduk minumannya.

"Tuhkan cuman ditanya gitu aja lu diem. Sekali lagi, lu sayang sama Lisa atau enggak?"

Bambam hanya mengangguk lemah. Mark menatapnya remeh, "cupu lu ngangguk doang."

"Iya gua sayang Lisa," ucap Bambam langsung.

"Pelan banget ngomongnya. Gak yakin gua," Mark menatapnya remeh.
"GUA SAYANG SAMA LISA!!" Seketika tatapan dari pengunjung lainnya menatap Bambam yang sudah berdiri lalu mengeluarkan suara lantang itu.

Mark bertepuk tangan ringan setelah Bamban kembali duduk, "bagus."

"Gua bakal pergi ke Thailand duluan terus nanti gua susun rencana biar lu bisa ketemu dia. Gimana?" Bambam hanya mengangguk, "terus harus nunggu berapa lama?"

Mark melihat jarinya dan digerakan satu per satu, "beberapa minggu mungkin. Nanti dikabarin lagi. Gua gak akan tikung lo tenang."

"Apa gua perlu percaya?"

"Bahagia Lisa ada sama lu, gua sadar itu," Mark kembali menatap sekelilingnya.

"Thanks a lot, Bro," Bambam menepuk pelan bahu Mark.

"Ini id line gue nanti chat aja. Gue jalan ke bandara sekarang. Bye," Mark mengambil ponselnya dan beranjak pergi setelah menuliskan id line nya di atas tisu. 




💢💢💢


Bambam masih resah menunggu kabar dari Mark yang katanya akan memberi tahu tentang Lisa di Thailand. Tapi ini sudah seminggu lebih kepergiannya belum ada laporan apapun.

Pria itu sempat terpikir bahwa Mark telah menipunya. Akhirnya ia teringat kalau ia menyimpang nomor Sorn yang katanya sempat bertemu dengan Lisa di Thailand.

"Halo..."

"Halo, ini siapa?"

"Bambam. Ini Sorn kan?"

"Ahh Bambam. Ada apa?"

"Waktu itu kan katanya ketemu Lisa di Thailand, nah dia lagi ngapain terus dimana?"

"Sebentar deh diinget—ahh iya ketemu di jalan biasa sih deket rumah cuman dia itu datengnya dari arah kursi yang ada cowok gitu."

"Cowoknya siapa?"

"Gatau deh, pokoknya cowok rambut blonde gitu. Gak kenal sih aku. Kenapa?"

"Cowoknya mirip bule gitu gak?"

"Gatau deh sorry. Jaraknya lumayan terus matahari lagi terik jadi silau gitu liatnya."

"Berapa banyak orang?"

"Cowoknya sih ada satu doang. Berdua kali kalau sama Lisa. Temen doang kali, jangan cemburu gitu."

"Kalau emang iya itu cowok yang aku tau berarti emang pantes aku cemburu."

"Lah kenapa?"

"Itu cowok yang pernah ngincer Lisa juga dulu. Udahlah jangan dibahas. Makasih banyak ya, Sorn. Semoga cepet debut. Bye."

"Oke oke. Bye, Bam."

Bambam menyimpan kembali ponselnya resah. Ia membaringkan tubuhnya di sofa panjang ruang tengah apartemennya.

Baru saja ia akan menutup matanya tiba-tiba ponselnya berbunyi.


Line

Mark: woy bam!
Mark: ada info nih

Bambam: kemana aja lu? Gw kira beneran mepet Lisa lagi -_-

Mark: yaelah harus pake wifi dulu biar on line kali
Mark: gua waktu itu sempet jalan sama Lisa dia udh berhasil gua hasut buat balik ke Korea nih

Bambam: Demi apa?!!
Bambam: kpn dia baliknya?

Mark: seriusan. Tanggalnya nyusul nanti gw kasih tau

Bambam: yaampun guna juga bersekutu sama lu
Bambam: mksh banyak ya

Mark: gak usah geer lu. Ini demi Lisa bukan lu!!

Bambam: setelah gw baikan sama dia jangan pepet dia lagi, cari yg lain!

Mark: bule amerika lebih bohay tenang aja

Bambam: setdah-_-

Bambam tersenyum puas dan kembali mengunci ponselnya. Malam ini ia akan tidur nyenyak.


"Lisa, tunggu aku."



💢💢💢



MINAL AIDZIN WALFAIDZIN
Mohon maaf lahir dan batin
🙏🙏🙏🙏

telat sih sebenernya wkwkwk
Gapapa lah ya

Mau minta maaf suka berbohong masalah up cerita wuehhehe
Itu sih bukan bohong tapi emang suka mood swing gitu setiap nulis. Dan, akutuh bukan author yg suka nulis dan simle draft, jadi ada ide dan mood baru nulis gitu.
WUEHEHHEHE

btw aku mau kasih cerita baru yaw
BTSVELVET teteplah wkwkkek








-billoxx

HILANG [ bamlis ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang