Chapter 38

667 94 17
                                    

Coba sambil play musiknya.

Hehehe.


Lisa sudah siap dengan koper yang sangat besarnya. Ketika yang lain bertanya masalah ukuran kopernya itu Lisa akan menjawab hal yang sama.

"Lis, itu gak terlalu besar kopernya? Mana bawa jinjingan sama tas kecil juga," ucap Ji soo memandang perlengkapan Lisa.

"Ini bawa banyak aku. Oleh-oleh dari Korea buat di Thailand. Baju juga bawa banyak buat disimpen disana terus beli lagi disana bawa sini deh. Hehehehe," dia menjawab dengan cengiran khasnya.

"Gak mikir buat kabur kan?"

"Ngaco deh. Unnie semua terlalu baik buat aku tinggalin. Udah deh mau take off sejam lagi aku harus masuk dulu ya," Lisa berdiri dari duduknya dan melambaikan tangan pada 3 teman yang selalu menemaninya.

Terjadilah peluk memeluk di depan tempat pengecekan barang. Bukan hanya Jisoo tapi Jennie dan Rose merasa ada yang aneh dengan kepergian Lisa. Ini terlalu mendadak dan ganjil. Tapi yasudahlah.

"Ohya, itu bingkisan yang ada di kamar aku jangan lupa dikasih besok ke Bambam ya. Dan, janji kita, jangan lupa. Inget! Aku pergi, bye."

Lisa memeluk sekali lagi dan jalan menarik koper besarnya sendirian menjauhi teman-temannya.

Setelah melihat jelas Lisa masuk ke dalam dengan selamat(?) Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk sekedar ngobrol di kafe kawasan bandara.

"Jenn, masalah kamu sama Jaebum oppa selesai?" Tanya Jisoo membuka percakapan mereka.

"Selesai. Cuman salah paham juga sih sebenernya," jawab Jennie enteng sambil menambah gula pada kopi hitamnya.

"Emang awalnya gimana sih? Aku masih gak ngerti," Rose ikut bertanya.

"Awalnya kan aku nangis lama itu, nah itu karena aku belum haid. Ya kalian bayangin aja ini udah beberapa bulan semenjak kejadian di hotel Namsan waktu itu dan sejak itu aku belum haid. Panik lah jelas. Kalian bisa bayangin kalau aku hamil gimana."

"Hush! Ngomongnya sembarangan," sergah Jisoo.

"Namanya juga panik. Pas dateng Jaebum oppa makin panik jelas. Tapi pas dipaksa cerita akhirnya aku cerita sama dia. Dan, kalian juga tau aku tadi pagi kan pergi sama dia, kita itu ke dokter buat cek. Untungnya itu, ternyata cuman ada sedikit penggumpalan darah di dinding rahim gitu yang ngebuat aku telat haid dan harus ada tindakan langsung juga minum obat. Sekarang aku langsung haid deh," jelas Jennie sambil menepuk perutnya pelan. Yang lain cuman mengangguk mengerti.

"Ohya, aku ada jadwal kelas tambahan sekarang. Pamit duluan gapapa kan? Btw, thanks buat traktir kopinya ini. Bye," Rose mengangkat kopinya dan menyambar tas lalu pergi keluar kafe. Jisoo dan Jennie hanya mengangguk dan melambaikan tangan lewat jendela besar di sampingnya.

"Jenn," Jennie pun langsung menoleh pada Jisoo yang duduk pas di depannya.

"Aku mau tanya boleh?"

"Tanya aja. Lagian tumben minta izin segala. Ck."

"Jujur ya," tatapan Jisoo tiba-tiba berubah menjadi serius menatap Jennie.

"Duh, suasananya biasa aja dong. Bikin tegang kayak lomba cerdas cermat aja deh, Unn."

"Hehehe. Mianhe. Gini, aku cuman mau tanya masalah Jinyoung oppa—"

"Ohh cowok yang ketemu di kantin kampus?" Jawabnya dengan santai. Aslinya, dipaksa santai sih.

HILANG [ bamlis ] ✔Where stories live. Discover now