Chapter 44 [END]

887 101 12
                                    

Lisa terus berjalan menarik koper yang dua kali lebih besar darinya itu.

Ia mengantri untuk pengecekan barang dengan tenang. Mengenggam erat tas kecil, jinjingan, dan koper besarnya itu.

"Ahh!!" Lisa berteriak histeris ketika tangannya ditarik begitu saja menuju pinggiran.

Sampai salah seorang petugas keamanan menghampirinya, "ada apa?"

"Maaf Pak. Dia teman saya," bela seorang pria yang sudah melepas tarikan pada tangan Lisa.

Lisa masih mengelus bekas yang sedikit memerah pada lengan kirinya.

"Maaf, Bu. Ini benar teman Anda?" Lisa yang masih sibuk mengelus tangannya itu mengangguk tak sadar.

"Sakit banget ya? Sorry," Lisa sudah berdecak. Ia akan mengumpat pada pria yang menariknya sembarangan.

"Ehh, tunggu. Pria itu berbicara tidak dengan Bahasa Thailand tadi tapi menggukan Bahasa Korea. Ahh, Mark oppa mungkin memang benar kembali," ucap Lisa dalam hati.

Dengan perlahan Lisa menaikkan kepalanya menatap pria yang terlihat membawa koper besar dibaliknya juga.

Lisa melebarkan matanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya terkejut. Melepaskan koper dan jinjingannya begitu saja terjatuh di lantai.

"Bam?"

Pria tinggi itu hanya tersenyum dan mengangguk. Dia memeluk Lisa dengan erat secara sepihak. Lisa hanya terdiam dengan tangannya menggantung.

"Maaf. Aku baru kesini. Aku minta maaf untuk semuanya. Aku tau aku bodoh. Aku tau aku salah. Aku tau kalau aku pantes kamu hujat dan pukul," Lisa masih belum menunjukkan ekspresi apapun dengan ucapan Bambam barusan. Dia masih diam menyatukan perasaan pada hatinya. Marah, kesal, senang, bahagia, sedih, dan semuanya.

"Kamu hiks kenapa nyusul hiks aku kesini?" Akhirnya Lisa menangis dipelukan Bambam, suaranya terdengar sangat parau.

"Aku baru sadar semuanya. Aku salah besar selama ini. Aku minta maaf. Sekarang silahkan pukul aku," Bambam melepaskan pelukannya dan berdiri tegas siap menerima hukuman.

Bambam menatap tepat pada kedua bola mata Lisa. Ia mengangguk untuk meyakinkan Lisa menghukumnya.

"Tapi—gak mungkin hiks aku pukul kamu hiks."

"Pukul aku! Pukul!" Bambam menarik tangan Lisa mengarahkan pada tubuhnya seperti sedang memukul.

"Bam—"

"Aku salah besar Lis. Aku harus dapet hukuman."

Plakkk
Plakkk
Plakkk
Plakkk
Plakkk


Semua mata memperhatikan Lisa yang kini entah bagaimana menggerakan tangannya cepat pada kanan dan kiri pipi Bambam.

"Udah aw.. Lis udahan aw...," Bambam mengelus pipinya yang sudah ditampar berulangkali.

"Katanya aku suruh pukul buat hukum kamu," dengan polosnya Lisa menjawab sambil menghapus sisa air mata yang sudah mulai menyurut.

"Ya seenggaknya tau diri juga. Ini nampar sampe bikin pipi perih gini," Lisa terkejut dan langsung mengelus pipi Bambam.

Tapi, tiba-tiba sentuhannya berhenti. Lisa menaikkan tangannya dan menggetuk kepalanya sendiri dengan keras.

"Aduh! Kenapa pukul kepala sendiri?" Bambam mengelus tempat yang dipukul oleh Lisa barusan.

"Aku kan harusnya pulang ke Korea. Dan, ini pasti aku ketinggalan pesawat deh."

Bambam menatap Lisa bingung. Ia datang ke Thailand untuk bertemu Lisa. Tapi Lisa malahan akan pergi ke Korea. Apa-apaan ini?

"Kamu ngapain pulang ke Korea?"

"Aku kan mah susul kamu disana. Tapi kalau gini namanya kamu yang susul aku ke Thailand. Huh," Lisa menunduk dan mengemerucutkan bibirnya lucu.

Cuppp

"Aku udah disini gak usah masalahin siapa yang susul siapa," Lisa makin menunduk malu ketika Bambam mengecupnya sekilas.

"Malu ih," Lisa memukul lengan Bambam pelan.

"Sama pacar sendiri masa malu. Dih," Bambam terkekeh lalu mengambil jinjingan Lisa yang dijatuhkannya tadi.

"Yuk, jalan ke rumah aja."

"Ehh tunggu!" Lisa mengambil kopernya yang jatuh dan berlari kecil mengejar langkah Bambam yang besar. Faktor kaki panjang kali ya.


💢💢💢


"Bam, emang kita masih pacaran?"

"Kita kan udah balikan, Lalisa."

"Tapikan kita berantem terus pisah gini."

"Terus yang bilang putusnya sebelah mana ya? Gak ada kan?"

"Jadi masih pacaran?"

"Iya, Sayang."

Dan, pasangan kaki panjang itu jalan dengan saling menautkan jari mereka. Yang lain hanya sanggup menatap mereka iri. Bambam juga Lisa merasa bahagia bahkan hanya dengan berjalan beriringan di jalan bandara dengan koper besar juga pengalaman dalam kehidupan mereka yang tak kalah besar.

Senyum merekah mereka terlukis jelas pada wajah. Kini, masalah sudah selesai. Mereka hanya berdoa pada Tuhan. Doa mereka juga sangatlah sederhana.





Buatlah ini jadi kehilangan yang terakhir. Kami mohon.
















TAMAT.



17 Juni 2017

With love,
billoxx💜


-------------------------------------------
Diliat dari komen kalian
dari setiap chapter,
aku menutuskan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

akan ada special chapter!!

Jadi, jangan dihapus dari
library kalian gaezzz

HILANG [ bamlis ] ✔Where stories live. Discover now