Chapter 25

720 108 21
                                    

Bambam mengambil ponselnya dan kembali duduk tepat di depan Lisa yang masih menunggu jawaban.

"Nih, pegang hp aku. Nanti kalau emang gak percaya sama cerita aku bisa langsung cek aja semuanya yang ada disitu," hanya anggukan dan senyum manis yang terukir dari wajah Lisa.

"Oke. Kita lanjut. Ini sebenernya semua ada hubungannya antara aku tiba-tiba diem sama Mina. Semua emang salah aku sebenernya. Tapi tenang aja, aku bakal menyelesaikan masalah ini secepatnya. Dan, aku cuman butuh kamu ada dipihak aku dan percaya sama aku."

Lisa akhirnya menyimpan cangkir minuman panasnya dan ikut duduk menghadap Bambam, "Aku percaya asal kamu jujur. Udah nunggu lama tapi akhirnya dibohongin itu gak enak rasanya, Bam," dan hanya diberi anggukan oleh Bambam.

"Mina itu asalnya dari Jepang. Di Korea dia cuman ikut nemenin kakak laki-lakinya buat sekolah aja, nama kakanya Yuta. Terus sekitar sebulan lebih yang lalu, aku gak sengaja nabrak Yuta. Sempat koma beberapa hari sampai Mina aja nangis terus di rumah sakit. Aku gak tega dong, jadi aku bilang sama Mina kalau aku bakal jagain dia sampai kakaknya sembuh. Cuman--" kata-kata Bambam terpotong oleh Lisa.

"Jangan bilang kamu jadi suka sama Mina akhirnya? Atau kamu tiba-tiba dijodohin sama Mina?" Lisa yang penasaran pun mengguncangkan tubuh Bambam yang tak kalah kurus dari tubuhnya.

"Ck, dikira kayak drama korea kali ahh. Denger dulu deh. Mina yang awalnya cuman aku bantu akhirnya jadi terus bergantung sama aku. Dia spam chat aku. Dateng ke apartemen aku. Sampai sering maksa buat temenin dia pergi kesana-sini. Aku jujur capek. Cuman aku emang udah seharusnya tanggung jawab karena kesalahan aku di awal. Hhhh," pria itu menghembuskan napasnya kasar.

Lisa merasa bersalah karena selama ini ia malah sering berburuk sangka pada Bambam. Ditundukkan kepalanya, namun pria bertubuh kurus itu kembali menaikkan wajah perempuan yang lebih tua beberapa bulan darinya itu.

"Mina mungkin punya penyakit atau apapun itu aku gatau. Dia suka nyakitin diri sendiri juga nyakitin orang yang dia anggap membuat dia sakit juga. Makanya aku jaga jarak untuk sementara sama kamu. Aku takut dia berbuat yang aneh-aneh sama kamu. Aku cuman khawatir aja. Tapi tenang, Mina sama Yuta bakal pulang ke Jepang bulan depan," dengan tangan Bambam yang masih mengusap wajah bagian pipi kanan dan kiri Lisa.
"Aku perempuan dan dia juga. Dia marah aku juga bisa marah. Dia jambak aku juga bisa jambak. Jadi gak usah takut sama dia. Perempuan biar perempuan juga yang lawan," Lisa tersenyum ke arah Bambam dan langsung memeluknya.
"Nah ini Lisa yang aku kenal. Bukan yang gampang nangis sama hal gak penting. Kamu perempuan kuat. Dan aku tahu itu."

"Kalau kamu udah percaya. Aku cuman mau kita lanjut. Gak kayak kemarin yang kita saling diem kayak orang asing. Aku mau buat hubungan kita jelas. Bukan cuman jadi obrolan dan sekedar perlakuan aja."

"Hah?," Lisa melepas pelukannya lalu mengerutkan dahinya tanda tak mengerti.

"Aku mau kamu jadi pacar aku, Lalisa"


💢💢💢


Jennie yang masih terdiam di apartemen sendiri pun memutuskan untuk keluar sekedar mencari udara segar.

Setelah jalan beberapa blok melihat banyak pasangan atau keluarga berjalan bersama sedangkan ia hanya berjalan sendirian. Modal jaket tebal dan celana panjang juga sepatu membuat penampilannya tidak terlihat terlalu buruk.

Jennie terduduk di salah satu kursi minimarket. Ia sedang menunggu ramennya matang. Diseruputnya kopi hangatnya beberapa kali.

Seorang pria asing duduk di hadapannya secara tiba-tiba. Masih banyak kursi kosong tapi malah duduk disini, batin Jennie.

"Permisi. Disini sudah ada yang menempati. Jika tidak menganggu tolong pindah. Saya sedang ingin sendiri," untuk menyadarkan sang pria itu Jennie beberapa kali mengetuk mejanya.

Tanpa mengucap kata, pria itu berdiri dan pergi.

"Dih orang aneh. Emang cewek cantik duduk disini gak keliatan apa. Rambut mentereng warna coklat gini juga masih aja gak keliatan," Jennie mulai membuka tutup ramennya.

Lagi-lagi pria itu kembali. Bahkan dengan ramen juga air mineral botol di tangannya. Seketika ia duduk lagi di hadapan Jennie lalu membuka topi yang menghalangi wajah dari tadi.

Jennie pada awalnya menatap pria itu dengan sinis. Namun, namanya ketemu cowok tampan sih langsung meleleh. Jennie seketika melunak, "Permisi. Anda siapa?"

Pria itu mendongakkan wajahnya, "Im. Jae. Bum."

"Ahh, Jaebum-ssi. Saya Jennie. Maaf sebelumnya saya belum pernah lihat anda di daerah sini."

"Kamu aja yang jarang main ke luar. Apa emang gak ada yang ajak main kali ya."

"Pedes ya. Ramennya. Hehe"


💢💢💢


Bambam meraik wajah kecil Lisa dan mendekatkan bibirnya pad wajah perempuan beradah Thailand itu.

Cupp...

Lisa yang tadinya menutup mata pun langsung membuka matanya dan memukul lengan Bambam.

"Ihh, kok cuman jidat doang yang dicium. Cupu ahh."

"Aku takut khilap kalau cium yang lainnya."

"Terus beraninya kapan? Nunggu mulu elah aku jadinya. Cocok jadi pegawai minimarket gini caranya, cuman ngucapin selamat datang dan selamat tinggal terus nunggu lagi pelanggan lain buat ngucapin hal yang sama. Terus---"

Cupp....

"Gini maksudnya dicium yang lain?" wajah Lisa mulai merona dan tidak terdengar kata lain selain tawa Bambam setelah mencium ujung bibir Lisa.

Lisa langsung berdiri untuk pergi namun ditahan tangannya oleh Bambam. Udah mikir bakal dicium lagi aja.

"Duduk dulu. Kita kan belum foto buat post ke instagram. Hehehehe.




💢💢💢


Kmrn Baby jadi korban, nah sekarang ayang Yuta yang tiba-tiba jadi korban tabrakan. Duh maafkan masseu.

Bodolah yang penting cerita bisa lanjut. Kalian senang dan klik bintang terus komen. WUEHEHEEHEEH.


-billoxx

HILANG [ bamlis ] ✔Where stories live. Discover now