Chapter 39

673 87 22
                                    

Bambam kembali menuju apartemennya dengan sebuah kotak dibawanya.

"Bam, kenapa lesu amat?" Yugyeom langsung bertanya ketika melihat Bambam yang masuk dengan lesunya dan langsung duduk di sampingnya.

"Lah bukannya mau anter Lisa ke bandara?" Bambam hanya menunjuk kotak di atas meja dengan dagunya.

"Apaan ini?" Lagi-lagi pertanyaanya Yugyeom tak dijawab. Ia langsung membuka kotak yang berisi kotak-kotak lagi itu.

Yugyeom membuka matanya lebar-lebar ketika makin membuka dan membaca tulisan yang ada. Ia terkejut.

"Lisa udah pergi gitu?" Bambam hanya mengangguk meng-iya-kan.

"Terus kapan pulang?"

"Mau tanya gimana orang nomornya udah gak aktif. Hhh," Bambam menyandarkan tubuhnya dan mengusap wajahnya.

"Tanya temen-temennya lah bego."

"Kalau emang bakal dikasih tau pasti ditanyain. Lah ini Lisa. Dia bukan orang yang bakal bagi rahasia seenaknya. Dia pasti bilang temennya buat tutup mulut juga."

Bambam mengadahkan wajahnya dan menutup mata. Dia mengingat wajah Lisa yang langsung berkeliaran di pikirannya. Baru sebentar, ia sudah merasa rindu. 




💢💢💢



Masih dengan tatapan lesu dan kosong pria jangkung itu mengaduk kopinya pelan. Belum ia minum sedikitpun. Teman-teman di depannya merasa khawatir.

"Udahlah Bam. Dia butuh waktu mungkin. Kalau waktunya dia pulang pasti pulang. Ini udah seminggu kamu murung gini." Yang lain hanya mengangguk setuju dengan ucapan Jinyoung.

Badan kurusnya kini mungkin lebih tepat disebut sebagai tengkorak hidup. Kurang tidur, kurang makan, kurang gizi, dan

kurang
Lisa.

Jisoo tak memberitahu Jinyoung begitu juga Jennie yang sudah pasti tutup mulut ketika ditanya Jaebum. Tak ada jawaban pasti dari mereka. Bahkan Rose yang mulutnya gampang bocor pun selalu menghindar ketika ditanya pertanyaan tentang Lisa.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tiba-tiba sebuah tangan menempel pada dahi pria itu. Hanya delikan jawaban dari Bambam.

"Dia sakit jangan ganggu makanya!" Suara Jaebum meninggi tiba-tiba. Jinyoung menarik tubuhnya untuk duduk lagi.

Mina hanya mendengus keras. Ia kembali menyentuh setiap bagian wajah Bambam.

"Kalau sakit aku anterin ke rumah sakit. Yuk," Mina udah siap berdiri dengan tas kecilnya. Entahlah dia niat ke kampus untuk belajar atau sekedar main dengan tas sebesar dompet panjang itu.

"Enggak, Min. Aku sehat," Bambam menepis tangan Mina yang sudah menariknya untuk berdiri.

"Kalau gak sakit kita main aja yuk. Udah lama nih kita gak jalan bareng. Ya ya ya," ia mengedipkan matanya cepat. Ketiga teman Bambam hanya menahan emosi menatap wanita ular itu.

"Gak," tolaknya cepat.

"Kamu kenapa sih? Berubah tau!"

Mina membalikkan tubuhnya pura-pura marah. Ia butuh perhatian Bambam untuk sekarang.

"Mina," perempuan itu senyum dan kembali membalikkan wajahnya ketika Bambam memanggil namanya lembut. Ia senang caranya ampuh.

"Kita pergi," ia sudah berdiri dan mengambil tas gendongnya di samping.

"Bam! Gila dasar! Beneran pergi sama dia?!" Yugyeom ikutan berdiri dan menahan tangan Bambam.

"Mau ke bandara. Beliin dia tiket. Biar cepet pulang. Pusing ini kepala liat dia mulu," ia menjawab dengan wajah datarnya. Mina hanya melotot dan menghentakkan kakinya keras.

HILANG [ bamlis ] ✔Where stories live. Discover now