Chapter 35

604 89 7
                                    

Masih dengan Lisa tertidur di bahu pria jangkung itu. Tak ada sepatah katapun keluar dari mulut Bambam. Mungkin tak ingin mengusiknya.

Tapi ini sudah pukul 23:50, waktunya untuk bangun.

"Lalisa,"panggil Bambam sambil menggerakan bahunya yang menjadi bantalan tidur.

Lisa menggeliat dengan mata yang ia usap membuatnya semakin sadar dengan keadaan sekarang. Di pantai dan tengah malam bersama Bambam.
"Nyata,"gumam Lisa. Mungkin ia sempat berpikir bahwa ini mimpi semata.

"Bangun dulu. Udah malem,"ucap Bambam membetulkan posisi duduknya yang sebetulnya merasa pegal sedari tadi.

"Kalau malem waktunya tidur bukan bangun kali."

Bambam hanya menggaruk puncak kepalanya sendiri yang tidak gatal.

"Tadi aku udah bilang Jinyoung hyung buat kasih kabar sama temen apartemen kamu. Lagian gatau ada apa tumbenan mereka kumpul di apartemen kamu."

Lisa hanya mengangguk sembari masih mencoba untuk menyadarkan diri sepenuhnya.

"Makasih. Ohya, ini mau ngomong kapan sebenernya sih?" Lisa mulai ingat untuk apa ia dan Bambam datang ke pantai selarut ini.




DUARRR
DUARRRR

PLETAAKKK
PLETUKKKKK



Suara semacam petasan terdengar secara tiba-tiba dari berbagai sudut dan membentuk bentuk acak di angkasa. Hamparan bintang menambah keindahan semuanya.

"Jadi mau nunggu sampai malam karena ini?"

Lisa menolehkan wajahnya pada Bambam. Ia kaget ketika wajahnya hanya berjarak sekitar 10cm dengan wajah yang sudah tersenyum itu.

Otaknya meminta untuk menjauhi tapi hatinya mengkhianati, tetap ditempat perintahnya.

"Selamat ulangtahun Lalisa. Tetap jadi Lisa yang kuat,"Bambam mengecup singkat dahi Lisa. 

"Tetap jadi Lisa yang selalu ceria," kini pipi kanannya yang merasa kecupan dari bibir tebal pria berdarah Thailand itu.

"Lisa yang selalu bisa diandalkan," pipi kirinya pun merasakan hal yang sama. Lisa tak menolak atau menerima dia hanya diam tak berkutik.

"Dan..."

Tangan Bambam mengatup wajah kecil Lisa. Terasa hangat. Dilukiskannya senyum seindah mungkin.

"...Lisa yang bisa selalu sabar sama sifat aku. Orang yang disayang tapi paling sering nyakitin. Aku minta maaf untuk semua dan aku juga minta kamu lebih jujur untuk semuanya."

Kini bibir tipis Lisa yang merasakan kehangatan seorang Bambam. Udara dingin membuat mereka seperti enggan melepaskan satu sama lain.

Terasa basah di pipi membuat Bambam melepaskan ciumannya itu. Dilihatnya Lisa sudah tersedu dengan matanya yang merah. Ia menangis lagi olehnya.

Dipelukanya wanita berponi itu. Tubuhnya ikut naik turun karena isakan dari Lisa.

"Kenapa nangis? Ini aku coba romantis tau. Jangan gini aku jadi takut," tangan Bambam mengelus lembut punggung Lisa.

Lisa hanya terkekeh dan melepaskan pelukannya.

"Aku ngerasa aneh aja."

"Kenapa?"

"Aku abis marah sama kamu terus dibaikin luluh terus marah lagi terus dibaikin luluh lagi yaudah siklusnya gitu aja terus."

"Makanya dengerin aku ngasih penjelasan dulu."

HILANG [ bamlis ] ✔Where stories live. Discover now