(5) Ada Apa dengan Faisal(?)

Börja om från början
                                    

Aleeta membulatkan matanya dan meringis malu.

"Kamu belum pesan makanan?" tanya Adimas. Dan dijawab Aleeta dengan gelengan lalu mengatakan jika dia menunggu Raani.

Kemudian mereka mengobrol akrab sampai akhirnya mendengar suara Raani yang meninggi, Aleeta memindahkan pandangannya dan ia lihat Raani berbicara dengan salah satu siswi yang terkenal 'bad' di sekolah ini, lantas buru-buru dia menghampiri.

"Seenaknya lo ngomong! penampilan Ustadzah tapi mulut kayak preman pasar lo." Gadis bernama Ica itu terus mencibir Raani. Yang dicibir hanya tersenyum santai. Membuat Ica semakin kesal dibuatnya.

"Orang kayak kamu emang harus ngomong pake cara preman pasar!!" balas Raani kemudian.

"Berani banget lo sama gue, enggak tahu lo siapa gue, hah! dasar cewek kampungan!"

Raani hendak membuka mulut kembali, tapi Aleeta datang mencegahnya, "Raani, hindari perdebatan," ucapnya dengan lembut.

Telah disebutkan dalamShahih Al-Bukhari, dari hadits ‘Aisyahradhiyallahu ‘anha, bahwa Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

,أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ"

"Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668)

Yang dimaksud orang yang paling dibenci di sini adalah orang yang berdebat dengan cara yang keras. Secara umum, orang yang suka berdebat (yang tercela) akan menghilangkan keberkahan pada ilmunya. Karena orang yang menjatuhkan diri dalam perdebatan (yang tercela) tujuannya hanya ingin dirinya menang. Itulah sebab, hilangnya berkah ilmu pada dirinya.

Raani tersenyum dan merangkul Aleeta seraya mengucapkan terimakasih karena sang sahabat sudah mengingatkan dirinya yang khilaf meladeni gadis sombong itu.

"Dua cewek kampungan!" seru Ica berlalu dari sana. Faisal geleng-geleng kepala melihat gadis yang selalu mengejar dirinya tak ada habisnya.

"Maaf, Ran." lirihnya pada Raani, sejenak mata mereka bertemu kemudian ia hendak melangkah pergi dari sana namun tertahan karena teriakan Raani yang meminta penjelasan atas sikapnya sekarang.

"Maaf Ran, Aku ingin menjauh sementara dari kamu." Setelahnya dia benar-benar meninggalkan mereka.

Raani kecewa dengan perilaku laki-laki itu, kenapa disaat dirinya peduli, Faisal malah berniat menjauhinya. Apa karena Faisal sudah menyerah mengejar dirinya?

Helaan napasnya terdengar ditelinga Aleeta kemudian punggungnya diusap pelan oleh gadis itu, "Sabar, aku yakin dia punya alasan kenapa dia seperti itu."

"Ya, alasannya karena dia sudah lelah, baru tiga tahun dia sudah menyerah, Al."

***

Malam hari Faisal duduk di balkon, ia berpikir kenapa Raani tiba-tiba berubah sikap seperti tadi. Dia merasa gadis itu seakan kecewa dengan setiap perkataannya di kantin siang tadi. Pikiran Faisal bercabang dipenuhi Raani.

"Ah, apa dia kecewa karena gue seenaknya ingin menjauh setelah bertahun-tahun membuat dia risih?" dirinya bermonolog sambil memutar otak, apa yang seharusnya dia lakukan hingga satu nama berhasil membuatnya tersenyum.

"Gue harus tanya dia!"

Di tempat lain, tepatnya disebuah kamar yang bernuansa taman dengan warna hijau segar mendominasi ruangan, sang pemilik kamar tengah berbicara di depan ponselnya yang menampilkan wajah sang sahabat di sana.

"Sejujurnya aku sedih, namun aku juga ingin marah! dia sudah membuatku nyaman dengan perhatiannya dan meski dia sering mengumbar cinta tapi dia menyimpan cintanya dengan baik," curhatnya sesekali cemberut karena mengingat sikap laki-laki itu siang tadi.

"Aku yakin dia ada alasan lain, bukan karena ingin menyerah ...," sanggah sang sahabat di seberang sana.

"Kamu sih terlalu ketus sama dia, eh tunggu deh ... kamu sedih dia seperti itu? berarti kamu beneran udah punya rasa sama dia dong?" goda Aleeta padanya, ya dua gadis yang tengah melakukan video call itu ialah Raani dan Aleeta.

Raani menutupi wajahnya dengan bantal sedangkan tawa Aleeta menggelegar di sana.

"Ngaku deh!"

Perlahan tapi pasti kepala Raani terangguk dan dia mengatakan tidak akan menerima Faisal dengan mudah meski dia sudah mengakui perasaannya. Dia tidak ingin salah memilih dan kejadian rumah tangga kedua orang tuanya terjadi kembali.

Aleeta di seberang sana mengerti dan mendukung keputusan sahabatnya, dia juga akan membantu meyakinkan jika Faisal benar-benar serius kepada sang sahabat.

"Yaudah, aku udah ngantuk nih. Bobo syantik dulu yaa, makasih udah bersedia dengar curhatanku setiap malam."

"Oke deh, aku juga udah ngantuk ... iya, sama-sama doi-nya Faisal hahahaha," goda Aleeta yang langsung membuat wajah Raani memanas.

"Dah... Assalamualaikum." Sambungan diputus oleh Aleeta setelah Raani menjawab salamnya.

***

Terimakasih khusus buat kalian yang bersedia baca ceritaku yang absurd ini... Jazakumullah khoiron:)

.

Semangat puasa nya dan makin giat baca Al-Quran di bulan yang penuh Barakah-Nya.

Wassalamu'alaikum warrahmatullahhi Wabarrakatuh.

*Sumber hadist : Rumaysho.com

Anjeni Meis
05 Juni 2017

Raani & Aleeta ✔(TAHAP REVISI)Där berättelser lever. Upptäck nu