"Udah ah mending kalian berangkat, entar telat loh," ucap papanya Deeva memperingati.

"Eh iya om, jadi lupa nih gara-gara Deeva. Malo gitu Daffa sama Deeva pamit ya om," ucap Daffa sambil menyalim tangan papanya Deeva.

"Pa,ma, Deeva berangkat ya," ujar Deeva sambil menyalim tangan kedua orang tuanya juga.

"Tante, berangkat dulu ya tan," pamit Daffa.

"Iya kalian hati hati ya, jangan ngebut ngebut dijalan, jang-"

"Iya ma, berangkat dulu ya."

---

"Yah, gerbangnya udah ketutup lagi," ucap Daffa sambil mengusap wajahnya pasrah.

"Lo sih!" Jawab Deeva.

"Lah? kok gue? kan elo! Lo bangun aja jam berapa!" balas Daffa tak mau kalah.

"Eh kalo bukan karna lo tadi pagi minta ribut sama gue, pasti gak akan telat juga kali!" jawab Deeva lagi.

"Deeva anancia, yang ada lo yang salah," ucap Daffa penuh tekanan.

"Daffa fanando, yang ada lo yang salah!" balas Deeva meniru ucapan Daffa.

"Lo!"

"Lo!"

"Lo anjir!"

"Lo kampret!"

"Eh eh Daf, itu Yudi kan? murid yang sering buat onar, kok dia ngeliat kita gitu sih?" bisik Deeva.

Daffa sedikit terkejut dengan kehadiran laki-laki itu. Dengan pandai ia senbunyikan rasa terkejut itu dari Deeva.
"Lo takut?" tanya Daffa meremehkan.

"Ya bukan gitu, muka dia serem gimana gue ga takut!" jawab Deeva.

"Iya juga sih, dih gila seramnya melebihi valak," jawab Daffa sambil menggeleng gelengkan kepalanya berpura-pura tidak mengenali sosok seorang Yudi.

"Lah? kok lo yang takut, kan harusnya gue yang takut, lo kan sama-sama cowok!" Balas Deeva sambil menoel bahu Daffa.

Daffa hanya menyengir khasnya.

"Daf, dia kok maju sih?" ucap Deeva gugup.

"Daf, dia makin dekat," ucap Deeva lagi sambil berjalan mundur karena tatapan Yudi yang sangat menusuk kepadanya.

"Daf gue takut," bisik Deeva sambil bersembunyi di belakang Daffa.

"Hai cewek, cantik juga lo," ucap murid yang bernama Yudi itu.

Tampangnya memang seperti badboy, baju kotor, gak rapi, rambut berantakan, tapi anehnya dia ganteng. Tapi itu tidak berlaku untuk Deeva.

Tanpa Deeva ketahui, Yudi semakin dekat dengannya, reflek Deeva pun berjalan mundur.

"Jauh-jauh dari gue!" ucap Deeva dengan nada ketakutan.

"Gue hanya mau kenalan sama lo aja," ucap Yudi sambil meletakan tangannya di pundak Deeva

"Lo gak usah cari gara-gara lagi deh," ucap Daffa santai tanpa emosi sedikit pun.

"Urusan lo apa?" tanya Yudi meremeh kan.

"Urusan dia ya urusan gue juga, kalau lo ganggu dia berarti lo sama aja ganggu gue!" jawab Daffa mulai serius.

"Tapi sayangnya gue hanya tertarik sama dia bukan sama lo, banci!" ucap Yudi memanacing emosi Daffa.

"Sorry gue ga suka main fisik sama orang kayak lo," jawab Daffa tersenyum sinis.

"Lo nya aja banci! gimaja bisa ngelindungin cewek cantik kayak dia?" Yudi semakin gencar untuk memancing emosi Daffa.

Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]Where stories live. Discover now