"Udah gak marah lagi lo sama gue Dev," jawab Daffa sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Lo gak usah bacot, masih mending gue maafin lo."

"Yaelah cantik cantik galak!"
jawab daffa dengan entengnya. dia tidak tau kata kata itu bisa membuat jantung Deeva berderak secara tidak normal.

Deeva terdiam seketika.
"Ha apa lo bil-"

"Yaelah! Becanda kali! Yakali gue muji lo cantik!" Potong Daffa lalu terkekeh kecil.

Deeva mencoba untuk tersenyum.

"udah?" Tanya Deeva.

"jadi aleya kenapa Daf?" tanya Deeva kembali.

"Oh, dia tadi habis main basket, kakinya keseleo, yaudah gue bantu dia jalan."

"O-oh."

"Dev, lo pulang sama siapa?"tanya Daffa tiba-tiba.

"Gak tau."

"Sama gue aja, kan rumah kita sampingan."

"Oke" jawab deeva dengan seyumnya. rasanya ada kupu kupu yang berterbangan di perutnya. jelas, pulang sama doi, siapa yang tidak senang coba.

---

"Dev, jadikan?" tanya Daffa sambil mengemaskan bukunya.

"Yoi!" jawab Deeva sambil fokus dengan ponselnya.

"Ayo" ajak Daffa

Deeva hanya menggangguk kecil sambil tersenyum sebagai jawabannya.

Saat sudah berada di parkiran Daffa menyodorkan salah satu helmnya yang ia simpan di jok motor.

"nih, pakai."

Saat Deeva ingin mengambilnya, yang terjadi malah Daffa yang memakaikannya ke kepala Deeva.

deeva bergeming. Badannya panas dingin seketika.
Kenapa gue harus terkurung dengan keadaan seperti ini? Dekat tanpa boleh mencintai.

"Oke udah," ucap Daffa sambil tersenyum manis.

Daffa menaiki motornya yang berwarna hitam dan menyuruhnya Deeva untuk ikut naik.

"Pegangan," perintah Daffa

"Hmm."

"Pegangan!"

"Iya udah!"

"Lo pegangan diamana anjir?"

"Tas lo," jawab Deeva polos.

"Yaelah."

Tiba-tiba ada tangan yang mendarat di tangan Deeva. Daffa menarik tangan Deeva dan menaruhnya tepat melingkat di pinggangnya.

"Nah, ini baru pegangan,"
Ucap Daffa.

Deeva membeku ditempat, dia ingin pingsan di tempat karena perlakuan Daffa kepadanya.

Bisa gila gue.

Saat diperjalanan mereka memutuskan untuk mampir ke taman sebentar, sekedar untuk melepaskan kebosanan mereka jika harus langsung pulang.

Daffa duduk di kursi taman yang telah disediakan dan lagi-lagi Deeva hanya mengikuti.

"Dev." suara Daffa memecahkan keheningan di antara mereka yang terjadi sudah beberapa menit.

"Hm?"

"Gue mau bilang sesuatu."

Seketika jantung deeva berdetang lebih cepat.

"Apaan?" tanya Deeva gugup.

"Gue mau jujur," ucap Daffa menggantung.

"Iya?"

"Aleya cantik ya?" ucap Daffa sengan senyuman manis.

DEG!

Seketika badan Deeva lemas, air matanya hampir jatuh, tapi dia tahan, dia tidak ingin Daffa mengetahui rasa yang ia simpan ke Daffa selama bertahun-tahun.

"I-iya. Lo suka ya sama dia?" jawab Deeva sok tegar, padahal di dalam hatinya ia rapuh karena tiga kata yang diucapkan Daffa barusan.

"Gue gak tau, cuma gue rasa sih iya."

Degg!

Lagi lagi Daffa membuat deeva jatuh sejatuh-jatuhnya. Air matanya hampir jatuh tapi ia tahan, moodnya seolah hilang seketika saat mendengar kata-kata itu.

"Bukan kata itu yang gue mau lo ucapkan Daf," batin Deeva.

"Jadi, lo ngapain bilang ke gue? bilang aja langsung ke Aleya," jawab Deeva dengan suara orang yang seperti mau nangis, dan itu kenyataannya. Dia berharap Daffa tidak peka dengan suaranya itu.

"Nah itu dia, gue mau ungkapin perasaan gue ke dia, cuma gue tanya aja ke elo dulu, kan lo cewek ni, biasanya kalo cewek suka apa?" jawab Daffa enteng.

"Jadi lo ngajak gue pulang bareng karena ini Daf? makasih udah bikin gue jatuh dan bikin hati gue rapuh lagi," batin Deeva.

"Dev? kok lo malah ngelamun sih?" tanya Daffa.

"Emm Daf, gue bentar lagi ada acara sama keluarga, pulang yuk? entar aja bahasnya lo chat gue ya." Deeva bohong, dia sudah tidak tahan menahan air matanya. Maka dari itu ia meminta Daffa untuk mengantarnya pulang.

"Yaudah deh, entar aja bahasnya, ayuk pulang."

"Elo gak akan ngerti sama perasaan dan perjuangan gue daf, gue tau elo juga lagi memperjuangin aleya, sampai sampai elo gak peduli dengan orang yang tulus sama lo(':"
-Deeva Anancia

"Gue ngerasa ada yang aneh dari lo Dev"
-Daffa Fernano

bersambung..

ayo follow ig author

elicia_aprilia

Ritirarsi Per Amore [COMPLETED]Where stories live. Discover now