Adivan 32

9.7K 315 12
                                    

Srett

"Aw!" Pekik Rayya.

Darah mengalir segar dari lengannya yang tergores oleh ranting pohon. Ia memang ceroboh, tidak berhati - hati memperhatikan jalan.

Akhirnya ia pun berlari menuju kursi taman. Ia mengeluarkan botol air mineral yang ia bawa lalu membersihkan lukanya. Perih memang, namun itu harus dilakukan agar tidak terinfeksi.

Dari samping tampak seseorang yang sedang memperhatikan dirinya. Rayya yang risih diperhatikan seperti itu langsung menghadap ke cowok itu.

"Kenapa liat - liat?" Tanya Rayya sarkastik.

Cowok itu meringis mendengar pertanyaan Rayya.

"Galak bener," ucapnya dalam hati.

Cowok itu mengeluarkan sebuah hansaplast dan langsung memakaikannya dilengan Rayya. Merasa lengannya aneh, ia langsung menoleh dan hanya diam memperhatikan wajah cowok itu. Ia ingin marah namun tertahan, wajah cowok itu entah mengapa membuat hatinya tenang.

Merasa diperhatikan, setelah memakaikan Rayya hansaplast, ia langsung menatap Rayya intens. Rayya pun tersadar, lalu ia memalingkan wajahnya.

"Ma-makasih," bisik Rayya.

"Oh iya kita belum kenalan, gue Reynaldi. Panggil aja Rey. Padahal kita waktu itu pernah ketemu ya, hehe." Ucap Rey memperkenalkan diri sambil menarik paksa tangan Rayya untuk berjabat tangan.

Rayya terkejut dan mempelototi Rey, namun ia tak tampak takut. Dengan cepat ia segera melepaskan tangannya dari tangan Rey.

Lalu Rayya berdiri dan ingin pergi namun ditahan oleh Rey.

"Apaan lagi--?" Omelan Rayya terpotong dengan Rey.

"Tunggu, lo belom bilang nama lo siapa?" Tanya Rey.

"Rayya." Jawab Rayya ketus.

Rey mengangguk paham. Lalu ia ikut berdiri dan menggandeng Rayya menuju motornya diparkirkan. Rayya bingung dan sedikit takut dengan Rey, mau dikemanakan dirinya. Rey menaiki motornya dan mengisyaratkan Rayya untuk menaiki motornya juga.

Rayya tampak berpikir ragu, bagaimana jika dirinya diculik?

"Ayo naik. Gue anter. Lo mau kerja kan?" Tanya Rey.

Deg

Rayya terpaku. Ia masih bingung dengan sikap Rey bahkan ia merasa dirinya bermimpi bertemu dengan orang aneh.

"Engga usah, gue naik kendaraan umum aja." tolak Rayya.

"Loh kenapa? Apa lo takut sama gue? Gue bukan penculik kok, lagipula apa salahnya kita membantu?" Tanya Rey.

Dalam hati Rayya ia menyetujui ucapan Rey. Namun tetap saja ia takut apalagi mereka baru kenal. Dengan berat hati ia menaiki jok belakang motor Rey.

"Kantor lo dimana?" Tanya Rey.

"Beasty Inc." Jawab Rayya.

Rey mengangguk. Lalu ia melajukan motornya dengan kecepatan rata - rata menuju kantor dimana Rayya bekerja.

***

     Hari ini Sierra tampak muram karena semenjak kepulangannya ke tanah air, ia jarang sekali keluar rumah dikarenakan belum sembuh total dari sakitnya. Jadi sekarang ia memutuskan untuk pergi ke luar rumah dan ditambah lagi dirumah tidak ada siapapun. Ini kesempatan baginya karena jika ada orangtuanya ia harus dijaga dengan kedua bodyguard.

Dengan dress hijau tosca selutut dan high heels dengan wajah yang sedikit dipoles ditambah lipstick merah muda yang mengesankan dirinya terlihat sedikit muda dari usianya. Setelah kiranya cukup, ia bersiap pergi menuju mall di area Jakarta Barat.

Adina Dan DivanWhere stories live. Discover now